26

1.2K 88 26
                                    

Lauren

Siang ini aku di jemput oleh Daddy.
Aku merasa sangat senang sekali, karena selain menjemputku Daddy juga mengajakku mampir ke pusat perbelanjaan untuk membeli pesanan Mommy.

"Lauren ingin sesuatu?"

Pertanyaan Daddy membuatku berfikir sejenak. Aku ingin sekali es krim. Hanya saja, ada hal lain yang benar-benar aku inginkan lebih dari itu.

"Apa Daddy tidak marah jika Lauren meminta sesuatu yang aneh?"

"Kita lihat, seberapa anehnya sesuatu itu." jawab Daddy sambil tersenyum.

Aku yang bersemangat segera menarik Daddy menuju tempat yang sejak tadi sangat ingin ku datangi.

"Lauren, kita harus sepakat. Hanya satu keranjang saja. Tidak lebih. Oke?"

Aku mengiyakan apa yang diucapkan Daddy baru saja.
Karena memang, beberapa waktu lalu Mommy sudah membeli banyak peralatan untuk adikku.

Aku cukup kesal, karena aku memperhatikan para penjaga toko menatap Daddy terus menerus. Bahkan ada yang sengaja berpura-pura mendekati Daddy dengan alasan ingin membantu.
Lihat saja, jika dia tau Mommyku secantik apa dia pasti akan menyesal.

***

Sehun

Gue cukup tau situasi sama suasana hati anak gue Lauren.
Terlihat beberapa kali dia memajukan bibirnya ketika penjaga toko sengaja mencari perhatian ke gue.
Iya gue tau itu.
Alasan terbesar gue nurutin keinginan putri kecil gue karena memang sebentar lagi gue bakal ketemu sama pangeran kecil.
Perkiraan lahir sih 1 minggu lagi.

"Lauren, kita ambil sepatu yang mana?" Tanya gue kemudian

"Terserah Daddy saja!" Jawabnya sambil mengambil beberapa potong pakaian di tangannya.

Caranya ngambek kayak gini bener-bener mirip sama Klee. Jadi gemes.
Gue disitu cuma bisa nahan senyum.
Akhirnya gue inisiatif buat telvon kesayangan gue via video call.

Dering ke tiga akhirnya diangkat.

"Sayang, suka sepatu yang mana?"

Soojung masih belum merespon.

"Klee.. ini-"

"Kamu belanja lagi? Astaga.. lama-lama ini rumah berubah jadi toko baby shop boy." Jawab Soojung akhirnya

Gue cuma nyengir, terus Lauren berusaha ngambil ponsel gue. Gue kasih ke dia.

"Mommy! Tau gak, daritadi Daddy dilihatin terus sama mbak tokonya. Lauren jagain tapi Daddy milihnya lama." Cerocos anak gue

Gue cuma bisa senyum-senyum habis ngelirik itu mbak yang dimaksud anak gue jadi kelihatan sungkan.

"Kasih ponselnya ke Daddy ya sayang."

Gue yang masih senyum-senyum langsung kicep seketika, sebelum panggilannya di matiin Soojung.

"Sayang, kalau masih berani main mata nanti malem jatahnya batal ya!" Teriak Soojung

"Tapi Klee.."

"Oke kalau mau langsung siang ini, anter Lauren ke Kai. Kamu pulang sekarang. Aku tunggu. Gak pake lama!"

Akhirnya gue sudahi belanjanya, dan Lauren sangat mendukung itu.
Makin semangat kan gue begini, dapet jatah.
Gue tau penjaga toko denger banget sama omongan Soojung.
Sampe ada beberapa yang kelihatan senyum malu-malu habis Soojung matiin panggilan.
Tapi gue masa bodohin, yang penting gue dapet jatah.
Gue juga gak peduli seluruh dunia tau gue sebucin itu.
Karena memang dia itu dunia gue.
Dia itu rumah gue.
Rumah ternyaman yang selalu bisa menuhin hati gue dengan kebahagiaan.
Ditambah bonus malaikat kecil.
Definisi sempurna gue lengkap. Karena sempurna itu gue bisa bersama sama dia. Bukan sendirian. Tapi berdua. Bertiga. Dan sebentar lagi berempat.



Sebentar lagi kita berpisah di story ini.
Gimana sampai sejauh ini?
Apakah kalian menikmati?

Jangan lupa vote sama komennya.

Thanks before

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang