Chap 12

3.4K 251 10
                                    

Naruto memasuki Mansion setelah kejadian tadi saat ia berpapasan kembali dengan sang mantan suami. Sekarangpun mobil yg terparkir di depan Mansion nya sudah menghilang(baca:pergi maksudnya.#plakk)(lewat)

Sang wanita berjalan menuju ruang keluarga mendekati kedua anak kembarnya.

Keadaan di Mansion sangat sepi hanya ada para maid dan penjaga. Karena Kushina dan Minato sedang pergi ke Korea karena ada urusan bisnis.

Setelah sampai di ruang keluarga, ia bertekuk lutut dan menarik kedua anaknya kedalam dekapannya.

Ia memeluk kedua anaknya erat(baca:erat sangat erat sampai rasa ini terasa sampai ke urat#plakk)(hiraukan)

"Hiks...hiks...hiks..."isakan keluar dari bibir plum nya.

"Mama kenapa?"tanya Sarada.

"Jangan...jangan tinggalkan...hiks...kaa-chan.Kaa-chan mohon...hiks...kali ini saja.Kaa-chan mohon."pinta Naruto.

"Mama ngomong apa sih? Sarada gak suka dengar kata-kata itu."ketus Sarada kesal.

"Tapii..."ucap Naruto terhenti.

"Gak. Kami gak akan ninggalin kaa-san. Ingat kami ada disini jadi jangan katakan itu lagi. Kalau Kaa-san masih mengatakan itu, aku dan Sarada benar-benar pergi."ucap Menma mutlak.

'Waw'ucap Sarada dalam hati baru kali ini kembaranya berkata panjang dan banyak ini sangat langka(baca:langka kayak semangka#plakk)(semangka kagak ada langka-langkanya baka)(abaikan)

"Ya, Mah jadi jangan sedih lagi. Kita gak akan ninggalin Mama. Mama itu segalanya buat kami. Kalau gak ada Mama mungkin kita gak akan terlahir. Jadi tugas kami adalah merawat, menemani, membantu, dan menjaga Mama.Walau semua tak sebanding dengan kasih sayang dan jasa Mama, kami akan terus berusaha membuat Mama bahagia. "ucap Sarada tersenyum.

"A...ariegatou."ucap Naruto.

"Hm."ucap Sarada mengangguk.

"Tapi kalian ada disini bukan karena Kaa-chan doang. Itu karena Tou-san kalian. Apakah kalian tidak benci Kaa-san yg sudah menjauhkan Kalian dari Tou-san kalian?"tanya Naruto dengan tangisan yg telah mereda(baca:berhenti)

"Tidak Kaa-san tidak salah yg salah itu Tou-san karena telah menyia-nyiakan Kaa-san.Kalau saja Tou-san sayang kami,pasti dia akan kembali. Tapi tidak, Tou-san tidak kembali, dia tetap menelantari kami, kemana Tou-san saat kami mendapat prestasi di sekolah? kemana Tou-san saat aku dan Sarada merindukannya? dimana dia saat Kaa-san menagis? Dimana Kaa-san dimana?bahkan menurutku dia tidak pantas untuk di panggil Tou-san. Aku benci dia."ucap Menma dengan wajah cuek.

'It's so amazing,wow.'ucap Sarada dan Naruto dalam hati.

"Sarada juga."ucap Sarada dengan muka kesel.

"Kaa-san mohon jangan membencinya. Tolong, dia adalah Tou-san.Kalian ada karenanya. Walau dia mengabaikan kalian."ucap Naruto memohon.

"Ya. Kalau begitu dengan berat hati demi Kaa-san. Kalau kau Menma?"tanya Sarada.

"Hn. Apa Kaa-san meminta kita tidak membencinya karena Kaa-san masih mencintainya?"ucap Menma singkat.

"Dari mana kau tau Menma?"tanya Naruto.

"Aku mendengar setiap omongan Kaa-san dari dalam kamar."ucap Menma.

"Benarkah?"tanya Sarada.

"Habis Kaa-san kalau ngomong keras-keras kalau malam hari."dusta Menma.

'Perasaan pelan tu aku ngomong.'ucap Naruto.

"Tapi aku gk dengar tuh."ucap Sarada.

"Mungkin Menma salah dengar."
Ucap Naruto.

'Aku gak salah dengar Kaa-san aku juga melihat Kaa-san menangis malam itu.'ucap Menma dalam hati.

"Mungkin."ucap Menma datar.

'Fyuuhh,syukurlah dia gak sadar kalau yg nangis itu aku. Aku seharusnya lebih hati-hati. Aku gak boleh lemah kalau mereka gak ada atau sedang tidur.'ucap Naruto dalam hati.

"Kalian gk mau tau nama Tou-san kalian?"tawar Naruto.

"Memang siapa namanya?"tanya Sarada.

"Uchiha Sasuke."ucap Naruto singkat.

.
.
.
TBC
Sampai chap selanjutnya
.
By

My Life {Slow Up}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang