L.I.M.A P.U.L.U.H S.A.T.U

370 83 11
                                    


Jo memasuki kamar tidurnya dengan Sehun setelah berdiam diri selama lima belas menit di kamar mandi. "Kamu baik-baik saja Jo? Aku bisa memanggil dokter pribadi aku untuk memeriksa kamu atau mungkin Chandra?" tanya Sehun dengan mendekati Jo.

Jo tidak terlalu terkejut kalau sekarang Sehun mengenal Chandra. Suaminya tahu apa yang terjadi dengannya dulu dan Jo sekarang merasa biasa saja. Walaupun awalnya ia benar-benar merasa takut karena mungkin saja Sehun akan meninggalkannya, tapi selama tiga hari ini semuanya baik-baik saja. Sehun masih baik kepadanya. Semua orang juga masih baik, well, Taerendra juga baik kepadanya. Pria itu tidak lagi membuatnya merasa takut.

Jo menggeleng,"Kenapa kamu seperti orang bingung? Aku baik-baik saja, pusing sedikit tapi sekarang jauh lebih baik."

"Kamu tiga hari seperti ini dan aku yang tidak tahu apapun menjadi bingung. Kalau kamu merasa tidak baik-baik saja, aku bisa mengantarkan kamu ke rumah sakit."

"Apa kamu marah kepadaku sekarang?" tanya Jo ketika Sehun membantunya melepaskan baju dan menggantinya dengan pakaian bersih. "Aku ingin melihat kamu marah."

"Kenapa kamu ingin aku marah?"

"Kamu sangat menggemaskan kalau kamu marah. Kamu akan mencium aku kalau kamu marah. Dan kamu tidak akan melepaskan aku kalau kamu marah."

"Ya, aku akan marah kalau kamu tetap keras kepala dan mengatakan semuanya baik-baik saja padahal tidak. Aku akan marah kalau kamu tetap seperti ini karena sepertinya aku tidak mengurus kamu dengan baik. Aku marah ke diri aku sendiri, sayang."

"Kenapa kamu marah ke diri kamu? Kamu tidak perlu marah untuk siapapun sekarang." Jo memperbaiki letak dasi Sehun yang sedikit miring. Hari ini ia menyuruh Sehun untuk kembali bekerja karena selama tiga hari ini Sehun memilih untuk bekerja di rumah. Dan bekerja di rumah maksud Sehun adalah menjaga istrinya dan terus berdebat agar Jo mau ke dokter.

Sehun memundurkan tubuhnya dan memperhatikan Jo yang kali ini berjalan ke arah kamar tidur. Istrinya akan tidur lagi dan kembali melewatkan sarapan. "Sarapan sayang," kata Sehun dengan berjalan mendekat.

"Tidak." Lalu Jo menarik selimut sampai ke leher dan ia mencoba memejamkan matanya walaupun sulit. Ia tidak mengantuk pagi ini tapi tubuhnya benar-benar sangat lemas dan ia terlalu malas hanya untuk sekedar sarapan.

Sehun menghela nafas dan kembali berdiri. Ia berjalan mengambil handphone dan tablet miliknya lalu berjalan ke arah pintu. "Sakit," Jo kali ini memegang perutnya. Sehun mendengar nada lemah dari Jo langsung berjalan mendekatinya. Ia sangat khawatir.

"Sekarang," Jo membuka matanya saat mendengar Sehun berbicara. "Aku akan membawa kamu ke rumah sakit. Karena aku tidak mau kamu terus sakit."

Jo menggeleng, "Aku tidak ingin ke rumah sakit."

"Kamu tahu kalau kamu akan membuat aku marah kan, Jo?"

"Aku hanya butuh makan."

Sehun memejamkan matanya. Ia berpikir beberapa kali sampai akhirnya ia menyetujui kata-kata Jo. Setidaknya Jo mau makan walaupun tidak ingin ke rumah sakit. Sehun segera berdiri dan keluar kamar. Ia mengambil makanan Jo dan membawanya kembali ke kamar.

Ia melirik jam di tangannya. Ia terlambat tapi ia tidak peduli. Istrinya adalah prioritas utamanya sekarang. Persetan dengan perusahaannya karena ia sangat yakin, Papa nya juga akan memakluminya.

"Kamu tidak berangkat?" tanya Jo dengan menyendokkan sesendok bubur ke mulutnya yang pahit.

Sehun tersenyum, "Setelah kamu selesai."

Jo meletakkan sendok nya lalu menatap Sehun, "Aku tidak suka kalau kamu menjadi tidak profesional karena aku, Mas. Aku tahu kalau kamu khawatir karena aku sakit. Tapi ada banyak orang disini yang akan menjaga aku. Jangan membuat diri kamu mengabaikan perusahaan karena aku. Kalau kamu tidak percaya dengan aku, kamu bisa bertanya kepada Emy setiap waktu. Dia akan menjadi mata-mata kamu."

Sehun membalasnya dengan berkata,"Sayang, aku akan mendengarkan kata-kata kamu tapi kamu juga harus berjanji untuk tidak mengabaikan diri kamu juga. Mengenai aku akan membuat Emy menjadi mata-mata aku, kamu tidak usah khawatir, tidak hanya Emy yang akan menjadi mata-mata aku, semua orang akan menjadi mata-mata aku mulai hari ini."

"Semua orang? Kamu membuat semua orang kesulitan dengan menjadi mata-mata kamu karena aku."

"Aku tidak peduli, Jo. Aku hanya peduli dengan keadaan kamu."

"Setelah semua yang kamu tahu tentang aku, tentang masa lalu aku, kamu masih peduli sama aku?"

Sehun menaikkan salah satu alisnya, "Dibagian mana dari cerita masa lalu kamu yang harusnya membuat aku tidak peduli sama kamu?"

"..."

"..."

"..."

Sehun memindahkan anak rambut Jo dan berkata, "Aku ada di masa sekarang dan masa depan kamu, itu yang harusnya kamu mengerti. Kita tidak akan membahas masa lalu kamu. Oke?"

Black PearlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang