"Kau datang? Kemarilah, Rheya!"
Ajakan itu seolah menghipnotis dirinya, kendati rasa penasaran yang disertai dengan degub jantung yang perlahan menggila itu lekas membuatnya merasa sedikit gamang. Apa lagi menyadari bahwa suasana yang tercipta kini tak terasa begitu mendukung akan jalannya suatu yang baik. Entah, hanya saja hampir menyerupai menjadi sebuah firasat.
Maka, ia pun mendekat dengan ragu-ragu yang tersamarkan oleh wajah menyebalkan penuh intimidasi miliknya. Rheya mulai bersidekap, menatap lurus pada Jungkook yang tengah mengembangkan senyumnya di depannya.
"Kemarilah, Rheya!"
Rheya pun berhenti setelah berada di depan Jungkook. Mengulas senyum konyol miliknya, ia pun berusaha menutupi keterkejutannya tatkala mendapati pemuda itu dengan jarak yang tak lagi dapat memanipulasi mata.
"Aku tidak tahu jika kau merokok, Sunbae."
"Kau pun tidak tahu jika aku adalah peminum dan penggila balap liar, Rheya."
Rheya mendadak dapat merasakan bulu kuduknya berdiri dalam seketika tatkala rungunya disapa oleh suara serak nan parau yang tersamarkan oleh nada rendah pemuda itu. Apa lagi tatkala manik tajamnya menemukan sebuah seringaian di akhir, rasa-rasanya ia benar-benar jauh dari Bae Jungkook yang biasanya.
Lalu mencoba menelan ludah kasar, Rheya pun membalas kikuk, "Kau benar. Aku tidak pernah berpikir sampai itu."
Jungkook lantas terkekeh mendengarnya. Untuk sekali lagi, caranya tertawa benar-benar berbeda dari sebelumnya. Pemuda itu lekas kembali menghisap rokoknya, sebelum kemudian menghembuskannya bersamaan dengan menatap Rheya dengan senyum yang terpatri pada bibirnya. "Boleh kutanya padamu, Rheya?"
Rheya pun mengangguk begitu saja.
"Kenapa kau kemari?"
Maksudnya?
"Entahlah. Hanya mengikuti kata hati, mungkin? Aku tidak tahu jelasnya, kupikir aku sudah gila. Lagi pula, kau menyuruhku kemari, akan sangat tidak sopan jika aku menolaknya begitu saja."
Mendengar itu, Jungkook hanya mengangguk sembari menghembuskan asap rokoknya kembali.
"Kau sendiri?" tanya balik gadis itu.
"Menunggumu."
"Ya?"
"Jadi siapa yang kau percayai?"
Ini lagi?
Oh ayolah, Rheya sudah kepalang muak dengan ini.
"Kau bicara hal seperti ini lagi."
"Kau harus menjawabnya."
"Kenapa?"
"Karena kami tengah bersaing saat ini. Katakan siapa yang kau percayai! Kau akan tahu siapa yang benar-benar harus kau percayai, Rheya!"
Rheya spontan mengernyit begitu saja, menurunkan kedua tangannya seraya menatap Jungkook tak mengerti. "Persaingan apa? Kau melibatkanku? Sunbae, kau tahu bahwa aku kekasih temanmu, bukan? Lantas kenapa kau bertingkah seolah-olah kalian tengah berada di sebuah permainan dan melibatkanku di dalamnya?"
"Kau tidak sedang terlibat Rheya, kau memang alasan mengapa lingkaran ini terbentuk. Bukankah untuk menuju akhir, sesuatu harus menjadi akhir?"
Sial!
"Aku tidak mengerti lagi."
"Menjauhlah!"
Rheya lekas membuang muka, merasa dadanya bergemuruh dalam lingkaran atmosfer yang turut memanas dalam seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEIZE
Fanfiction[The Secret Series: Book I Of Seize] Bersama dengan tangis yang melebur dalam tawa, Taehyung baru menyadari satu hal, yang teramat berarti baginya; presensi Hwang Rheya semakin menjauh. Dan Taehyung tak akan mampu meraih gadisnya itu. Terlepas dari...