"Sayang, hari ini kamu harus temenin aku nonton ya. Itu hukuman buat kamu karena kemarin udah jalan sama cowok lain selain aku." Kata Raka dalam telepon dan langsung menutup teleponnya, yang artinya perintah dari Raka yang tidak boleh ditolak.
Hari ini adalah hari Sabtu, dimana sekolahnya libur. Sekitar 1 jam setelah Raka menelepon, Raka sudah datang dan sekarang ada di depan gerbang rumah Aura.
Aura memang sudah siap-siap dan Aura langsung keluar. Saat Aura sudah membuka gerbang rumahnya, tangan Aura langsung ditarik oleh Raka.
"Kita mau kmn pagi-pagi gini?" Aura masih kebingungan dengan sikap Raka yang tiba-tiba kasar padanya.
"Kesuatu tempat dimana cuma ada aku dan kamu." Raka mulai mendekatkan wajahnya pada wajah Raka. Aura yang ketakutan pun memundurkan dirinya, namun apa daya, tenaga Raka lebih kuat darinya. Raka membukakan pintu mobil untuk Aura, namun Aura hanya terdiam.
"Cepetan masuk, atau gw habisin lo disini!" Kata Raka yang membuat Aura semakin takut.
"Gw lupa, dompet gw ketinggalan, gw masuk dulu."
"Lo gak bisa lari dari gw." Jawab Raka sembari mendorong tubuh Aura masuk ke dalam mobil.
Aura semakin ketakutan, kini Raka sudah mengendarai mobilnya. Aura semakin pucat, suhu mobil terasa sangat dingin.
"Lo gak usah takut, aku gak sebejat yang Jason bilang. Buat macarin kamu, itu emang karena aku dibayar, tapi dari awal aku kenal kamu, aku emang suka sama kamu. Cuma gw gak berani bilang aja." Raka berusaha membuat Aura tenang.
"Hmm, iya." Aura tak tau harus menjawab apa.
"Gw gak akan macem-macem sama lo, kecuali emang kamu yang izinin." Kata Raka dengan nada menggoda dan tangan nakalnya yang sudah menyentuh dada Aura.
"Lo macem-macem, gw lempar dari sini." Kata Aura dengan nada tinggi, yang disambut dengan gelakan tawa Raka.
"Kamu kalau marah, makin seksi ya, sayang." Aura hanya membuang pandangannya.
Mereka hanya terdiam, tidak ada yang memulai percakapan.
Sunyi....
Sunyi....
Dan hanya ada kesunyian sampai pada akhirnya mereka tiba disebuah bioskop.
****
"Horror aja yak?" Kata Raka pada Aura saat mereka sedang antri membeli tiket.
"Iya, terserah kamu."
Raka pun membeli 2 tiket serta 2 popcorn dengan 2 gelas milo hangat. Mereka masuk kedalam bioskop dan menunggu bioskop mulai.
"Kamu dingin?" Tanya Raka. Aura hanya menggelengkan kepalanya.
"Gak dingin kok menggigil gitu?"
"Aku gpp, Rak. Udah lah. Tu filmnya udah mulai." Kata Aura sambil menunjuk kearah layar yang sudah mulai menayangkan film yang ingin mereka tonton.
Selama film berlangsung, mereka larut dalam film tersebut. Sampai akhirnya, adegan jumpscare membuat mereka takut. Aura reflek memeluk Raka. Saat itu Raka merasakan bahwa tangan Aura terlihat dingin.
Raka melepaskan jaket yang dikenakannya, kemudian memakaikannya pada tubuh Aura. Aura tidak menolak, karena pada dasarnya dia menang kedinginan, ditambah lagi adegan film yang membuatnya semakin merasa dingin.
"Sini, Ra. Aku peluk, aku gak sanggup liat kamu menggigil gini."
Aura memeluk Raka seerat mungkin, kemudia berbisik pelan,
"Aku sayang sama kamu, aku kecewa sama kamu, kamu punya niat jahat sama aku, tapi aku gak bisa jauh dari kamu. Jangan sakitin aku ya, Rak. Aku butuh kamu.""Iya, Sayang. Kamu tenang aja. Aku gak akan rusak masa depan kamu." Ucap Raka sembari mengecup kening Aura.
****
Ulululu, jadi Aura tu maunya sama siapa sih? Author bingung nih. Kalian tim mana?
Raka-Aura atau Jason-Aura?
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You but I Still Hate You
Fiksi RemajaAura adalah seorang gadis SMA Pelita yang sangat disukai banyak orang. Kecantikan, kepintaran, kecerdasan, kepribadiannya selalu berhasil memikat hati guru, teman, bahkan kakak kelasnya. Aura memiliki sahabat sekaligus musuh bebuyutannya, Jason. Jas...