Part 2. Him

32 6 0
                                    

- - - - -

Terdengar canda tawa yang cukup nyaring dari tiga yeoja yang sedang menyusuri koridor sekolah mereka.

Setelah kejadian Hara kehabisan formulir tadi siang, Jihae dan Jaerin benar benar meledak dalam tawa.

"Lo urusan formulir aja ditolak, apalagi ntar sama Jungkok ra ㅋㅋㅋ~" Jaerin meledek Hara habis habisan kali ini

Sedangkan Jihae sudah tidak bisa mengucapkan apapun karena sedari tadi tawanya tidak berhenti.

"Ledek aja terus, mana itu formulir gabisa di fotocopy pula. Rin, punya lo kasih gue lah"

Perkataan Hara dijawab gelengan angkuh oleh Jaerin. Kemudian mereka bertiga kembali tertawa sampai keluar gerbang sekolah.

"Rin, gue sama Hara duluan yak. Lo ati ati"

Jaerin mengangguk pada Jihae dan tersenyun sebelum akhirnya kedua sohibnya itu pergi kearah yang berlawaan dengannya.

Ya, diantara mereka bertiga, rumah Jaerin sendiri yang berbeda arah dengan Jihae dan Hara.

Jaerin memutuskan untuk pergi ke halte bus dekat sekolahnya. Sebenarnya kalau mau, Jaerin bisa menghubungi supir pribadinya. Tapi Jaerin sendiri lebih suka naik transportasi umum daripada mobil pribadi.

Bus datang sesaat setelah Jaerin sampai di halte.

Saat memasuki bus, pandangan Jaerin mengedar keseluruh bus yang ternyata cukup ramai.

Bahkan hanya tersisa satu tempat duduk disana, dan itu berada tepat disebelah-

Jaehyun.

Mata Jaerin terkunci pada pria itu seolah olah ada magnet kuat di dalamnya. Jaehyun yang merasa dipandang akhirnya menolehkan kepalanya dan pandangannya bertemu dengan Jaerin.

Jaehyun mengarahkan dagunya pada bangku disampingnya untuk memberi isyarat pada Jaerin agar dia duduk di sampingnya.

Jaerin yang awalnya ragu akhirnya memutuskan untuk mengiyakan tawaran Jaehyun dan bergegas menuju bangku itu.

Diam, tidak ada yang memulai pembicaraan diantara mereka berdua. Bahkan Jaehyun dan Jaerin mengalihkan pandangan berlawanan arah.

"Lo ga bawa jaket?"

Sontak Jaerin menoleh pada Jaehyun yang ternyata masih melihat kearah jendela bus.

"Gue?" Tanya Jaerin ragu

"Yaiyalah, emang gue nanya ke siapa kalo bukan ke lo"

Pria itu akhirnya mengalihkan pandangannya dari jendela menuju Jaerin.

Jaerin yang gelagapan berusaha menyembunyikan rasa gugupnya dengan melihat kedepan.

"Enggak" singkat, itu yang ditunjukkan Jaerin ketika berada didepan Jaehyun

Tanpa Jaerin  sadari, Jaehyun melepas jaket yang dia pakai dan melemparnya tepat dipangkuan Jaerin.

"Pake buat nutupin rok lo, pendek banget"
Kalimat Jaehyun memang terdengar perhatian, tapi tidak dengan nadanya yang malah terdengar seperti mengejek dan datar.

Love PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang