SANG JEMBATAN (1)

20 2 1
                                    

Menapaklah jejak kakinya pada tanah, sebelum meyakinkan bahwa gerak selanjutnya adalah melangkah ke depan

Pada suatu jembatan
Dimana kayu tempat ia berpijak tampaknya berhasil membuat bulu kuduk berdiri

Namun rasa penasaran yang menggelitik memaksanya melangkah
Atas apa yang ada di seberang matanya
Sungguh menggiurkan

Lagipula ia membutuhkannya
Untuk mengisi potongan puzzle yang tak kunjung lengkap

Tapi entah kenapa setiap ia berhadapan dengan Sang Jembatan
Tepatnya di pucuk kenyamanan
Semua mendadak runtuh
Hancur luluh

Ketika telapak tak lagi bepijak
Ia terperosok ke dalamnya jurang yang sudah menganga sedari tadi, bersiap melahap

Ia yang tak berdaya, hanya bisa menerima lebam dan luka
Tapi tak sampai disini saja
Ia masih terus mencoba

Hujan SajakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang