Pro Kontra

26 2 0
                                    

"Air mata adalah senjata utama kaum perempuan,apabila mereka di khianati oleh senyuman."

Seorang cewek yg kira kira berumur kurang lebih dengan umur Enny, tiba tiba muncul di hadapannya.

Bagi Enny muka cewek itu sangat familiar lagi di matanya. Mustahil sekali jika ia tidak mengenal orang tersebut.

Entah apa maksudnya,orang itu menarik pergelangan tangan Enny dengan agak kasar. Lalu membawanya masuk kedalam mobil yg ia kendarai.

Tanpa banyak bicara,mobil itu meluncur bebas meninggalkan perkarangan rumah yg dihuni oleh keluarga Fadilla itu.

Sang pengendara mobil itu mengarahkan jalan mobilnya ke sebuah tempat yg cukup jauh dari keramaian,sehingga tempatnya itu terkesan hening.

Kemudian ia turun dari mobilnya,di ikuti oleh Enny. Tangannya masih saja menarik pergelangan tangan Enny. Membuat Enny semakin bingung apa ini maksudnya.

"Laras, lo ngapain bawa gw kesini?" pekik Enny sembari berusaha melepaskan pergelangan tangannya secara paksa.

Yeah,ternyata orang tersebut adalah Laras, sahabatnya sendiri.

"Lo mau sampai kapan sih kayak gini?" cerca Laras.

"Lama lama gw muak ngeliat lo setiap hari kayak makhluk hidup gak normal." sambungnya.

Suara desahan berat keluar dari bibir Laras,tangannya berkacak pinggang,tak paham lagi dengan sahabatnya ini.

"Gw benci ngeliat lo En, hidup lo itu terlalu dramatis. Seolah olah lo yg paling tersakiti."

"Dia itu brengsek,En. Gak pantas buat lo. Jadi lo jangan pernah berharap bisa kayak dulu lagi sama dia."

Enny mengangkat kepala nya yg tadinya menunduk,memandang ke arah Laras dengan tatapan yg tajam. Dipenuhi oleh air mata.

"Lo itu gak tau gimana rasanya di posisi gw. Lo mau tau kenapa gw ngelakuin ini semua?" kilah Enny dengan nada yg menggantung.

"Karena gw itu CINTA sama Yudha." sambungnya dengan menekankan kata yg berhuruf kapital.

"Dan ini yg namanya cinta?" sindir Laras.

"Lo rela mengorbankan perasaan lo karena cinta ke Yudha? Cinta lo itu gak bakalan bisa terbalas En."

"Dengan bodohnya lo mengemis cinta nya Yudha, sampai lo di caci maki oleh Mama nya. Bahkan lo sampai di usir. Dimana lo naruh harga diri lo?"

"Harga diri lo itu satu satunya hal yg paling berharga. Dan segampang itu lo menjatuhkan harga diri lo?"

"Gw itu sayang sama Yudha, Laras. Tolong lo ngerti dengan perasaan gw. Gw rela ngelakuin apa saja yg penting gw bisa kayak dulu lagi,bahagia sama Yudha."

"Ternyata benar yah,cinta itu bikin orang buta,bikin orang tuli. Gw paling malas berbicara dengan orang yg keras hati."

"Lo gak ngeliat kalo di sebelah Yudha itu ada cewek,berarti posisi lo itu udah tergantikan. Dan lo gak dengar kalo Yudha itu udah beberapa kali mencaci maki lo,bahkan dia mengatakan lo cewek murahan."

"Cowok seperti itu yg lo cinta,yg lo perjuangkan sampai harga diri lo jatuh,sampai lo nyiksa diri lo sendiri?"

"Gw tau En, cinta itu emang sudah kodratnya manusia,cinta itu alamiah. Tapi cara mencintai itu yg perlu di perhatikan."

"Lo mencintai dia,memperjuangkan dia mati matian. Dia peduli aja gak sama lo. Berjuang sendiri itu sama halnya lo membodohi diri lo yg pintar."

Laras benar benar tidak bisa mengontrol emosinya lagi. Entah sebab apa,ia bisa semarah ini dengan Enny. Bahkan cacian pedas itu melontar begitu saja dari mulutnya,tanpa memikirkan Enny.

Be My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang