Psychopath Boy 19 - Devil

86K 6.6K 462
                                    

Jan lupa Vote nya ditinggal ya:)
🌟🌟🌟🌟🌟

Happy Reading

*****

Tap.. Tap.. Tap..

Derap langkah dirinya dan sesorang terus mengihasi pendengaran pemuda yang biasa dipanggil Hansol itu.

Hansol mengalihkan pandanganya kebelakang sebentar, dilihat-nya seseorang dengan Hoodie Hitam dan topi hitam berjalan sekitar sepuluh meter dibelakangnya.

Hansol memggedikan bahu acuh dan melanjutkan langkahnya lagi.

Ia tak terlalu curiga dengan orang dibelakangnya itu. Ia hanya berpikir kalau orang itu memang menuju tempat yang sama seperti yang ia lewati saat ini. Hansol memang tipe orang yang selalu berfikir positif.

Bahkan pria itu malah bersiul-siul, entah apa yang terjadi dengan dirinya, yang jelas ia merasa bahagia sekarang.

Hansol melirik jam dipergelang tanganya, yang menunjukan pukul 11.15 .

Ia sedikit bingung, padahal biasanya cukup menakan waktu Lima belas menit untuk sampai ditempat tinggalnya.

Tapi sudah lima belas menit, berlalu ia belum sampai juga.

'Ah mungkin aku terlalu bahagia, sampai tak sadar jika berjalan pelan' pikirnya.

Hansol menolehkan kepalanya, saat sadar bahwa suara langkah seseorang yang ada dibelakanya tadi menghilang.

'Benarkan dugaanku, arah yang dia tuju sama dengan ku.'

Puk..Puk..

Alangkah terkejutnya Hansol saat tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya.

Ia bahkan sempat Khawatir kalau yang menepuk pundaknya itu bukan manusia melain kan hantu. Karena ya, banyak orang yang berkata bahwa gang yang ia lewati ini itu angker. Dengan minimnya pencahayaan, dan tentunya sempit, membuat banyak masyarakat percaya dengan gosip-gosip bahwa gang ini berhantu.

Tapi sekarang terbukti, bahwa gosip burung itu salah, tak ada hantu disini. Karena yang menepuknya bukan hantu, melainkan seseorang dengan pakaian serba hitam yang ada dibelakangnya tadi.

Ia sempat mengelus dada sebentar sebelum bertanya.

"Kau mengagetkanku tuan. Apa ada bisa saya bantu?" Tanya Hansol.

Tapi bukanya menjawab, orang itu malah menyeringai. Hal itu sukses membuat Hansol mengerutkan dahinya bingung.

Kenapa orang ini begitu mencurigakan, apalagi topi yang dipakainya itu membuat wajahnya tak terlihat jelas.

Oh, jangan lupakan. Bagaimana pria ini bisa ada didepanya? Bukanya Hansol yang terus berada didepan? Apa pria ini sempat menyalip langkahnya? Ah tidak mungkin, hansol sadar pria ini tak pernah menyalip langkahnya.

Hansol terdiam lagi saat pria ini lagi-lagi menyeringai.

Hansol cukup sadar kalau nyawanya saat ini sedang terancam. Tanpa basa-basi ia pun hendak berlari.

Tapi, naas. Ia malah tersungkur terlebih dulu sebelum berlari. karena Kakinya tersandung sesuatu, dan ia tau bahwa itu perbuatan pria ini yang menjegal kakinya hingga membuatnya jatuh.

"Apa yang kau inginkan?" Tanya Hansol saat ia berhasil membalik tubuhnya karena tersungkur.

"Kau. Mati."

Hansol membulatkan matanya, apakah pendengaranya salah, ah tentunya tidak telinganya sangat sehat.

Lalu? Mati?

Psychopath Boy - KTH [END] ~BOOK 1~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang