Hembusan angin malam menerpa tubuhku, setelah selesai berdiskusi mengenai perlombaan masak yang akan digelar beberapa hari lagi di PonPes aku memutuskan untuk segera pulang. Stamina tubuh yang semakin terus menurun membuatku hanya selalu ingin segera membaringkan tubuh. Sementara besok adalah hari pagelaran seni pertunjukkan untuk penilaian akhir semesterku.
Sesampainya di rumah aku segera membaringkan tubuhku pada tempat tidur. Sesaat kemudian aku mengingat akan sebuah tiket masuk nonton pagelaran seni pertunjukkan untuk tamu spesial yang sengaja disediakan pihak sekolah. Dengan segera aku mengambil tiket itu dari dalam tasku.
“Mahhh” teriakku sambil menghampiri mamah yang berada di ruang keluarga.
“Kenapa?” tanya mamah sambil menatapku.
“Mah, besok ke sekolah yah.” Ucapku.
“Ngapain?” tanya mamah.
“Ih Mamah, besok kan pagelaran seni pertunjukkan kelas Ara.” Ucapku sambil cemberut.
“Mamah gak bisa Ra, kan mamah udah punya janji sama bibi.”
“Yahhh, terus yang ke sekolah Ara siapa?” tanyaku dengan penuh kekecewaan.
“Gak ada yang dateng juga gapapa kali Ra.” Timpal kakak laki-laki ku.
“Yah emang gapapa sih, tapi masa nanti temen Ara punya tamu spesial terus Ara?” tanyaku kesal.
“Ya udah, ajak aja siapa ke gitu, ribet amat.” Jawabnya lagi.
“Gak bisa apa meluangkan waktunya sebentar aja?” gerutuku sambil kembali ke dalam kamar.
Aku duduk termenung di tepian tempat tidur sambil menatap tiket itu. Setelah beberapa menit kemudian, aku mencoba menghubungi Kak Dany berharap dia akan bersedia datang untuk menjadi tamu spesialku di acara pagelaran seni besok, meski hubunganku dengannya mulai merenggang, tapi satu hal yang selalu aku yakin tentangnya bahwa hatinya masih tetap sama.
“Assalamu’alaikum..” sapaku.
“Wa’alaikumussalam..” jawabnya.
“Kak Dany besok ada acara gak?” tanyaku.
“Acara? Gak ada sih, paling kuliah.”
“Oh kuliah, ya udah deh gak jadi.”
“Kenapa emang?” tanyanya.
“Gapapa.” Jawabku dengan penuh kekecewaan.
“Bohong, kenapa?” tanyanya lagi.
“Besok kan pagelaran seni kelas Ara. Ara punya tiket untuk tamu spesial, tadinya Ara mau ngajak Kak Dany, soalnya mamah gak bisa.” Jelasku.
“Memangnya jam berapa? Insyaa Allah nanti pulang kuliah Kak Dany ke sekolah Ara yah?”
“Kelasnya Ara tampil pagi, Kak Dany kan pulangnya siang atau sore, gimana mau ke sekolahnya Ara, pementasannya aja selesai jam 12.” Jawabku.
“Oh pagi, kirain, yah terus gimana Kak Dany gak bisa.”
“Memang Kak Dany kuliahnya jam berapa?” tanyaku yang masih berharap dia bisa datang.
“Ba’da dzuhur sih, tapi kan Kak Dany harus ngajar TKA Ra.”
“Ya udah gapapa, nanti Ara ajak yang lain aja deh.”
“Ya udah, maaf yah. Semangat, semoga pementasannya lancar dan sukses.”
“Iyah, aamiinn..”
Aku kembali membaringkan tubuhku di atas tempat tidur, menghembuskan nafas dengan kasar, mencoba menenangkan hati dengan menutup mata. Namun beberapa menit kemudian, ponselku kembali berdering.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saat Nafsu Mengatasnamakan Cinta
SpiritualCinta adalah rasa kasih sayang yang muncul dari lubuk hati yang terdalam, untuk rela berkorban, tanpa mengharap imbalan apapun, dan dari siapapun kecuali imbalan yang datang dan diridhoi Allah. Cinta itu mestinya membahagiakan, bukan membuatmu sedih...