Taeyong mengambil lightstick, photobook dan benda-benda yang disimpan layaknya seorang fans yang menyimpan benda yang selalu identik dengan idolanya. Ia baru saja pulang sekolah tapi sudah ingin pergi tanpa membiarkan dirinya beristirahat bahkan untuk minum.
Ia mengeluarkan isi tasnya yang berisi buku dan alat tulis lainnya lalu memasukkan benda-benda fandom-nya itu. Taeyong bergegas menuruni anak tangga menuju lantai dasar rumahnya. Membuat sang dongsaeng kebingungan karena dia lebih terlihat seperti sedang mempunyai janji penting. Kencan barangkali?
“ Hyung kau mau kemana? “, tanyanya ketika Taeyong mengganti sepatu sekolahnya dengan sepatu casual yang lebih santai dan lebih nyaman dikenakan untuk jalan-jalan.
“ Aku akan kembali jam 12 malam! Jangan lupa kunci pintunya sebelum kau ketiduran ne, Donghyuckie! “, sahut Taeyong lalu membuka pintu.
“ Yaaaa! Tapi ini sudah jam 10 malam!!! Taeyong hyuuuung!!! “, teriakan Haechan sia-sia karena sang hyung sudah keluar. “ Aissh! Seperti tidak ada waktu lain saja?! Apa dia akan memberikan seluruh hidupnya pada idolanya yang seperti Casper itu?! “, gerutu Haechan sembari berjalan ke sofa dengan segelas daechu yang baru saja dibuatnya di dapur.
Taeyong berlari seraya menyisingkan lengan bajunya beberapa kali. Dia harusnya bisa cabut dari sekolah daripada harus ketinggalan konser idolanya yang sudah ia beli tiketnya jauh-jauh hari.
Kalau dipikir-pikir, konser seorang idola bahkan bisa digelar puluhan kali dalam setahun. Mengapa dia harus repot-repot menyusahkan diri dengan datang ke konser idolanya di jam yang hampir menuju tengah malam ini?
“ Aigoo.. harusnya tadi aku lompat dari tembok belakang sekolah. Pulang lebih cepat 15 menit saja kan tidak apa-apa. Lagipula sonsengnim tidak menerangkan pelajaran, dia hanya berdongeng saja sejak pertama masuk,”
Taeyong terus bergerutu merutuki penyesalan apabila dia benar-benar terlambat datang ke konser idolanya hari ini. Setelah berlari cukup jauh Taeyong sampai di halte. Halte dari rumahnya memang cukup jauh dan melelahkan jika jalan apalagi berlari.
Taeyong menghentak-hentakkan kakinya,” Ayolah bus! Apa kalian semua sudah tidur para supir?! Bantu aku!!! “, ia terus berkeluh kesah sampai akhirnya sebuah taksi lewat dan dia lebih memilih menaiki transportasi yang ongkosnya pasti tiga kali lipat lebih mahal dibandingkan naik bus.
Dalam perjalanan dengan taksi Taeyong terus mendesak sang supir agar mempercepat kemudinya.
“ Ahjussi ayo lebih cepat! Aku sedang buru-buru! “
“ Anak muda! Jika aku menambah kecepatanku setelah aku mengantarmu aku akan diantar ke penjara! Kau mengerti? “, ujar sang supir taksi.
Taeyong menggembungkan pipinya dan untuk ke sekian kalinya ia menarik ujung lengan bajunya untuk melihat arlojinya. Kakinya terus-terusan berdentum karena ia sungguh tidak sabar. Jika saja ia bisa mengemudi ia akan menggantikan supir didepannya ini yang berusia sama dengan appa-nya di Seoul untuk menyetir.
Setelah melalui perjalanan selama kurang lebih 20 menit Taeyong akhirnya sampai disebuah gedung. Ia dapat melihat lampu berkelap-kelip yang ramai bergoyang didalam sana.
Taeyong membayar taksi sebelum kemudian berlari menerobos pintu masuk gedung. Shit! Dia paling belakang sekarang. Dia bahkan tidak dapat melihat idolanya yang sedang menyapa diatas panggung sana.
Ya. Taeyong mungkin memang memiliki tinggi badan yang lebih dari yeoja atau fans lain didepannya tapi seluruh fans idolanya ini membawa karton dengan tulisan penuh cinta mereka yang sangat lebar bahkan ada yang membawa karton yang lebarnya separuh dari papan tulis di sekolahnya.
Taeyong menggembungkan pipinya dan mengerucutkan bibirnya. Dia sungguh menyesal karena tidak lebih cepat datang dan mengambil barisan paling depan.
Ia akhirnya menyaksikan konser idolanya itu dengan penuh kecewa karena ia sama sekali tidak bisa melihat apapun kecuali mendengar suara baritonnya.
Waktu berlalu sampai pukul 00.06. Taeyong tertidur dibarisan belakang penonton yang tadinya ramai dan kini hanya tinggal beberapa orang yang bertugas untuk membersihkan gedung yang baru saja dipakai untuk konser itu.
Jaehyun berjalan keluar gedung setelah konsernya selesai dan bersiap-siap pulang. Ia menghentikan langkahnya ketika hendak melintasi pintu masuk gedung yang juga menjadi pintu keluarnya saat ini. Reflek manajer dan rekan-rekan yang mengawalinya juga berhenti.
“ Kenapa? “, tanya Lucas, manajer pribadi Jaehyun yang sudah mengiringinya berjalan sejak tadi.
Jaehyun berjongkok dan menghampiri Taeyong. Lucas membelalakkan matanya saat menyadari ada orang tak sadarkan diri duduk di sudut gedung yang besar ini, ditambah gelap.
“ Apa dia pingsan karena berdesak-desakan dengan fans yang lain? “, tanya Lucas.
Jaehyun menaruh telunjuknya dibawah lubang hidung Taeyong kemudian mendekatkan telinganya di dada namja berambut kecokelatan itu.
“ Dia hanya tidur,” jawab Jaehyun. Ia mengangkat tubuh Taeyong dan menggendongnya dengan kedua tangannya.
“ A-apa yang akan kau lakukan? “, tanya Lucas heran dan kaget ketika Jaehyun mengangkatnya.
“ Ini sudah lewat dari tengah malam. Dia tidak akan bisa pulang di jam rawan seperti ini. Tidak ada bus yang lewat lagi. Jadi lebih baik kita membiarkan dia menginap saja untuk sementara waktu,”
Lucas menghela nafasnya singkat. “ Apa kau sudah gila? Kau membawa fans mu ke rumahmu lalu fans mu yang lain akan membunuhmu besok,”
“ Itu tidak akan terjadi. Tenang saja. Fansku tidak seanarkis fans idol grup,”
Lucas kembali menghela singkat nafasnya dan memalingkan wajahnya,” Yang benar saja! “
“ Ayo,” Jaehyun berjalan mendahului Lucas dengan membawa Taeyong menuju mobilnya.
***
Taeyong cukup terbangun ketika seseorang mendaratkan tubuhnya di suatu tempat yang empuk. Tapi matanya begitu berat untuk dibuka. Dia mencoba membuka matanya selebar mungkin. Tetap saja tidak bisa, kedua matanya kembali mengatup. Yang ia lihat ketika beberapa detik ia membuka matanya adalah sosok Jung Jaehyun.
“ Jae..hyun..sshi.. “
Jaehyun mendekatkan wajahnya pada wajah Taeyong ketika ia mendengar namja itu melantunkan namanya setelah dia meletakkannya di ranjang miliknya. Jaehyun melambaikan tangannya didepan wajah Taeyong.
“ Aku harap aku tidak bermimpi.. Kau ter..lihat.. sangat nyata.. “
Jaehyun tersenyum simpul saat mendengar ocehan Taeyong yang mungkin hanya mengigau. Namun Taeyong sebenarnya sadar apa yang dia ucapkan, hanya saja dia terlalu mengantuk untuk membuka matanya.
Tentu saja. Dia sudah tiga hari hanya tidur selama empat jam karena mengerjakan tugas ditambah dia memang punya insomnia jadi saat dia tidak bisa tidur dia akan menonton semua musik video Jung Jaehyun dari debut sampai yang terbaru.
Jaehyun melepaskan sepatu Taeyong dan menarik selimut sampai ke lehernya. Ini mungkin tidak masuk akal, tapi ia merasa ini cukup lucu ketika mengetahui fansnya lebih dekat seperti ini.
Tbc.
Maafkan aku yg suka menggantung ff 😢baca summary secara seksama, ini remake dari ff buatanku sendiri, bukan buatan org, jd mungkin akan lebih sering update😚unchhh
KAMU SEDANG MEMBACA
《END》MY SASSY BOY🐨[JaeYong]
FanfictionTaeyong sangat mengidolakan Jung Jaehyun, seorang penyanyi bersuara bariton. Sangkin nge-fans-nya, bahkan bisa dibilang penganut BIM. Sampai sesuatu terjadi. Sesuatu yang membuat Jaehyun tidak bisa lari dari Taeyong. Sesuatu yang membuat Jaehyun tid...