Cast:
• Park Chanyeol
• Byun Baekhyun(GS)• Oh Sehun
• Xi Luhan(GS)
• Kim Jongin a.k.a Kai
• Do Kyungsoo(GS)
• and OtherCHANBAEK
~Tinggalkan jejak! Dan buktikan bahwa anda saling menghargai karya satu sama lain~
Warning: Typo dimana-mana!
Happy reading guys..
"Pertemuan kita adalah takdir. Dan perpisahan kita adalah ujian yang akan membuktikan bahwa kita memang ditakdirkan bersama atau hanya sebuah pertemuan biasa yang ditulis Tuhan agar kita hanya sebatas saling kenal"
DYUM
Baekhyun melangkahkan kakinya keluar dari rumah sakit milik mertuanya itu. Ia berdiri menatap kosong ke depan. Ia sudah menceritakan masalah rumah tangga nya kepada sepupunya, Jongin. Jongin memang tidak memaksanya, namun ia sendiri yang ingin menceritakan masalah itu ke Jongin. Karena Jongin lah tempat ia bercerita sejak dulu. Jongin yang selalu melindunginya dan menyayanginya membuatnya merasa aman dan nyaman. Dan tidak sadar ada yang tersakiti oleh dirinya.
Baekhyun menghentikan taxi untuk menuju apartemen miliknya. Hari ini ia belum bekerja di SM Hospital, besok pagi ia akan memulainya dengan Dokter bimbingannya yang ia ketahui bernama Oh Sehun.
Baekhyun tersentak saat supir taxi mengatakan telah sampai. Ia tak bergerak mengingat kejadian tadi pagi yang menimpanya. Sedikit ada rasa takut saat memikirkan Chanyeol akan kembali melakukan kekerasan pada dirinya. Baekhyun menghembuskan nafas pelan.
"Ke Caffe XXX, Pak"
Baekhyun memutuskan akan memghabiskan waktunya di Caffe itu. Lagi pula mungkin masih ada kekasih Chanyeol di sana. Ia tidak akan menganggu mereka sampai mereka merasa puas dan pergi dari sana. Huft, kalau dipikir-pikir seharusnya yang di tampar di sini adalah Chanyeol. Karena lelaki itu yang membawa wanita lain ke apartemen mereka. Jangan berpikir Baekhyun cemburu, karena haknya untuk itu sudah tak berlaku lagi bertahun-tahun yang lalu.
Baekhyun membayar taxi dan memasuki Caffe lalu memesan minuman favoritnya. Jus Strawberry. Ia duduk di dekat dinding kaca menghadap jalan. Mencoba menenangkan pikirannya untuk sementara. Lagi pula jam masih menunjukkan pukul 12 siang. Ia akan menjelajahi Seoul nanti walau ia sudah tau seluk beluknya kota ini.
"Baekhyun-ssi?"
Baekhyun mendongak ke arah suara ketika namanya terpanggil. Kemudian tersenyum ramah pada orang yang memanggil namanya tadi. Lalu berdiri untuk membungkuk sedikit menyambut orang itu.
"Dokter Oh" ucap Baekhyun.
Sehun tersenyum kecil. "Aku tidak menjabat sebagai Dokter sekarang. Ini di luar rumah sakit. Panggil Sehun saja" balas Sehun dengan kekehan kecil setelahnya. "Boleh aku duduk di sini?" lanjutnya karena merasa tak nyaman terlalu lama berdiri.
"Oh tentu Dok-- maksudku Sehun" kikuk gadis mungil yang telah berganti marga tersebut.
Pelayan datang tepat ketika mereka sudah duduk di kursi yang saling berhadapan.
"Strawbery?" tanya Sehun dengan senyuman gelinya kepada Baekhyun saat pelayan tersebut telah meletakkan pesanan Baekhyun serta telah mencatat pesanan Sehun lalu pergi meninggalkan mereka.
"Aaa, yah. Aku begitu terobsesi dengan buah yang satu ini" semangat Baekhyun ketika menceritakan sedikit tentang buah kesukannya itu. "Maafkan aku ketika tadi langsung meninggalkanmu saat bertemu Dokter Kim tadi. Aku tidak berpamitan" sungkan Baekhyun ketika kembali mengingat pertemuan terakhir mereka di rumah sakit. Ia melupakan Sehun begitu saja saat melihat tatapan tajam dari Jongin kepadanya.
"Tidak apa-apa. Lagi pula sepertinya kau dan Si Hitam itu perlu ada sesuatu untuk di bicarakan" Baekhyun mengernyit mendengar jawaban Sehun.
"'Si Hitam?'" tanyanya dengan bingung.
Sehun tertawa mendengar pertanyaan Baekhyun yang terlihat bingung dengan kata 'Si Hitam' yang ia sematkan untuk Jongin.
"Si Hitam itu yang membawamu pergi tadi" jawab Sehun memperjelas kebingungan Baekhyun. Baekhyun hanya mengangguk mendengar jawaban Sehun dan sedikit terkekeh setelah menyadari bahwa 'Si Hitam' itu adalah Jongin, sepupunya.
"Dia sepupuku" ucap Baekhyun dan melihat Sehun terdiam, sepertinya terkejut dengan apa yang dikatakan gadis itu.
"Benarkah? tapi setelah ku lihat kau tidak hitam seperti Jongin" Sehun menatap Baekhyun lekat. Karena gadis itu memang putih bersih, beda dengan Jongin. Baekhyun hanya tertawa melihat kelakuan dokter pembimbing nya itu.
"Dia tidak hitam, dia tan"
***
Chanyeol merebahkan badannya di atas sofa yang panjang dan menghadap tv. Melihat berita yang menurutnya tak bermutu. Chanyeol bosan. Satu jam yang lalu Kyungsoo telah pergi dari apartemen nya karena wanita itu shift malam di rumah sakit. Sedangkan dirinya akan memulai bekerja di sana besok pagi.
Ia memikirkan perkataan ayahnya kemarin yang menawarkan Baekhyun untuk bekerja di rumah sakitnya. Gadis itu menerimanya walau harus di bimbing terlebih dahulu sebelum resmi bekerja sendiri.
Cih! Gadis itu pasti memang memanfaatkan ayahnya. Ia yakin itu. Baekhyun membuat dirinya muak.
Chanyeol mendengar seseorang menekan password apartemennya. Ia yakin itu Baekhyun. Karena selain dirinya dan Kyungsoo, gadis yang membuatnya muak itu juga tau sandi apartemen ini.
"Wah wah wah. Kau memang tidak tau di untung" ujar Chanyeol saat melihat Baekhyun masuk dan lewat di dekatnya. Baekhyun mencoba tak memperdulikan itu, ia terus saja melangkahkan kakinya sampai perkataan Chanyeol membuatnya tertawa remeh.
"Kau meninggalkan suamimu dan membiarkannya kelaparan?" lanjut Chanyeol sarkas. Ia berniat untuk membuat Baekhyun merasa bersalah dam takut padanya.
Baekhyun berbalik dan menatap Chanyeol dengan datar. Meski rasa takut itu masih ada, ia mencoba untuk tidak menunjukan secara terang-terangan.
"Bukannya kau sudah punya 'Kekasih'?" tekan Baekhyun membuat Chanyeol merasa kalah karena memulai perdebatan. "Dan juga bukankah kau memakan sarapanku" lanjut Baekhyun masih dengan datar.
"Oh, itu" Chanyeol masih mencoba memenangkan perdebatan ini. "Kekasih ku yang memakannya, dia lapar"
Baekhyun tertawa mendengar perkataan lelaki tinggi itu.
"Lalu kenapa kau tidak memintanya masak untukmu. Haha, Dia tidak tau terima kasih, ya. Kau memberinya makan dan dia tak membalas kebaikanmu? Sungguh keterlaluan" ucap Baekhyun dan menekan kata kebaikanmu pada saat ia membalas ucapan Chanyeol. "Oh! Kau mengatakan kau suamiku?. Tapi maaf, aku tidak mengaggapmu sebagai suamiku" lanjutnya remeh.
Chanyeol geram mendengar perkataan Baekhyun, ia bangkit dan berjalan menuju gadis yang tak tau diri itu. Baekhyun tersentak saat melihat Chanyeol berjalan ke arahnya. Ingin mundur. Namun ia tak akan melihat Chanyeol menyeringai puas setelahnya.
"Aaa, kau perlu ingat. Apa yang kau masak itu adalah milikku. Seharusnya kau memang tidak memakan satupun makanan yang ada di apartemen ini" kata Chanyeol dan terus melangkahkan kakinya hingga berjarak dekat dengan Baekhyun. "Dan juga kau harus ingat. Kau mengatakan tidak membutuhkan uangku. Jadi, jangan menyentuh apapun di sini karena mereka ku beli dengan uang ku" bisik Chanyeol dan pergi meninggalkan Baekhyun setelah menabrakkan bahunya ke bahu gadis itu yang membuat Baekhyun hampir saja jatuh terjengkang.
"Sialan!" desis Chanyeol saat sampai di kamarnya. Ia hampir saja kalah berdebat dengan gadis sialan itu. Setelahnya Chanyeol menyeringai puas saat melihat ada ketakutan di mata Baekhyun. Apa mungkin ia harus selalu melakukan kekerasa fisik pada gadis itu?
Sepertinya itu menyenangkan.
Tbc!
Perlukah Chanyeol selalu melakukan kekerasan fisik kepada Baekhyun?
Hmmmm, sepertinya itu menyenangkan ͡° ͜ʖ ͡°
Bagaimana? Apakah setuju?
Biar disini juga ada adegan sadisnya, yee kann?? Biar seru (⌒_⌒;)
Ya udah segitu aja bacotan dari Fefen.
See yaa!
KAMU SEDANG MEMBACA
Do You Understand Me? [CHANBAEK GS AREA]
Storie d'amoreComplete! "Pertemuan kita adalah takdir. Dan perpisahan kita adalah ujian yang akan membuktikan bahwa kita memang ditakdirkan bersama atau hanya sebuah pertemuan biasa yang ditulis Tuhan agar kita hanya sebatas saling kenal"