"Jangan sentuh!"
Wanita itu secepat kilat memukul tangan yang menggerayang nakal di bokongnya. Namun sebaliknya, tangan nakal itu tak pergi jauh dari tubuhnya. Si pemilik tangan di belakangnya itu malah memeluk pinggang rampingnya, menenggelamkan sang wanita dalam pelukan tubuhnya yang besar.
"Kenapa? Hng? Kau suka kan saat berpelukan denganku?" Pria itu tersenyum senang, merapatkan tubuhnya lebih lagi walaupun ia mendapatkan penolakan.
Lagi, wanita itu memukul tangan yang memeluknya, bahkan berkali-kali. "Lepaskan, aku sedang bekerja!" Gertakannya sedikit membuahkan hasil, pelukan sang pria melemah dan ia menjadi lebih leluasa bergerak.
Segera setelah menyelesaikan pekerjaannya, wanita itu langsung saja mengambil nampan dan mengantarkan kopi pesanan pelanggan di luar. Beruntung tempatnya bekerja sedang tak begitu ramai sehingga pekerjaannya yang sedikit lambat tidak begitu ketara.
Dan bagusnya lagi pantry dimana adegan dewasa tadi terjadi, tertutup dari luar. Di waktu lengang seperti ini memang ia akan mempunyai waktu yang cukup banyak untuk bersantai. Sayangnya waktu itu juga sering digunakan rekan kerjanya untuk mencari-cari kesempatan.
Setelah mengantarkan frapuccino pesanan ke meja di luar, wanita itu kembali ke pantry dengan sebuah gelas kosong bekas Iced Taro Latte, pesanan seorang pemuda yang baru saja pergi.
Cafe benar-benar sepi kecuali pelanggan yang memesan frapuccino tadi.
Selangkah setelah ia masuk ke dalam pantry, wanita itu langsung menyadari tatapan rekan kerjanya yang sedang bersandar di tembok, seakan dengan sengaja berada di sana, menunggunya kembali. Hanya satu detik waktu yang dibutuhkan wanita itu untuk berfikir bahwa ia harus menjauh dari anak Adam itu.
Berpura-pura tidak tau dengan keberadaan pria itu, ia memilih mencuci gelas kotor. Memunggungi si pria yang masih saja betah tersenyum layaknya seorang pria cabul.
"Ini siang hari, Euigeon-ssi. Hentikan pikiran cabulmu itu."
Si rekan kerja itu tertawa kecil, merasa tersinggung walaupun itu kenyataan, dia memang tengah dalam mode berkhayal. Pria itu kemudian berjalan mendekati si wanita, kembali bersandar kali ini di sebelah wastafel cuci tempat ia mencuci gelas.
"Cih," pria yang di panggil Euigeon itu berdecih, "kau menghina wajahku, ya? Dan juga.." tiba-tiba saja ia mecengkram dagu sang wanita, memaksanya untuk menatap, "..sudah berapa kali aku bilang namaku bukan Euigeon."
Plak! Plak! Plak!
Sang wanita tak peduli walaupun mendapatkan gertakan, menampari lengan pria itu sampai dagunya dilepaskan. "Kau memang berwajah cabul dan namamu Euigeon."
"Cih," Pria itu berdecih lagi, bersedekap menahan kesal karena gertakannya yang gagal total, "terserah kau saja, bagaimana pun kau mau memanggilku. Aku akan membuatmu mendesah nanti."
"Mendesah?" wanita itu terkekeh, "aku akan nyanyikan lagu beruang untukmu."
"Beruang?"
"Iya." sambil mengeringkan tangannya, wanita itu tersenyum licik, "karena kau ayah beruang."
"Ayah beruang?"
Sambil berjalan keluar, wanita itu menyanyikan lagu anak-anak, "Dalam sebuah rumah, tinggal lah tiga orang beruang. Ayah beruang, Ibu beruang dan anak beruang. Hahaha,"
"Oh, ayah beruang ya?" Senyum merekah di pipinya, kemudia pria itu segera memeluk punggung si wanita. Tak tanggung-tanggung, ia memeluknya erat hingga kedua lengan kurus itu ikut terhimpit di antaranya.
"Ah! Hentikan! Sakit!"
"Sst, jangan berisik, nanti ada manusia yang melihat kita. Hmm .. Aju-ya. Jadi, apa kau mau membuat anak beruang bersamaku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Wattpad and Chill 18🚫
Fanfic🚫PLAGIAT ADALAH TINDAKAN KRIMINAL🚫 [REPOST] Wattpad and Chill was popularly known as Lost, Lust, Love. Penulis memperhatikan beberapa orang mungkin tidak akan nyaman ketika bias mereka mendapatkan karakter yang buruk. Mohon ditekankan bahwa semua...