E.M.P.A.T P.U.L.U.H D.E.L.A.P.A.N

413 87 14
                                    


Jo menatap Airin Chwen yang duduk berhadap-hadapan dengannya dengan sebelah alisnya yang terangkat. Sedangkan Airin hanya meminum wine di depannya dengan anggun. Baginya melihat dan bertemu kembali dengan Airin adalah hal yang membuatnya menjadi pusing dan tidak berselera makan. Kemarin Airin menghubunginya secara tiba-tiba dan memintanya untuk bertemu. Dan sekarang Jo benar-benar datang dan duduk di hadapan Airin dengan berbagai makanan yang sudah berada di meja makan, Jo tidak memesannya sama sekali.

Ketika ia kira Airin tidak akan mengatakan apa-apa, ia salah. Airin menyimpan gelas wine dan menatapnya,"Happy Jo? Aku melihat berita kamu dan suami kamu dua minggu yang lalu."

"Happy," jawab Jo datar.

"Apa dua minggu adalah waktu yang cukup bagi kamu untuk bahagia?" Airin berkata dengan nada yang cukup angkuh. "Karena aku mungkin harus mengakhirinya secepatnya."

"Mengakhiri apa?"

"Kebahagiaan kamu."

Jo tersenyum dan menanggapi Airin dengan membalas kata-kata wanita di depannya,"Kamu tidak berhak melakukan itu, Airin. Aku tidak ingin kamu menjadi wanita jahat hanya karena kamu tidak suka aku bahagia."

Airin tersenyum,"Bukankah kamu yang lebih jahat sekarang Jo? Kamu bahagia sedangkan kamu tidak pernah berpikir kalau ada orang yang bersedih sekarang."

Kalau Airin ingin bermain-main dengannya, Jo jelas akan membalasnya. "Siapa yang kamu maksud?"

"Taerendra Alden."

"Taerendra?" Jo bertanya lalu ia kembali menambahkan, "Taerendra Alden? Ada apa-?" Sebelum Jo melanjutkan kata-katanya Airin langsung membalasnya, "Ya, Taerendra Alden, ayah dari anak yang meninggal di rahim kamu."

"Ayah?" Jo tertawa mendengar kata-kata lucu dari mulut Airin. "Apa yang sebenarnya kamu ketahui tentang aku?"

"Kalian berkencan lalu kamu hamil anak Taerendra. Yang sayangnya kamu keguguran dan Taerendra tidak tahu apapun tentang itu."

Jo memijit keningnya yang semakin pusing. Ia menatap Airin dengan malas,"Aku tidak berkencan dengan dia kalau kamu ingin tahu." Sesungguhnya kebenaran yang disimpan Jo tentang Taerendra adalah ia tidak berkencan dengan Taerendra. Mereka berteman sangat baik sampai Taerendra menyentuhnya di saat malam tahun baru. Jo memang hamil dan keguguran tapi dia tidak pernah menganggap Taerendra adalah ayah dari anak yang dikandungnya. Dan sekarang Airin berbicara seperti dirinya tahu semua hal. Jo ingin sekali menertawakan wanita di depannya ini.

"Aku tidak berkencan dengan Taerendra Alden," Jo menegaskan.

"Tidak?" tanya Airin dengan licik. "Kalau begitu apa yang kalian saat malam tahun baru?"

"Berhenti bertanya apapun yang tidak ada urusannya dengan kamu."

Airin tersenyum, ia tahu kalau Jo berusaha menghindar darinya. "Tidak masalah kalau kamu tidak memberitahu aku. Biarkan kamu tetap merahasiakan hal itu, Jo. Karena besok mungkin kamu harus menyiapkan banyak hal."

"Besok?" Jo tidak mengerti sama sekali. "Apa yang ingin kamu lakukan besok, Airin?"

"Jo, aku tidak ingin menghabiskan waktu aku dengan melihat kamu yang terus bahagia. Benar, aku menginginkan Sehun dan aku berharap dia akan melepaskan kamu secepatnya atau mungkin besok dia akan melakukannya."

Jo mengerutkan dahinya lalu ia merasa perutnya merasa tidak nyaman, "Kamu tahu kalau kamu mengharapkan hal yang salah?"

"Jo, apa yang salah dengan harapan aku?"

"..."

"..."

Jo menatap Airin,"Kamu salah mengharapkan aku dan Sehun berpisah, Airin. Aku tidak peduli dengan apapun yang berhubungan dengan Taerendra. Selagi aku berada di depan kamu sekarang karena mungkin ini terakhir kalinya aku melihat kamu, aku Joyana Putri Andreas, tidak akan pernah melepaskan Sehun apapun yang terjadi. Satu-satunya hal yang bisa membuat kita berpisah hanya Tuhan."

"Jo, kamu sangat lucu."

"Lebih lucu kamu yang mengharapkan suami orang lain dan mengharapkannya menceraikan istrinya."

Black PearlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang