SANG JEMBATAN (3)

15 2 1
                                    

Terjatuh lah ia pada jurang putus asa
Masih terbelalak matanya
Dan pikirannya menggedor-gedor pintu hati yang masih tak percaya apa yang baru saja terjadi

Sampailah saat dimana raga mendarat pada tanah
Tersungkur sebentar
Lalu merangkak dan terhuyung-huyung
Sembari mendongakkan kepalanya
Mencoba menatap sepasang mata yang tak lagi bisa ia tatap

Sang Pujaan membuang muka
Seakan ia tak tertulis dalam ingatannya
Seakan ia tak pernah melihatnya
Seakan ia tak pernah ada di dunia

Ah, rupanya....
Ia baru tersadar bahwa ia hanyalah secuil kata dalam ribuan alinea

Yang baru saja ia tatap matanya
Kenyamanan yang baru ia rasa
Hanya sementara
Berlangsung sekejap saja
FANA!

--------------------------------------------------------------

Apa salahnya dia?
Dalam langkahnya menuju dewasa
Ia hanyalah seorang remaja yang ingin mencicipi bagaimana rasanya cinta
Seperti manisnya kisah kasih di luar sana

Atau selama ini cerita tersebut hanyalah fiksi belaka?
Kalau memang benar nyata, lantas mengapa kisah kasih itu...
Seperti yang pernah ia dengar
Yang pernah ia lihat
Yang pernah ia baca

Namun tak pernah ia rasa?




Hujan SajakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang