Chap 21

4.8K 250 77
                                    

Setelah lamanya perjalanan, akhirnya Sai dan Ino sampai depan Mansion Uchiha.

Saat mereka ingin masuk, secara bersamaan ada satu unit mobil lamborgini berwarna hitam obsidian.

"Siapa ya??"tanya seorang wanita dengan maik emerald dan surai bubble gum terang a.k.a Sakura.

"Ck."decak Ino pelan.

"Ouhh... Ternyata kalian... Untuk apa kau, seorang pelayan toko Ichikuma dan seorang adik dari wanita murahan kesini?"tanya Sakura menunjuk mereka berdua.

"Hai... Nona... Kami ingin berkunjung ke mansion ini."jawab Sai tersenyum.

"Ouh... Hanya itu? Tidak kah sekalian meminta sumbangan??"tanya nya.

Ino yang mendengar itu mengepal tangan kuat.

"Kalau nyonya mau menyindir saya silakan... Tapi jangan kau sindir kekasihku."ucap Sai.

"Ouh, jadi kau kekasih pelayan tokoh ini... Khehehe... Lucu sekali, seleramu rendah juga ya Yamanaka Namikaze Ino, sama seperti sepupu mu itu. Terlalu dungu dan polos."sindir nya.

'Sabar Ino... Sabar.'iner Ino.

"Kuperingatkan lagi nyonya, jangan mengejek kekasih ku."peringatan kedua keluar dari mulut Sai.

"Hahahaha... Kalian ini, apakah kau tidak diberi uang oleh kekasih barbie mu ini?, diakan kaya... Atau kau sedah jatuh miskin ya Yamanaka?"tanya nya pada Sai dengan nada mengejek.

"Ahh, seperti nya kami salah alamat... Maaf, kami kesini bukan untuk meminta apapun. Sekali lagi, maaf kami salah alamat."ucap Sai mengambil jalan singkat, karena ia melihat Ino mulai mengeluarkan emosi nya. Ia juga tak tahu bahwa mansion ini sudah berubah, mungkin bukan milik Uchiha lagi 'pikir nya. Sungguh ia tak tau.

"Lebih baik kalian pergi dari sini... Kalian tidak pantas disini, kalian ini rendah, mansion ini bisa kotor hanya karena kalian, dasar tak tau diri."sindir Sakura.

Ia pun menarik tangan Ino masuk mobil.

"Aku tidak tau kalau rumah ini sudah di jual."ucap Sai.

"Aku juga tak tau... Aku sangat malas untuk menginjak kan kaki di mansion milik Uchiha. Terakhir kali ku pergi kesana saat pernikahan Naru-chan... Sekarang pun mereka sudah bercerai."ucap Ino *ralat dusta Ino.

"Yasudah kita mau kemana setelah ini?"tanya Sai memasang sabuk pengaman.

"Serah kau."kesal Ino.

"Mulut mu, mau kucium hm?!"tawar Sai.

"Ehh..."aneh Ino dengan muka merah lalu memalingkan nya.

Mansion Uchiha

"Ada apa?? Bising sekali?"tanya Fugaku datar.

"Tadi, ada nyonya muda Yamanaka kesini dengan kekasih nya. Kukira mereka ingin meminta sumbangan... Ternyata hanya berkunjung. Aneh nya kenapa ia harus mengajak kekasih nya yang seorang pelayan tokoh."sindir Sakura enteng.

"Hn."jawab Fugaku dingin. Fugaku tidak tau jika yang Sakura maksud adalah Sai.

"Ada apa anata??"tanya Mikoto menghampiri sang suami.

"Tidak ada bu... Hanya tadi nyonya muda Yamanaka dan sang kekasih datang berkunjung. Hahaha... Aneh kan, mereka kan sudah tak ada hubungan dengan kita lalah berani pergi berkunjung membawa kekasih nya pula, tapi tenang mereka telah pergi... Salah alamat katanya... Aku pun bingung, padahal sudah ngotot tadi nya dia. Ku usir saja tak ada gunanya."ucap Sakura tanpa sadar merubah ekspresi milik nyonya besar.

"Sai... Anata... Sa-s-sai."gumam sang nyonya besar dengan cairan liquid bening yang jatuh dari mata nya.

"Itu Sai anata... Sai."ucap nya dengan tangis seseguk kan meremas baju sang suami lalu menyenderkan kepala nya ke dada sang suami.

"Ada apa koi... Aku tak mengerti??"heran Fugaku.

"Kita masuk, oke."ucap Fugaku membawa sang Istri masuk.

Di Dalam Mansion Uchiha

"Anata... Sai..."ucap nya menangis.

"Tenangkan diri mu."ucap sang suami mengelus punggung sang istri.

"Ada apa ini?? Aniki?"tanya Sasuke pada Itachi, hanya dibalas gelengan heran sang kakak.

"Tou-san... Ada apa?"tanya Sasuke.

"Tou-san tak tau Sasuke."ucap Fugaku.

"Kaa-san... Kaa-san kenapa nangis? Kaa-san?"tanya Sasuke memengang bahu Mikoto.

"Hiks... Sai... Sai, Sasuke..."ucap Mikoto.

"Ada apa dengan Sai?"tanya Sasuke.

"Sai pergi..."ucap Mikoto lirih.

"Sai sudah datang?"tanya nya dijawab agukkan kecil sang ibu.

"Hiks... Ia sudah pergi... Tadi... Hiks diusir sama Sakura."ucap Mikoto jujur.

"Di diusir Sakura?"aneh Sasuke.

"Ehh... Kok aku?"heran Sakura.(goblok sih lo__-*)

"Apa benar itu, Sakura?"tanya Sasuke pada Sakura.

"Ti-tidak Sasuke."ucap nya.

"Jawab jujur Sakura!!"bentak Sasuke.

"Kalian ini, Sai itu siapa?? Aku tidak tau."tanya nya bingung.

"Kau tidak usah bohong Sakura!"seru Sasuke.

"Serius aku tidak tau."ucap nya. Sedangkan Sasuke hanya menaik kan alis heran.

"Kau yakin?!"tanya Sasuke.

"I-iya..."ucap Sakura takut.

"Coba kau ceritakan apa yang terjadi, ku tak kan mungkin menanyakan nya pada Kaa-san. Ia sedang menangis. Jelaskan!"perintah Sasuke.

"Ta-tadi, a-ada a-dik si wani-ta mu-murahan yang menggang-gu kencan ki-kita du-lu ke-kesini... Mem-bawa ke-kasih nya kesi-ni un-tuk ber-kunjung... Ku han-ya aneh saja... Mere-ka sudah ti-tidak ada hubungan a-apa-apa lagi dengan kita kan... Yasu-dah ku us-sir mereka. Apa aku salah?"jelas Sakura bertanya takut.

"Hn... Kaa-san bisa kau jelaskan dimana letak kesalahan nya?"tanya Sasuke lembut.

"Ia... Mengusir kekasih Ino... Jika ia tau ini... Itu akan membuat nya kecewa... Ku sudah berjanji untuk memberi nya hak sepenuh nya sore ini... Bagaimana kalau... Sai kecewa dan pergi... Dia kan pergi..."ucap Mikoto di sela tangisan nya.

"Mak-maksud ibu Sai itu kekasih Ino?"tanya Sasuke di balas anggukan sang ibu.

"Bre****k kau Sakura... Berani nya kau mengusir Sai. Kuberi kau waktu semalam untuk merapihkan baju mu... Kita akan bercerai dan besok kau akan pergi dari sini."ucap Sasuke menarik kerah baju Sakura lalu mengendurkan nya lagi.

"Tapi..."

"Ke putusan ku telah bulat... Jika kau berani melanggar keluargamu akan mendapatkan penurunan saham drastis."ucap Sasuke dengan seringai keji walau manik onyx nya berkata lain.

Ya, ia kecewa dan sedih tentu nya. Keinginan nya tuk bertemu sang 'adik' sepupu harus pupus saat ia sudah menyiapkan hadiah nya.
.
.
.
T. B. C.
.
.
Tunggu chap berikut nya ya!!
Di mohon jika suka... Vote ya...
Biar Salfa bisa Up walau tak sering :)
...
.

.

.
Vote mana suara nya...???
👇👇

My Life {Slow Up}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang