Partikel 18

43.4K 6.3K 435
                                    

Sapose yang terkejot-kejot gara2 Mr. KBBI yang nembak kayak orang ngajak neduh di iklan kecap bango. "MARI NEDUH."

Hayoo tau gak iklannya? :v

Tuh part kemarin komen termantul di semua part Partikel Jodoh hehe

Baru kali ini nyiptain tokoh cowok yg karakternya kayak Dheo. Apakah aku berhasil sejauh ini? Atau karakternya kurang kuat?

Biasanya cowoknya humonis nan penuh kerecehan, karena aku suka yg humoris :v

Happy reading^^

💍💍💍


Kejadian kemarin malam sungguh di luar prediksi. Jika itu mimpi, entah kategorinya mimpi buruk atau mimpi indah. Kurasa itu mimpi buruk. Teramat buruk. Bodohnya lagi, aku setuju. Itu akan semakin membuatku larut dalam peran yang penuh kebohongan ini.

Tapi di sisi lain, aku juga kasihan. Aku sendiri masih bertanya-tanya, siapa yang aku kasihani sebenarnya? Apakah Dheo yang semalam datang dengan wajah memohonnya? Atau Tante Yurike yang Dheo ceritakan memiliki penyakit yang sangat serius?

Untuk dua bulan ke depan, aku hanya berharap situasi dan kondisi, serta waktu dapat bersahabat denganku.

Dua puluh empat jam hampir terlewati setelah adegan Dheo yang tiba-tiba menembakku dengan cara yang begitu formal. Nembak perempuan kok sudah seperti mengajak para petinggi negara makan. Jangan harapkan ada diksi puitis nan romantis, seulas senyum pun tidak ia persembahkan. Dia itu sebenarnya pria dari abad ke berapa?

Kembali ke realita yang sebentar lagi akan menyuguhkan adegan yang mungkin akan membuatku terkejut. Padahal aku sendiri yang akan berperan dalam adegan tersebut. Malam ini Dheo menjemput untuk mengajakku bertemu Tante Yurike yang masih dirawat di rumah sakit. Mengapa aku memilih malam hari? Agar mata-mata julid seperti Lina dan Devina tidak melihatku. Aku juga terpaksa berbohong ke Mama dengan alasan mau ke rumah Fadya.

Sampai di depan ruang perawatan, aku mengambil napas sebanyak-banyaknya. Gugup luar biasa karena sebelumnya Tante Yurike sudah mengenalku. Ia pasti akan terkejut mendengar pengakuan kalau aku ini pacar dari putranya––lebih tepatnya pacar pura-pura Dheo.

"Ayo, masuk!" ajak Dheo setelah membuka pintu.

"Eh, tunggu." Aku mencegahnya yang hendak melangkah.

"Apalagi?"

"Gandengan dong, katanya pacaran."

Seperti biasa, andalannya itu adalah menukikkan sebelah alisnya.

Menganggap Dheo tidak peka, akhirnya aku yang berinisiatif melingkarkan tanganku pada lengannya yang besar. Ia menatap tanganku dengan mulut serapat-rapatnya. Lalu kubalas dengan senyuman manis yang terpaksa.

"Orang pacaran itu harus romantis. Jangan berjauhan kayak sendal dong. Walaupun sepasang tapi pas dipakai gak bisa beriringan. Yang satu di depan yang satu di belakang."

Alisnya semakin menukik menatapku.

"Ayo, jalan. Jangan cepat-cepat. Kamu tahu langkah perempuan mungil nan imut seperti saya ini langkahnya juga tidak selebar kamu."

Dheo membuka pintu ruangan lebih lebar, pemandangan yang pertama kali kulihat ketika masuk adalah Tante Yurike yang sedang duduk bersandar ranjang. Ia langsung menoleh ketika melihat kami masuk. Bola matanya bergerak memperhatikanku, lalu memperhatikan tanganku yang menggandeng lengan si Mr. KBBI. Tak butuh waktu lama untuk membuatnya tersenyum, ada sebuah kelegaan yang tersirat dari senyumannya.

Partikel Jodoh (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang