Pertandingan

1.9K 299 14
                                    

Mulai hari itu kalian resmi menjalin hubungan, hanya saja baik teman-temanmu serta teman-teman Mingyu tidak ada yang tahu. Terhitung sudah sejak 2 minggu yang lalu kau berkencan dengan Mingyu.

"Sayang, minggu depan aku ada pertandingan" ucap Mingyu yang sedang bergelayut manja padamu

"Entah mengapa aku masih aneh mendengarmu memanggilku seperti itu" balasmu kemudian tertawa

Mingyu mencubit hidungmu pelan.

"Kau harus membiasakannya" balasnya

"Akhh..  iya iya akan aku coba" balasmu melepaskan tangannya dari hidungmu

"Sampai saat ini aku masih heran kenapa kau ingin merahasikan hubungan kita?" Tanya Mingyu

"Aku... malu" balasmu

"Kenapa harus malu? Apa karena aku?" Tanyanya

Kau langsung menoleh ke arah Mingyu dan menggelengkan kepalamu cepat.

"Bukan seperti itu. Aku merasa malu karena rasanya aku tak pantas untukmu" balasmu

"Hei"

Mingyu meraih tanganmu dan mencium punggung tanganmu lembut.

"Hilangkan pikiran burukmu itu, sayang. Bagaimana bisa kau mentukan kau pantas atau tidak untukku? Aku mencintaimu dan hatiku memilihmu. Cukup ingat itu" jelasnya

Kau mengangguk kemudian mencoba untuk tersenyum.

"Aku mengerti, tapi apa kita bisa merahasiakannya sebentar lagi? Aku butuh waktu untuk mengatakannya pada teman-temanku" Balasmu

Mingyu menghela napas. Kau tau ia merasa tak nyaman dengan hubungan diam-diam seperti ini. Dia juga pernah berpikir bahwa berpacaran dengannya merupakan hal yang memalukan. Tapi sejujurnya semua itu salah.

"Baiklah, jika itu keinginanmu. Aku akan megikutinya" balas Mingyu

"Terimakasih, Mingyu" balasmu

"Tapi kau harus memanggilku 'kiming sayang' setiap kali kita hanya berdua" balasnya

"Eii itu terdengar menggelikan" tolakmu

"Ya sudah, aku akan menyebar luaskan bahwa kita sudah-"

"Baiklah, baiklah. Aku akan memanggilmu seperti itu" sanggahmu

Mingyu tersenyum menang.

"Ayo coba praktekan" tuntutnya

"K-ki...akhh ini menggelikan" keluhmu

Mingyu masih menatapmu, menunggu kau menyebutkan apa yang ia minta.

Kau menatapnya memelas sebelum menghela napas dan mencoba memanggilnya seperti itu.

"K-kiming sayang?"

Mingyu tersenyum puas kemudian ia menciumi punggung tanganmu berkali-kali

"Eii tanganku penuh debu" balasmu

"Aku tak peduli. Toh jika aku sakit, kau yang akan bertanggung jawab untuk merawatku. Itu artinya semakin banyak waktu berdua denganmu" balasnya nampak senang.

Kau hanya terkekeh kemudian menggelengkan kepalamu heran. Terkadang kau tak mengerti sebesar apa kekuatan cinta itu sampai seorang Kim Mingyu menjadi budak cinta seperti ini.

Seminggu kemudian, kau datang menonton pertandingan tim basket kampusmu melawan tim basket universitas lain. Kali ini kebetulan hanya tim laki-laki yang di kirim jadi kau bisa menontonnya dari kursi penonton.

Saat matamu tak sengaja bertatapan dengan Mingyu, kau tersenyum dengan lebar berharap bisa menyemangatinya. Mingyu juga membalas senyumanmu tak kalah lebarnya.

"Astaga astaga! Kak Mingyu baru saja tersenyum ke arahku!" Histeris wanita di sampingmu.

Ya, kau memilih menyelundup di antara penonton lainnya. Karena jika kau duduk di dekat teman-temanmu, mereka bisa curiga. Kau juga berbohong pada teman-temanmu bahwa kau tak datang ke pertandingan kali ini.

"Mana mungkin. Dia itu tersenyum ke arahku tahu!"

"Kau buta? Jelas-jelas dia tersenyum ke arahku"

"Ya sudah terserahmu saja"

Kau menggelengkan kepalamu heran. Mau menanggapi, tapi takut membuat dua wanita di sebelahmu itu pergi karena rasa malu.  Jadi kau akhirnya memilih untuk diam.

Selama pertandimgan berlangsung, terlihat Mingyu yang cukup kewalahan mengimbangi permainan tim lawan. Ya, kau akui lawan Mingyu kali ini cukup sulit.

Dari kursi penonton kau hanya bisa berdoa tanpa banyak bicara. Kau hanya ingin Mingyu bermain dengan sepenuh hatinya bukan untuk mengejar kemenangan.

Dari wajahnya, Mingyu juga sudah mulai kelelahan. Dia beberapa kali melakukan peregangan di bagian kakinya. Dan itu membuatmu khawatir

"Jangan dipaksakan" gumammu berharap ia mendengarnya dan menurutinya.

Tapi kekhawatiranmu mencapai puncaknya ketika Mingyu terjatuh dan meraung kesakitan di tengah lapangan.

"Mingyu?!"

Otomatis kau beranjak dari tempatmu. Membuat dua wanita tadi menatapmu bingung.

Tanpa pikir panjang kau langsung keluar dari kursi penonton dan menghampirinya ke ruang istirahat.

Tapi kau mendapati banyak wanita disampingnya. Di mata orang lain mereka mungkin terlihat seperti menolong Mingyu, tapi di matamu mereka seperti tengah menyentuh kekasihmu seenaknya.

Kau mengeratkan kepalan tanganmu sebelum menghampiri mereka.












Tbc~ 

2 chapter lagi ini bakalan end ya T.T
So sorry😯

Changed Direction [KMG] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang