E.M.P.A.T

5.2K 516 55
                                    

Dua jam lalu, Sehun memutuskan untuk mendatangi pengacara keluarganya dan membicarakan tentang keinginan Jo dan dirinya tentang perceraian. Ia memutuskan untuk menyelesaikan pernikahan ini secepatnya. Seperti pernikahan mereka yang hanya diketahui oleh orang-orang terdekat, ia juga menginginkan hanya orang-orang terdekat yang mengetahui perceraiannya.

Dan sekarang saat ia sudah memegang surat perceraian di tangannya, ia segera menghubungi Jo dan memberitahunya. Sehun tidak menyadari kalau ini adalah pertama kalinya ia menghubungi Jo. Pembicaraan mereka hanya beberapa menit karena Jo segera mematikannya secara sepihak.

Suara ketukan pintu terdengar dan Sehun dengan cepat menyimpan kertas perceraiaan itu di dalam laci. Kayafas Dawala Avram memberikan senyum lebarnya setelah Sehun menyuruhnya masuk. Ia segera duduk di kursi dan berhadapan dengan Sehun. “Ada yang ingin aku bicarakan,” kata Kayafas mengawali pembicarannya.

"Tentang?"

"Stadium General yang akan berlangsung satu jam lagi." Sehun mengerutkan dahi bingung lalu mengangguk saat ia mengingat Stadium General yang dikatakan Kayafas. Stadium General untuk menggantikan salah satu mata kuliah hari ini dan semua mahasiswa di jurusan Pendidikan Matematika diwajibkan untuk mengikutinya karena kehadiran di Stadium General juga akan di absensi. "Apa kamu bisa menggantikan aku sebagai pembicara di Stadium General nanti? Aku harus pergi satu jam lagi untuk bertemu dengan wakil dekan bidang kemahasiswaan dan kerjasama."

“Apa kamu sduah berbicara dengan panitianya?”

“Sudah. Mereka lebih antusias saat aku bilang kalau kamu yang menggantikan aku.”

“Dan mereka juga lebih gugup saat berhadapan dengan aku.”

Kayafas tertawa mendengarnya. Kemudian dengan hati-hati ia berkata, “Aku melihat kamu memasuki kantor Devandra pagi tadi. Aku tidak sengaja melihatnya jadi berhenti menatapku seperti itu.”

“Apa yang ingin kamu ketahui?” tanya Sehun.

“kamu tidak berniat untuk-”

“Aku akan menceraikannya.”

Kayafas menghela napas dan tidak mengerti dengan jalan pikiran sahabatnya ini. Sehun atasan dan juga sahabatnya jadi Kayafas jelas tahu apa yang terjadi selama ini. Dan saat ia mendengar kata-kata Sehun sekarang, Kayafas justru merasa kesal dibuatnya.

“Kenapa?”

“Kita sepakat untuk bercerai.”

“Alasannya, Sehun.”

“Karena kita tidak menginginkannya.”

Kayafas menggaruk kepalanya yang tiba-tiba gatal lalu berkata, “Kamu membuat mahasiswa aku menjadi janda di umur semuda itu, Sehun.”

“Dan aku duda di umur muda juga.”

Kayafas mendengus lalu berdiri, “Kenapa kamu tidak mencoba mengajak dia bicara berdua sebelum kalian benar-benar berpisah? Anggap saja kenang-kenangan. Dan satu hal lagi, Stadium General akan dimulai lima belas menit lagi.”

Black PearlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang