Jaehyun berdiri di hadapan Taeyong.
" Kau sudah mengingatnya sekarang? "
Pertanyaan Jaehyun membuyarkan lamunan Taeyong. Ia menggelengkan kepalanya pelan dan perlahan menatap Jaehyun yang saat ini tersenyum tipis nan lembut padanya.
" Aku bersyukur kita bertemu saat itu. Aku sangat beruntung Tuhan mempertemukanku dengan peri penolong sepertimu,"
" Jaehyun, aku.. Aku tidak bisa mengingat banyak.. "
" Tidak apa-apa. Pelan-pelan nanti kau pasti ingat.. Lagipula itu sudah sangat lama. Aku maklum kalau kau sudah melupakannya, tapi yang pasti.. aku tidak akan pernah melupakannya. Tidak akan,"
" Maaf.. "
" Kenapa harus minta maaf? Kau tidak melakukan apa-apa, sayang," ujar Jaehyun seraya membelai puncak kepala Taeyong.
Dengan bibir yang dicebikkan dan kepala tertunduk –merasa bersalah— Taeyong berkata.
" Aku merusak semuanya... "
" Merusak? ", tanya Jaehyun tak mengerti.
" Aku membuat karirmu hancur. Jaehyun, aku sama sekali tidak bermaksud untuk.. hhh.. Aku benar-benar tidak menginginkannya. Aku... "
Jaehyun meletakkan jari telunjuknya di bibir Taeyong dan menghentikan celotehan rasa bersalahnya.
" Sstt.. Sayang, ini bukan salahmu. Ini tidak ada hubungannya denganmu. Semua itu murni keputusanku,"
Jaehyun menegakkan tubuhnya dan mencebikkan bibir,"
Lagipula aku sudah bosan, setiap hari berdiri diatas panggung bernyanyi sampai suaraku habis. Tidakkah kau juga bosan melihatku di TV? "
Taeyong menggeleng.
" Jadi kau lebih suka melihatku di TV daripada melihatku di apartemen? "
" Tidak... Bukan begituu.. "
Jaehyun mengulas senyum. Melihat ekspresi Taeyong yang menyesal sambil memanyunkan bibirnya dengan manja begitu menggemaskan.
Oh.. astaga.. bagaimana dia bisa melepaskan namja seimut ini?
" Ya. Aku mengerti,"
Kedua lengannya berada di pinggang Taeyong. Dikecupnya sekilas kedua belah bibir sang kekasih.
" Hei, aku punya sesuatu untukmu,"
Taeyong menaikkan alisnya penasaran. " Apa? "
Namja dihadapannya mengeluarkan sesuatu dari kantong depan hoodie-nya, lalu berlutut.
Taeyong tak sempat melihat benda apa yang dikeluarkannya, dan tiba-tiba saja ia sudah disuguhkan sebuah cincin berwarna silver didalam kotak transparan yang terbuat dari kaca.
Tanpa diberitahu Taeyong bisa menebak berapa harga cincin itu. Orang sekaya Jaehyun tak akan mungkin membeli cincin murahan untuk perjanjian sakral seperti ini.
" Taeyong, sayang. Aku sangat mencintaimu, dan ku rasa aku sudah merasakan itu bahkan ketika kita baru pertama kali bertemu. Kau bukan hanya seorang penggemar di kehidupanku, tapi kau juga penggemar di hatiku. Dan hari ini, aku ingin mengatakan seluruh isi hatiku. Hari ini adalah hari yang sangat ku nantikan,"
Jaehyun menatap kedua mata Taeyong dengan intens.
" Sayangku, maukah kau menikah denganku? "
Setetes cairan bening lolos dari mata Taeyong ketika ia begitu serius menatap namja dibawahnya dengan semua kata-katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
《END》MY SASSY BOY🐨[JaeYong]
FanfictionTaeyong sangat mengidolakan Jung Jaehyun, seorang penyanyi bersuara bariton. Sangkin nge-fans-nya, bahkan bisa dibilang penganut BIM. Sampai sesuatu terjadi. Sesuatu yang membuat Jaehyun tidak bisa lari dari Taeyong. Sesuatu yang membuat Jaehyun tid...