Perasaan Haris

22 2 0
                                    

"Merelakan sebuah impian besar dalam hidup adalah sebuah hal yg sangat berat dan terombang ambing sebab sebuah rencana yg sudah tertata rapi menjadi berantakan."

Murid murid berpakaian putih abu abu yg masih terlihat berlarian memasuki gerbang Sma Tunas Bangsa.

Laras menatap keluar jendela mobil yg berhenti di depan gerbang sekolah.

"Belajar yg benar ya,nanti Papa jemput." kata Pak Beni,Papa nya Laras.

"Iya Pa. Papa hati hati dijalan." ujar Laras yg menyodorkan tangan untuk berpamitan.

Ia melangkah turun dari mobil. Menginjakkan sepatu ketsnya yg terlihat bersih kedepan gerbang.

Dia berhenti di depan gerbang sekolah. Menemui kedua sahabatnya,Sindy dan Enny yg datang berbarengan.

"Hey,!" sapa Laras sembari melambaikan tangannya.

"Tumben banget kalian berbarengan." sambungnya,yg melangkah di samping Enny.

"Iya,tadi gw nebeng sama Sindy."jawab Enny.

"Ntar pulangnya bareng gw lagi,En." tambah Sindy.

Nampaknya mereka bertiga baikan kembali. Kemudian disusul oleh teman temannya yg lain. Ada Gea,Adel dan Friska.

Sesampainya di lorong kelas dekat koperasi,langkah Enny terhenti ketika berjumpa dengan Yudha.

Rasanya pasokan oksigen disekitarnya tak sudi ia hirup. Enny benar benar benci dengan keadaan seperti sekarang.

Bertemu dengan sosok mantan,bukannya tegur sapa. Tapi malah seolah tidak tau,seakan tidak mengenal.

Ternyata inilah sakitnya kalo satu sekolah dengan mantan. Tiap hari ketemu,yah gimana mau cepat move on.

"Lo yg sabar,En." bisik Laras.

Enny masih menatap kepergian Yudha yg melintas di sampingnya. Tanpa ada satu kata yg terucap. Enny benci situasi ini.

Namun dari kejauhan,Cowok yg bernama Haris itu memnggil nama Enny. Membuat langkah Enny dan yg lainnya terhenti.

"Enny!"

"Lo udah balik?" tanya nya to the point.

Membuat Enny sedikit tertegun mendengar pertanyaan Haris.

Wajar Enny tidak paham dengan maksud pertanyaan Yudha. Karena kan itu akalnya Laras yg membohongi Haris.

"Hah?"

"Emm,temani gw ke kantin dulu yahm" pinta Haris.

"Tapi kak...."

"Enny,kita duluan ke kelas yah." ujar Sindy dan diangguki yg lainnya.

Tanpa menunggu balasan dari Enny, mereka semua beranjak pergi meninggalkan Enny dengan Haris berdua.

****

Kantin.

"Gimana En, seru gak di Puncak kemarin?"tanya Haris.

Enny mencerna baik baik setiap kata yg terlontar dari mulut Haris.

"Puncak,emang gw ke Puncak mana? Kan gw kemarin tinggal di kostan Rahmi. Ouh,ini pasti akalnya Laras nih." batin Enny.

"Woy,Enny?" Haris membuyarkan lamunan Enny.

"Iya,kak. Emm,seru banget kemarin itu. Apalagi aku udah lama gak kesana." jawab Enny,dengan terpaksa ia berbohong.

"Tapi kok lo kesana nya gak bilang sama gw?"

"Emm,maaf kak. Aku gak sempat bilang sama kak Haris, soalnya aku berangkatnya dadakan banget."

Be My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang