Happy new year gaessss.... #2019gantistatus
1 januari aku persembahkan Mr. KBBI untuk kalian semua.
Jangan lupa vote dan komen ya. Tahun baru berarti resolusi buat ubah status silent reader juga harus ada :v
Oh iya, aku mengambil riset soal museum yang ada di Bali itu dari gugel. Tapi dari beberapa sumber dan kemudian mencocokannya. Kalau ada yang keliru mohon dikoreksi gaess🙏
Typo juga koreksi.
Happy reading^^
💍💍💍
Disambut dengan cengiran usil Lina di depan pintu masuk Villa. "Dianterin siapa sih pulangnya?" Dia bertanya dengan nada menggoda.
Aku mengibaskan tangan. Meminta secara tersirat kepada Lina untuk minggir dari daun pintu karena dia menghalangiku untuk masuk Villa.
"Mami, siapin dana bentar lagi Mami mau jadi ibu hajat nih kayaknya. Jangan lupa bilang sama Bang Ghani, Mi, nih adik bungsunya otw melepas masa jomlo. Siap-siap jadi wali nikah Yaya."
Dengan sekuat tenaga aku mendorong bahu Lina untuk masuk ke dalam Villa karena dia tetap setia menjadi penunggu pintu.
"Nanti hajatannya tiga hari tiga malam, Mi. Kan semuanya gratis tanpa biaya. Senang yah kalau punya WO pribadi, mau nikah gak harus modal banyak."
Lina terus mengoceh di belakangku. Mulut Lina akan susah direm kalau sudah mengejek orang lain. Apalagi aku yang menjadi korbannya. Memang, karyawan yang satu ini tidak punya sopan santun pada atasannya sendiri.
"Mana Devina?" teriakku. Meletakkan belanjaanku di atas meja. Lantas mencari manusia setengah matang itu. Aku buka pintu kamarnya tidak ada. Di ruang makan juga tidak ada.
"Lagi renang." Mama yang menjawab.
Bagus. Katanya sakit, tapi malam-malam renang. Dengan langkah lebar, aku menggeser pintu kaca belakang Villa. Dari pantauanku dari kejauhan, Devina sedang duduk santai di tepi kolam dengan segelas jus di tangannya.
"Devano Mangkualam!"
Devina menoleh ke arahku dengan gemulai. "Panggil my name dengan benar. Devina Martha Libero."
"Bodo amat! Jadi kenapa lo tiba-tiba pingsan?" Aku berkacak pinggang di dekatnya.
"Sapose yang pingsanisasi?"
"Lina bilang lo pingsan." Aku akan terus mendesak Devina sampai dia mengakui perbuatannya. Karena sejak Nadia menelepon, aku mencium bau-bau kongkalikong antara Nadia dan Devina. Atau memang hanya feeling-ku saja yang meleset.
Devina meneguk jusnya sebelum naik. Ia berenang menggunakan celana hots pants yang tadi pagi dipakai, dan tidak memakai baju sehingga perut buncitnya terekspos. Untung manusia setengah matang, jadi bukan termasuk zina mata.
Devina nyengir lebar. Ia bersandar di kursi sambil berselonjor kaki. "Oh, because ..." Dia menjeda sejenak. Lalu menggigit kuku-kukunya. "... gini, Ya. Setelah ieke pikir you lebih cucok meyong sama Babang Tamvanisasi. Makaroni dengan berat heart, eike lepasin dese untuk you."
"What? Are you sure about this?" pekikku menatapnya horor.
"Yes, Babe."
"Gila lo!" makiku. Devina benar-benar kampret. Maafkan aku yang mengumpat pada orang yang lebih tua. Tapi Devina menyebalkan hari ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/169680164-288-k825202.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Partikel Jodoh (Terbit)
ChickLit#terbit #ranspublisher #penerbitroadsunset TERSEDIA DI TOKO BUKU DAN ONLINE STORE LAINNYA Gamalea Luvitara, 25 tahun. Seorang owner WO tapi dia sendiri belum nikah. Nadheo Pandukusuma, 31 tahun. Jadi pengacara yang banyak menangani kasus perceraian...