17

2.4K 260 21
                                    

Baekhyun menatap Sehun yang sibuk sendiri di depannya dengan malas. Sudah berkali-kali gadis itu katakan bahwa dirinya tidak apa-apa. Dan masih sanggup untuk mendampingi lelaki pucat itu bekerja.

"Aku tidak apa-apa Dokter Oh. Dan tidak membutuhkan obat itu" katanya saat melihat Sehun meresepkan obat untuknya.

"Kau sangat butuh Ny. Park"

Baekhyun memutar bola mata jengah mendengar marganya di ubah oleh Sehun.

Saat ini mereka ada di dalam ruangan Sehun. Lelaki itu tetap memaksa Baekhyun untuk diperiksa dan beristirahat di ruangannya.

"Aku akan tetap bekerja. Nanti atasan marah" kilah Baekhyun.

"Oleh karena itu aku tidak memperbolehkanmu bekerja. Atasanku adalah mertuamu" balas Sehun dan meletakkan pulpen ke tempat khusus setelah mencatat obat apa saja yang dibutuhkan oleh Baekhyun.

Baekhyun hanya menghela nafas melihat betapa keras kepalanya Sehun. Walau memang benar mertuanya adalah atasan Sehun, belum tentu Tuan Park akan sebegitu perhatiannya pada dirinya seperti yang diucapkan oleh Sehun.

"Jadi," Sehun berdiri dan mengambil jas khas seorang dokter yang tergantung tepat di sampingnya. "Kau istirahat saja di sini" lanjutnya seraya memakai jas berwarna putih itu.

"Lebih baik aku pulang saja" gumam Baekhyun.

"Itu lebih baik"

Baekhyun memejamkan matanya sebentar. Teringat jika dia pulang sekarang maka akan sulit nanti jika ia pingsan. Karena saat ini kepalanya memang pusing luar biasa. Jika ia pingsan di apartemen tidak akan ada yang menolongnya sekalipun Chanyeol melihatnya tergeletak tak sadarkan diri. Lelaki brengsek itu tak akan peduli. Lebih baik ia di sini.

"Aku tetap di sini" seru Baekhyun saat melihat Sehun hampir melangkah keluar.

Sehun membalikkan badan dan tersenyum. "Itu jauh lebih baik"

Setelah Sehun menghilang di balik pintu, Baekhyun melangkahkan kakinya ke arah kasur yang ada di balik tirai. Ruangan Sehun memang memiliki kasur yang kata lelaki itu tempat untuk istirahatnya.

Baekhyun bukan lancang, namun lelaki itu yang mempersilahkan dirinya melakukan sesuka hati termasuk beristirahat di ruangan ini. Jika Sehun tidak mengatakannya dia tidak akan seberani ini.

Dan untuk saat ini. Ia akan beristirahat.

***

Waktu jam makan siangnya digunakan oleh Chanyeol sebaik-baik mungkin. Apalagi yang akan ia lakukan jika tidak bersama kekasihnya, Do Kyungsoo.

Semenjak pernikahannya memang telah beredar bahwa dirinya dan kekasih mungil nya itu sudah putus. Tentu saja itu hanya siasat Chanyeol dan Kyungsoo untuk mengelabui tuan Park. Yang orang lain tau bahwa hubungan mereka saat ini hanya teman. Dan itu mendukung rencana mereka berdua.

Chanyeol menghembuskan nafas saat sebuah pesan masuk dari Kyungsoo yang mengatakan bahwa wanita itu tak bisa menemaninya makan siang karena ada suatu urusan. Chanyeol hanya membalas dengan kata 'OK'.

***

Baekhyun membuka matanya malas saat mendengar pekik keterkejutan seseorang. Namun apa yang dilihatnya semakin membuat dirinya menatap malas seseorang yang berdiri tepat disampingnya.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Baekhyun memejamkan matanya, tak berniat menjawab pertanyaan yang tidak penting itu.

Kepalanya pusing, dan istirahat adalah yang terpenting.

Baekhyun mendengar orang tersebut berdecak karena tak diperdulikan. Dan Baekhyun tetap tak peduli.

"Jadi ini yang kau lakukan di belakang suamimu?" Baekhyun hanya tetap diam.  Ia tau bahwa orang tersebut hanya memancing emosinya saja. Dan Baekhyun tak ada niatan untuk menanggapi itu.

"Kau---"

"Bisa kau keluar? Kehadiranmu menganggu ku" Baekhyun membuka matanya dan menatap mata orang itu dengan tajam.

Apa bisa orang ini sekali saja tidak menganggu ketenangannya?

"Seharusnya aku yang mengusirmu!" balasnya. Baekhyun mengernyitkan alisnya mendengar itu.

"Kenapa harus kau?" dan saat ini, Baekhyun mulai tertarik dengan perdebatan ini. Melupakan sejenak rasa pusing yang masih mendera kepalanya.

"Karena yang kau tiduri itu adalah tempat istirahatku!" mata orang itu terbelalak. Seolah terkejut dengan ucapannya sendiri dan langsung menutup mulutnya rapat untuk tak mengeluarkan lagi kata-kata yang tak diinginkan olehnya.

"Jadi maksudmu," Baekhyun menjeda ucapannya dan menatap remeh pada orang tersebut yang kelihatannya sedang kesal. "Ini yang kau lakukan di belakang kekasihmu?" lanjutnya menyindir balik pada orang itu.

"Cih" balas orang itu dan mempalingkan kepalanya ke samping.

Baekhyun mengembangkan senyum remehnya saat hanya kata 'cih' yang keluar sebagai balasan dari lawan bicaranya. Baekhyun hendak memejamkan mata kembali sebelum sebuah tangan menariknya jatuh dari kasur yang berada jauh dari lantai.

"Sial" desisnya dan melirik orang itu dengan tatapan tajamnya.

"Padahal aku berniat mengatakannya dengan baik-baik padamu. Tapi kau membuatmu kesal. Itu balasannya" orang tersebut berucap dengan tidak peduli dan segera menaiki kasur itu dan menyelimuti dirinya. Berniat untuk tidur siang.

"Kenapa kau tidak istirahat di ruangan kekasihmu?" Baekhyun mulai kesal karena bertambah rasa sakit di sekujur tubuhnya. Dan penyebabnya adalah orang itu yang tidur di tempat yang ia jadikan sebagai tempat peristirahatan.

"Kenapa kau tidak istirahat di ruangan suamimu?" tanyanya balik.

"Suami? Maksudmu Chanyeol?" Baekhyun bertanya sinis.

"Tentu saja. Siapa lagi kalau bukan dia?"

"Haha" Baekhyun tertawa sumbang. "Memangnya kau mengikhlaskan dia yang kembali ke 'pelukanku', Do Kyungsoo?" tanya Baekhyun yang lagi-lagi sinis dan tersenyum remeh.

Kyungsoo terkekeh pelan. Dan melirik Baekhyun dengan senyuman manisnya.

"Tentu saja. Jika dia mau" dan kembali memejamkan mata bulatnya.

Baekhyun kembali tertawa. "Yang benar saja" Baekhyun tertawa lebih kelas. Seolah-olah apa yang dikatakan oleh Kyungsoo sangatlah lucu.

Baekhyun mencoba menghentikan tawanya dan mengusap air matanya yang keluar karena ia tertawa atau yang lain.

"Terserah" dan Baekhyun melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Sehun. Lebih baik ia pulang saja.

Sebenarnya apa yang dikatakan oleh Kyungsoo tidaklah lucu. Ia tertawa namun tak sebenarnya tertwa, ia menangis karena mengingat masa-masa saat ia dan Chanyeol masih menjadi sepasang kekasih. Itu sudah lama sekali. Dan entah kenapa ia menangis, lalu tertawa sebagai kamuflase.

Masih tajam ingatannya tentang Chanyeol yang selalu mengatakan sayang dan cinta padanya setiap harinya.

Namun itu adalah bohong. Sebuah kebohongan yang terlalu indah menurut Baekhyun. Memang saat ini ia membenci Chanyeol. Namun ia tak akan membenci kenangan manis yang ia lalui bersama lelaki tinggi itu.

Chanyeol adalah pacar pertama dan terakhirnya. Ia tak pernah lagi berniat untuk menjalin sebuah hubungan lagi ketika Chanyeol meninggalkannya demi Kyungsoo. Ia takut. Takut untuk disakiti.

Cukup sekali dalam hidupnya ia dipermainkan. Namun saat ini, hidupnya masih dipermainkan.

Apalagi yang akan ia lakukan selain melaluinya? Mencoba protes pada Tuhan? Memangnya siapa dia? Dirinya hanyalah makhluk ciptaan-Nya.

Oleh karena itu, ia hanya akan melaluinya saja. Mencari jalan supaya dapat keluar dari permainan takdir ini.

TBC

Fefen hampir lupa up ini chapt. Karena terlalu fokus untuk simulasi besok. Dan untungnya langsung ingat bahwa hari senin harus up cerita ini.

Ya udah...

See yaa!

Do You Understand Me? [CHANBAEK GS AREA] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang