Sip! Renjun badmood kaya cewe yang datang bulan. Disenggol dikit ngamuk :)
"Njun, ada apakah gerangan. Apa yang menyerang hati baginda? Hingga baginda cemberut seperti keong sawah." kata Jaem yang berpuisi dan duduk di bangku Renjun.
Kalo punya temen sebangku kaya Jaem itu sebenernya ya seneng seneng aja, suka menghibur gitu. Tapi kalo lagi bete, terus banyak ngomong. Yang ada pengen nabok kan?
"Ini pasti gara gara jidat, pasti!" yakin Jeno.
"Hidup penuh dengan keluhan, salah satu keluhan Renjun adalah JIDAT!" kata Haechan yang menekankan kata terkahir.
"Minjem sisir." kata Renjun.
Jaem itu itu siswa yang narsis, dikit dikit ngaca. Ketiup angin langsung nyisir, ah gitu weh.
"Nih." kata Jaem yang menyodorkan sisirnya.
Renjun pun berkaca lewat ponselnya. Lumayan lah, anti gores hpnya bersih. Jadi bisa dipake ngaca.
Yang dia lakukan ya menurunkan lagi poninya. Kalo Jaem sengaja tebar jidat, nah kalo Renjun nggak mau. Prinsipnya tetap saja 'jidat adalah aurat', ya bagi Renjun doang.
"Gue ya, kalo punya jidat kaya lo. Udah nggak bakal gue tutupin." ujar Jaem.
Renjun langsung liat Jaem "Ya lo orangnya caper, beda sama gue. Gue kan nurun ke Mamah, jadi jidat tuh sering ditutup sama poni. Nggak suka tebar tebar kaya Papah." ujarnya.
Jaem, Jeno, Haechan hanya mengangguk saja. Mereka mengerti tentang keluhan hidup Renjun.
"Permisi, mau ke Renjun ada? Itu Mamah dia nunggu di kantor." kata Felix.
Renjun pun langsung noleh dan berdiri kemudian berjalan menghampiri Felix.
"Ada apa?" tanya Renjun.
"Nah gue nggak tau."
"Aduh Felix, masa gue dipanggil orang tuanya cuman karena sering tutupin jidat." keluh Renjun.
Akhirnya dengan pasrah Renjun pun ikutin felix ke kantor.
Tapi masa Guru BP manggil ortu cuman gara-gara rambut nggak rapih? Nggak lucu lah.
Renjun pun masuk ke kantor.
"Renjun, kamu ketinggalan seragam olahraga." ujar Wendy yang menyodorkan kantong kecil.
Nah kan bener, pantes Renjun ngerasa ada yang kurang.
Untung punya Mamah peka banget.
"Eh iya Mah."
"Ya ampun, Mamahnya aja jidat nya bagus. Cantik lagi, pantes Renjun bukan produk gagal." ujar teman Renjun.
"Mah." Kata Renjun.
"Iya apa sayang?"
"Rambutnya ya." Renjun merapikan rambut Wendy, hingga jidat nya tertutup oleh poni.
"Iya itu Mamah tadi buru-buru kesini, jadi nggak sempet sisir poni. Soalnya liat di jadwal kamu, jam kedua olahraga." kata Wendy yang menatap Renjun merapikan rambutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] keluarga jidat
Fiksi Penggemar» wenyeol renjun « Selamat datang di Keluarga Jidat, dimana jidat adalah daya tarik dan pesona mereka. ⚠; berlatar tahun 2018 ⚠: tersedia renkyung moment, close aja kalo masih komen kapal lain. ⚠: tidak direvisi, takut komennya hilang. Semua terbent...