#8

1.4K 19 0
                                    

Lantunan ayat suci Al-Qur’an dan shalawatan bergemuruh memecah keheningan malam. Aku duduk di teras masjid bersama Fatimah sambil sesekali ikut melantunkan shalawat yang terdengar dari kelas TPA kecil, menunggu giliran menyetorkan hafalan qur’an. Saat tengah asik berbincang dengan Fatimah, Kak Ilham yang juga salah satu guru ngajiku, sabahat Kak Dany berteriak memanggilku.

“Ra, Ara!” teriaknya sambil melambaikan tangan.

Aku menghampirinya yang sedang duduk di depan kelas sambil mendengarkan muraja’ah salah satu temanku.

“Kenapa Kak?” tanyaku.

“Sebentar lagi giliran Ara yah yang muraja’ah.”

Aku menganggukkan kepala sebagai jawaban. Sambil menunggu yang lain selesai, aku kembali mengulang hafalan qur’an ku. Tiba giliranku, aku mendekati Kak Ilham dan memulai melantunkan ayat Al-Qur’an yang sudah kuhafal. Setelah selesai, tiba-tiba saja Kak Ilham berbisik padaku.

“Ra, itu Kak Dany” ucapnya sambil tersenyum menggodaku dan menunjuk Kak Dany yang tengah berjalan melewati kelas.

Aku terdiam mendengar ucapan Kak Ilham. Heran, itulah yang aku rasakan saat itu, tidak biasanya Kak Ilham seperti itu. Aku berusaha untuk bersikap seolah tidak ada apa-apa, aku coba menjawabnya sesantai mungkin.

“Iyah tau Kak, terus Ara harus bilang wow gitu Kak?”

“Gapapa” jawabnya dengan senyuman yang tidak seperti biasanya.

Hari ini Kak Ilham banyak menggodaku dengan menanyakan tentang Kak Dany. Aku menghiraukan sikap Kak Ilham itu, walau mulai banyak pertanyaan muncul, tapi aku memilih untuk hanya tersenyum dan mengangguk atau menggelang sebagai jawaban atas pertanyaan dan pernyataan Kak Ilham tentang Kak Dany.

Ketika malam tiba, Kak Dany menghubungiku. Seperti biasa aku dan dia hanya akan membicarakan hal-hal tidak jelas atau hanya sekadar saling melempar perhatian. Disela-sela obrolanku dengannya, ku coba tanyakan padanya tentang sikap sahabatnya, Kak Ilham.

Agil Adara : Kak Dany, tadi Ara digodain Kak Ilham terus

Kak Dany   : Digoda gimana?

Agil Adara : Kak Ilham tuh tadi terus ajah nanya nanyain tentang Kak Dany ke Ara sambil ketawa-ketawa gak jelas

Kak Dany : Masa sih? Kenapa emang?

Agil Adara : Ara juga gak tau, hari ini Kak Ilham tuh beda, gak kaya biasanya. Terus tadi waktu Kak Dany lewat ke kelas, Kak Ilham tiba-tiba aja bilang “itu Kak Dany” gitu katanya

Kak Dany   : Hehehe.., terus respon Ara gimana?

Agil Adara : Kok ketawa sih? Yah Ara tanggepin biasa ajah. Kak Ilham udah tau Kak kalau Ara punya hubungan sama Kak Dany?

Kak Dany   : Iyah, Kak Ilham udah tau

Agil Adara : Kok bisa?

Kak Dany   : Kakak juga gak tau pasti sih Kak Ilham tau darimana. Tapi kayanya Kak Ilham baca chatt nya Ara sama Kak Dany, soalnya waktu itu Kak Ilham pernah pinjem handphone nya Kak Dany

Agil Adara : Ohhh, pantes aja Kak Ilham kaya gitu ke Ara, gak biasanya Kak Ilham ngegodain Ara tentang Kak Dany sambil ketawa-ketawa gak jelas gitu. Terus gimana Kak?

Kak Dany   : Gimana Apa?

Agil Adara : Ya itu, sekarang Kak Ilham tau tentang Ara sama Kak Dany

Kak Dany : Yah gapapa Ra, sepintar-pintarnya kita menyembunyikan bangkai suatu saat nanti bakal ketahuan juga kan? Begitupun dengan kita, sepandai-pandainya kita menyembunyikan hubungan ini, suatu saat nanti semua orang pasti akan tau tentang kita

Agil Adara : Tapi Ara jadi digodain Kak Ilham terus

Kak Dany   : Siapa?

Agil Adara : Ara digodain Kak Ilham

Kak Dany   : Yang nanya? :P

Agil Adara : Ihhhh... Kak Dany...

Kak Dany   : Hehehe..., Kak Dany juga sama, Kak Ilham sering ngegodain Kak Dany apalagi kalau Ara lewat pasti Kak Ilham godain Kak Dany

Agil Adara : Mmm..

Kak Dany   : Udah sana tidur, gapapa gak usah mikiran tentang itu. Nanti juga suatu saat semua orang bakal tau tentang kita

Agil Adara : Ya udah terserah Kak Dany. Wassalamu’alaikum

Kak Dany   : Wa’alaikumussalam..

Sejak saat itu, satu persatu orang mulai mengetahui akan hubunganku dengannya, baik karena kecerobohanku atau karena dari satu mulut ke mulut lain. Memang benar, sepandai-pandainya kita menyembunyikan bangkai, suatu saat nanti pasti akan tercium juga.

Saat Nafsu Mengatasnamakan Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang