Bab 19

10 1 0
                                    

"Anak-anak, hari ini adalah hari kedua camp kita. Kita akan akhiri hari ini dengan talent show. Kalian harus menunjukan bakat kalian, boleh menari, menyanyi, berpantun, dll." Kata Bu Elis.

"Dan semua harus maju." Tambah Pak Bagas.

"Kalian boleh membentuk kelompok kecil untuk maju bersama." Kata Ibu Melisa.

"Kalian diberi waktu 15 menit untuk membentuk kelompok dan berdiskusi. Dimulai dari sekarang." Kata Bu Elis.

Semua sibuk berdiskusi. Aura, Debora, Janice, Dimas, dan Jason akan maju bersama.

Aura akan membacakan puisi disela-sela lagu. Dimas dan Jason akan menjadi pengiring lagu. Debora dan Janice akan bernyanyi.

"Jadi siapa mau maju duluan?" Kata Pak Bambang.

Grup Arga memilih untuk maju terlebih dahulu.

Setiap grup maju satu persatu dan menunjukan bakat yang sangat bagus. Terdengar harmoni yang indah, kerja sama yang baik, dan saling melengkapi. Sungguh, pengalaman yang tidak mudah dilupakan untuk mereka.

Kini saatnya grup Aura. Mereka membawakan lagu milik Anji-Pernah.

Sesaat sebelum memasuki reff, Aura membacakan puisi, dengan diiringi musik dan lagu perlahan.

"Aku pernah merasakan cinta
Jatuh hati sangat dalam dengan seseorang
Lelaki yang indah dan sempurna untukku
Menghabiskan waktu bersamanya adalah kebahagiaan bagi ku

Aku terjatuh, jatuh perasaan padanya
Aku tidak bisa mengelak
Aku selalu ingin bersamanya
Aku ingin bisa memilikinya

Sampai aku lupa, kalau aku dan dia punya dunia sendiri
Dia meninggalkan ku, mengejar dunianya
Aku rapuh, aku menderita dengan rasa sakit ini
Cinta membuatku terjatuh

Semakin dalam semakin menyakitkan
Cinta memang indah
Namun yang indah, tak selamanya selalu baik
Cinta juga bisa menciptakan penderitaan

Kini ku terdiam
Ku masih disini
Menunggu ia kembali
Menantikan keindahan cinta itu datang kepadaku"

Itulah puisi yang Aura bawakan. Ia membawakannya dengan sepenuh hati. Semua bertepuk tangan. Aura menatap Jason, ingin rasanya memeluk Jason.

Sosok yang membuatnya merasa berharga. Sosok yang memperbaiki kerapuhan dalam dirinya. Sosok yang membawa ia kembali ke dunia terang.

Setelah acara selesai, mereka masuk ke tenda. Semuanya mengambil doa malam dan segera bergegas tidur. Jason menyempatkan diri untuk mampir ke tenda Aura sebentar.

"Good night, Ra. Nanti kalau mau pipis lagi, panggil aku aja. Hahaha." Kata Jason dan segera pergi.

Kebahagiaan itu muncul dari dalam diri Aura. Membuar Aura selalu bersyukur bawha ia tak selamanya diam dalam gelap.

****

Ada yang baper? Coba absen dulu.

Aku niatnya mau buat sampe part 30. Tapi gak tau juga sih, bisa lebih dan kurang. Jangan bosen bacanya ya, guys

Jangan lupa vote ya guys.

I Love You but I Still Hate YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang