E.M.P.A.T P.U.L.U.H L.I.M.A

3.3K 173 9
                                    


"Jo, apa yang kamu lakukan di kampus nanti?"

Jo menghentikan pekerjaannya yang menyimpan kertas-kertas revisi skripsinya lalu menoleh ke arah Sehun yang sudah berdiri di belakangnya. Sehun memberikan dasi kepadanya,"Pakaikan."

Jo mengambil dasi dari tangan Sehun lalu mengalungkannya ke leher Sehun. Ia melakukannya dalam diam dan setelah selesai barulah ia mendongak, "Aku mau memberikan revisi skripsi ke Pak Djaka lalu meminta tanda tangan ke beberapa dosen."

"Mau daftar wisuda kapan?"

"Nanti kalau misal sudah selesai semua."

"Pulang nya mau aku jemput?"

Jo memiringkan kepalanya lalu tersenyum. Di matanya Sehun jauh lebih perhatian kepadanya setiap hari. Membangunkannya setiap pagi, mengajaknya sarapan bersama, mengajak dirinya berbicara setip saat, menanyakan banyak hal dan yang terakhir ia selalu menyempatkan diri untuk menjemput Jo ke kampus-membuat semua orang melihat mereka.

"Kamu membuat kita menjadi pusat perhatian kalau kamu menjemput aku."

Sehun menaikkan sebelah alisnya lalu mengendikkan bahu tidak peduli, "Aku tidak mempermasalahkan itu. Nanti juga mereka biasa saja."

"Mas,"

"Iya sayang?"

"Kamu tidak usah jemput aku. Aku nanti pulang sama Ale."

Sehun memicingkan matanya lalu menghela nafas. Ia menarik Jo ke dalam pelukannya, "Kabari aku kemanapun kamu pergi."

"Iya."

"Jangan selingkuh!"

"Tidak akan."

"Jangan bertemu siapapun!"

"Pak Djaka?"

"Kecuali dia dan Alette."

Jo tersenyum lalu menepuk punggung Sehun. Lima menit mereka berpelukan dan Jo melepaskan diri. "Aku harus pergi. Mas hati-hati nyetir mobilnya."

Sehun mengangguk lalu mencium kening Jo. Kemudian ia mengantar Jo ke luar rumah dan menemaninya sampai taksi yang di pesannya datang. Setelah Jo pergi, Sehun kembali masuk ke dalam rumah. Ia mengambil handphone-nya dan mendial nomer Chandra Dikara Aurelius.

"Chandra, aku ingin memajukan pertemuan kita," kata Sehun setelah Chandra menerima panggilannya di dering kedua. Mereka berdua sudah bertemu beberapa hari yang lalu dan hanya berkenalan sebentar. Dan hari ini, Sehun ingin bertemu dengan Chandra karena ia mendengar informasi tentang Jo.

Chandra yang baru duduk di kursi ruangannya melirik jam di tangannya lalu melihat jadwal pertemuannya dengan beberapa pasien hari ini. Tidak terlalu banyak. "Jam makan siang. Aku hanya bisa memberikan waktu di jam makan siang."

"Di mana kita bertemu?"

"Restoran di Stancio?"

Sehun mengerutkan dahinya lalu bertanya,"Kenapa harus di Stancio?"

Chandra terkekeh,"Lebih private dan aku ingin makan disana."

Sehun yang mengerti langsung menyetujui perkataan Chandra,"Oke." Lalu Sehun mematikan panggilannya membuat Chandra menggeleng-gelengkan kepalanya.

Sehun berjalan ke arah meja miliknya lalu membuka loker dan mengambil koran bekas tiga tahun yang lalu. Ia melihatnya tapi tidak membacanya, ia sudah hafal isinya. Matanya fokus menatap wajah seorang perempuan yang berdiri di depan ruangan dengan tatapan kosong. Tubuhnya yang kecil membuat Sehun mendecak.

Kemudian ia menoleh ke arah foto yang berada di atas meja. Foto Jo yang ia ambil secara candid. Jo yang tersenyum dan itu berbeda dengan perempuan di koran. Sehun mendudukkan dirinya di lantai lalu menghela nafas.










Aku kembali. Ahhaha.... Satu minggunya ga jadi ya. Sekarang aku update.

Black PearlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang