Aku bertahan buat kalian yang juga bertahan.
Terima kasih banyak karena sudah mau bertahan bersamaku di sini❤️
———
"Aku ingin tahu semuanya. Segalanya."
Maka, Rheya pun berbalik dan berjalan menuju Jungkook yang kini menatapnya. Jimin pun meringis menahan kesal, memejamkan kedua irisnya sebelum kemudian turut berjalan menyusul.
"Katakan! Katakan padaku tentang semuanya! Kau bilang bahwa aku perlu tahu, bukan? Katakan padaku! Bukankah kau juga selalu bilang padaku bahwa jika aku butuh sesuatu maka aku bisa datang padamu, dan jika aku ingin tau apapun aku bisa bertanya padamu? Katakan, Sunbae!"
Jungkook hanya terdiam dan hanya menatap. Kedua irisnya kini layaknya telaga yang nyaris tumpah, dan barangkali memang akan tumpah jika mendapat satu goresan yang membuat air mata itu meluber dengan deras.
Begitupun dengan Rheya. Gadis itu tidak tahu mengapa di dalam sana terasa begitu menyesakkan, praduganya semakin liar—terus saja menampilkan sisi-sisi paling buruk yang memungkinkan untuk terjadi. Hal itu semakin membuatnya gelisah dan lelah dalam satu waktu yang bersamaan.
"Kumohon, katakan padaku! Aku di sini untuk mendengarmu, aku di sini karena aku sudah lelah dengan semuanya. Sunbae, beri tahu aku apa yang terjadi! Kumohon!" Kedua bahunya bergetar, suaranya melirih—nyaris berbisik manakala dirasa tenggorokannya mendadak tercekat begitu saja. Sakit.
Maniknya menatap penuh harap dengan kabut di sekitar matanya, tampak bahwa seolah Rheya tengah berada di puncak kelelahannya. Hingga pada akhirnya Jungkook memejam dan meloloskan air matanya sejenak, sebelum kemudian merogoh ponsel di dalam sakunya dan menyerahkannya pada Rheya tanpa mengatakan apapun.
Gadis itu awalnya sempat kebingungan, namun tak menunggu waktu lama ia lekas menerima ponsel tersebut dan membukanya.
Rheya sontak mengernyit tatkala menemukan banyak rekaman suara di dalamnya. Semua bagian memiliki judul tersendiri, yang seolah memang sengaja direkam untuk sebuah keperluan. Barangkali seperti saat ini.
"She is a toy."
Gadis itu mendadak pias, ia dapat merasakan hatinya mencelos begitu saja hanya dengan membaca judulnya. Rasanya, ada bagian di dalam sana yang seolah telah pecah lebih dulu. Maka, ia pun mencoba untuk memutarnya.
Di awal, ia dapat mendengar suara samar-samar layaknya beberapa pemuda yang tengah berkumpul. Bahkan ia dapat mendengar seolah mereka tengah bersulang tatkala suara gelas yang diadu itu menimbulkan suara khas miliknya.
"Taehyung, kau serius?"
Itu suara Jimin.
Taehyung?
Rheya bahkan dapat menemukan hatinya mendadak dipotong dalam sekejap tatkala mendengar nama itu. Mendadak si kekasih muncul dalam praduga buruk di dalam isi kepalanya. Tidak. Ia takut.
Dan Jimin pun sontak melotot tatkala mendengarnya.
"Ini tidak sesulit bayanganmu, Jung. Cukup membuatnya masuk, maka dia akan terjebak dengan sendirinya."
Itu suara Taehyung.
"Aku tidak mengerti kenapa kau berkata seperti itu. Aku juga tidak mengerti kenapa aku mendapat bagian seakan-akan aku adalah kunci dari segala informasi untuknya. Tampak bahwa aku adalah bagian paling baik di sini. Sedangkan kau dan Jimin hyung harus terlihat lebih gelap. Kau tahu? Ini memuakkan, Hyung."
KAMU SEDANG MEMBACA
SEIZE
Fanfiction[The Secret Series: Book I Of Seize] Bersama dengan tangis yang melebur dalam tawa, Taehyung baru menyadari satu hal, yang teramat berarti baginya; presensi Hwang Rheya semakin menjauh. Dan Taehyung tak akan mampu meraih gadisnya itu. Terlepas dari...