T.I.G.A

5.6K 533 59
                                    

Pukul empat sore, Sehun memarkirkan mobilnya di depan rumah lalu keluar. Ia berjalan masuk dan langsung menuju lantai dua. Tidak ada waktu baginya untuk menyadari hal kecil seperti Jo yang sudah tidak tinggal di kamar depan. Tugasnya sebagai rektor kampus membuat Sehun kembali membuka laptop dan membaca laporan yang baru saja dikirim Kayafas ke email. Perubahan nama dari institut ke universitas membuat Sehun beberapa kali harus menghela napas karena beberapa hal yang bermasalah.

Seperti tadi siang, Sehun harus turun tangan langsung untuk memperbaiki bagian administrasi dan dibantu oleh Kayafas. Baginya, perubahan nama adalah hal paling penting yang harus ia lakukan sebelum masa jabatannya sebagai rektor selesai.

Sehun menyandarkan tubuhnya setelah satu jam menyibukkan diri. Ia berdiri dan berniat untuk mengambil minum di bawah. Ketika ia membuka pintu dan melihat Amy yang sibuk membawa tiga boneka berbentuk anak ayam, ia mengerutkan dahi dan bertanya, “Mau dibawa kemana?”

Amy melihat Sehun dengan takut dan dengan gugup ia berkata, “Mau dipindahkan ke kamar di sayap kiri, Pak. Mbak Jo pindah kesana.”

Semua orang kecuali Sehun memanggil Jo dengan panggilan mbak atas permintaan Jo sendiri. Dari awal Jo menyadari kalau ia tidak pantas dipanggil ibu atau panggilan hormat lainnya. Sehun tidak mempermasalahkan hal itu karena menurutnya itu tidak penting.

“Dia sendiri yang memintanya?”

“Iya, Pak.”

Tanpa mengatakan apapun lagi, Sehun segera turun ke bawah dan mengambil air. Apapun yang dilakukan Jo bukan urusannya. Seperti sekarang, Jo yang ingin sekali mengambil apel di dalam kulkas langsung berbalik saat melihat Sehun yang berdiri di depannya.

“Aku sudah selesai.”

Jo berhenti melangkah setelah mendengar Sehun mengatakan itu. Ia menunggu pria itu berjalan melewatinya dan setelah memastikan Sehun tidak berada di dapur, Jo segera berbalik.

“Apa yang akan papa dan mama pikirkan setelah mereka tahu kalau kamu pindah kamar?” tanya Sehun dengan tiba-tiba membuat Jo terkesiap lalu segera berbalik.

“Mereka tidak akan memikirkannya. Ini yang kita inginkan, tidak mengganggu wilayah satu sama lain. Kamu juga tidak perlu melihatku dan kita tidak akan berdebat tentang hal sepele lagi.”

“...”

“Kamu tahu Sehun, aku berharap kita secepatnya berpisah.”

“Aku juga.”

“Dan sebaiknya kamu segera mengurus surat perceraian itu secepatnya!”

Black PearlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang