Jatuh cinta. Apa yang salah? Tidak ada yang salah jika seseorang mengalami sesuatu yang dinamakan jatuh cinta. Tapi, ada satu hal yang menyalahkan jatuh cinta. Hanya ada satu. Jatuh cinta pada orang yang salah. Aku mengalami itu semua. Jatuh cinta, namun pada orang yang salah.
Namaku Kim Chaeryung. Dan yah, tidak ada yang salah dalam hidupku selama 20 tahun terakhir. Kecuali yang satu itu tadi. Kemana aku merasakan jatuh cinta itu. Biasanya orang akan sangat senang jika merasakan jatuh cinta. Merasa getaran kupu-kupu nakal di perutnya, debaran jantung yang tidak teratur, dan sebagainya. Aku mengalaminya. Namun aku sama sekali tidak senang.
Aku jatuh cinta pada Kim Taehyung, yang nistanya adalah kembaranku sendiri. Gila? Yah, aku pun menganggap diriku gila dengan memikirkan bahwa aku telah terjatuh pada saudaraku sendiri. Tapi, aku juga tidak bisa mengelak dengan kenyataan bahwa debaran jantung dan kupu-kupu di perutku itu menggila karena Taehyung.
Delapan belas tahun aku hidup dengannya, aku merasakan bagaimana menjadi adik. Kami tumbuh bersama sejak kecil, dan aku tau segala keburukan Taehyung. Dan lagi-lagi aku menggila memikirkan aku jatuh cinta padanya.
Aku bukan seorang suci yang polos dan baik. Tidak. I'm also a sinner. Aku mengakui bahwa aku sudah tidak perawan lagi. Aku memiliki kekasih, dulu. Dan aku mengakhiri hubunganku dengannya karena satu alasan. Tidak perlu kuperjelas apa alasannya, kan?
Aku tau ini salah, tapi dalam setiap mimpi gilaku, hanya ada Taehyung. Bagaimana Taehyung memelukku. Bagaimana Taehyung menciumku. Bagaimana kami berakhir dalam satu selimut yang sama. Sungguh pikiran gila.
Aku sudah cukup berdosa karena tidak mengindahkan apa yang seharusnya tidak kulakukan--kehilangan keperawanan, dan aku masih terus-terusan menambah dosaku dengan menjadikan saudara kembarku sendiri sebagai pemenuh fantasi seks gilaku.
Aku memang sudah tidak waras. Tergila-gila pada seorang Taehyung. Tapi maksudku, bagaimana mungkin aku tidak tergila-gila padanya? Dia tampan, sangat. Kuulangi, sangat. Tatapannya, bibirnya, kulitnya, setiap inchi tubuhnya. Aku memujanya.
Perasaan gila ini muncul pertama kali dua tahun lalu, saat kami lulus sekolah dan memutuskan untuk tinggal berpisah dari kedua orang tua kami. Aku kuliah di Seoul, sementara dia yang otaknya memang tidak sekeras milikku itu memilih kuliah di Jepang.
Setelah kami berpisah selama sebulan, aku mulai merasa kehilangan. Jadi kami sering melakukan Skype atau Video Call. Di salah satu Video call nista itulah aku mulai menyukainya. Dia yang memilih bertelanjang dada saat itu. Dengan mudahnya dia menceritakan pengalamannya seharian penuh, dengan tubuh terbuka seperti itu di depan mataku.
Kami memang dekat. Tapi terakhir kali aku melihat tubuhnya adalah saat umur 13 tahun. Dengan brengseknya dia memperlihatkan tubuh berototnya yang aku tidak tahu sejak kapan dia memilikinya. Mantan pacarku? Sama sekali tidak seksi seperti dirinya!
Aku diam-diam menjadi stalker untuknya. Bodoh. Memang. Aku memperhatikan setiap akun media sosialnya. Menjadi pengamat, takut jika tiba-tiba ia mengencani gadis Jepang yang mendesah seperti anak-anak. Dan aku bersabar selama dua tahun terakhir.
Liburan kali ini aku memutuskan untuk berkunjung ke Jepang, melihatnya. Aku begitu rindu dirinya. Aku ingin tenggelam dalam pelukan di dadanya yang bidang, di kelilingi oleh otot lengannya. Dan juga, aku merindukan bau keringatnya. Dulu aku selalu mengejeknya bau. Sekarang aku bahkan diam-diam menyimpan pants lamanya di bawah bantalku.
GILA. Kim Chaeryung memang sudah gila.
Aku tidak membawa banyak pakaian. Alasannya? Aku ingin memakai baju besar Taehyung. Aku ingin tampil cantik dan isi tasku semuanya hanyalah alat make up dan juga set bikini seksi. Bukankah aku sudah gila? Aku berharap Taehyung kalap dan mau bercinta denganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wattpad and Chill 18🚫
Fanfic🚫PLAGIAT ADALAH TINDAKAN KRIMINAL🚫 [REPOST] Wattpad and Chill was popularly known as Lost, Lust, Love. Penulis memperhatikan beberapa orang mungkin tidak akan nyaman ketika bias mereka mendapatkan karakter yang buruk. Mohon ditekankan bahwa semua...