SEIZE

Prolog

Aku menghela napas pelan untuk yang kesekian kalinya, lantas kubawa tubuhku bergerak menjauh, melewati berbagai pasang mata yang sengaja menaruh pandang padaku. Apa itu sangat penting, hah?!

Aku baru saja keluar dari ruangan konseling, dengan alasan yang lagi-lagi tak masuk akal, yang nyatanya berhasil membuatku menetap di sana selama kurang lebih dua jam hanya untuk mendengarkan ceramah di sore hari.

Berada di ruangan yang sama dengan tiga berandalan sekolah tiap harinya nyaris membuatku melepas nyawa dengan perlahan.

Seakan menjadi teman, ruangan konseling adalah ruangan kedua yang paling sering aku kunjungi ketimbang kantin atau perpustakaan setelah kelas. Alasannya? Aku diseret ke sana tanpa alasan yang logis. Selalu seperti itu!

Ck! Menyebalkan!

Ada hal lain yang tak pernah kuinginkan berada pada cerita hidupku, terlebih lagi hal itu yang membuatnya menjadi penghuni jejeran paling atas yang menguasai pikiranku selama beberapa minggu ini. Semua pasang mata tertuju ke arahku, seakan aku adalah magnet dengan daya tarik paling besar yang belum pernah ada sebelumnya. Tentu saja, bagaimana bisa aku menelan salivaku dengan nyaman saat keempat iris tajam itu menjeratku pada suatu saat tertentu, juga bersamaan.

Belum lagi kegilaan yang ditimbulkan oleh dua pemuda lainnya.

Bisa kau total berapa pemain yang berada dalam area permainan hidupku? Ada empat. Benar.

Dan semua pemuda itu bertingkah diluar akal sehat, mempermainkanku.

"Hwang Rheya, ingat! Kau adalah milikku."

"Berhenti bersikap bodoh! Hidupmu sedang menuju puncaknya."

"Aku bisa membantumu, apa pun."

"Bagaimana jika dengan satu malam untuk berkencan?"

Mereka; Kang Taehyung, Jeong Jimin, Bae Jungkook, dan Kang Seokjin.

Seakan mereka berlomba-lomba untuk menaruhku pada bidak catur dan berebut sebagai pemain handal. Sejak itu, hidupku tak lagi damai. 

——

Untuk playlist ada di spotify