"Nak, Tidak bisakah kau belajar berdamai dengan Sang Benci?
Dia tetanggamu,
Berbaik-baiklah dengannya.""Dia sudah memberimu nasi bungkus tadi pagi. Oh ya, dengan minumannya juga! Hah....
Kau ini, malah memalingkan mukamu begitu saja.""Tapi, bu... dia itu memyeramkan.
Sekelam hitam malam,
Dimana kau memohon ajal menyapa.""Tidak, nak. Dia sudah berbuat baik padamu, cobalah berdamai dengannya"
"Bu, niscaya aku akan menjadi rasa benci itu sendiri. Aku takut nantinya aku membusuk perlahan,
Lalu hilang dibawa angin.""Kalau kau tidak mau menurut, kau akan mati dengan cara yang lebih mengerikan dari itu!!
Sekarang, pergi! Masuk ke kamarmu!""Tak ada makan malam untukmu kali ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Sajak
PoetryKumpulan sajak yang turun dari gumpalan awan dalam hati, siap mengguyur para insan yang membaca tiap tetes diksinya. Selamat membaca :)