"Yeeun kok ngejauh ya dari gue?"
Pertanyaan Hara sukses membuat Jihae menghentikan kegiatan gaming diponselnya, bahkan saat ini Jaerin juga sudah mengalihkan pandangannya menuju Hara.
"Maksut lo ra?" Jaerin memutar pertanyaan karena merasa dirinya bingung dengan apa yang baru saja diucapkan Hara.
"Setelah Jihae ngasih tau gue soal tanda tanda hubungan mereka, gue ngerasa kalo Yeeun ngehindar dari gue. Tiap kali papasan dikoridor ataupun dikelas dia pasti bakal ngambil jalan beda dari gue"
Mata Jaerin dan Jihae saling menatap satu sama lain, kemudian kembali beralih menuju Hara yang sudah menunduk lesu.
"Gue bingung dah, sebel~"
Suara Hara terdengar parau disana, pertanda kalau gadis itu hendak menangis.Dengan gerakan cepat, Jaerin menarik Jihae agar mendekat kearahnya.
"Lo udah tanya Jungkook belom?" Bisik Jaerin tepat ditelinga Jihae berharap Hara tidak bisa mendengarnya.
"Udah rin"
"Gimana?"
"Jawabannya-"
Flashback on
Sret~
Jari gadis itu baru saja mengusap layar ponselnya dan menghasilkan sebuah screenshoot pada ponselnya.
Sejenak gadis itu menghela nafasnya pelan menyadari apa yang telah dia ketahui dari hasil screenshootnya tadi.
Kini sudah terpampang sebuah room chat dilayar ponselnya dengan nama 'Hara' disana.
Tuk-
Dengan satu ketukan, Jihae telah berhasil mengirim sebuah pesan pada sohibnya itu.
Hara
Ra, coba lo baca. Jangan nangis please.
Dalam hati Jihae terus berdoa semoga tidak terjadi apa apa setelah Hara membaca pesannya.
Ting~ tanda pesan masuk. Buru buru Jihae membuka pesan itu yang ternyata dari Hara.
Hara
Makasih yak Ji, belajar gih besok masih ujian loh :)
Plak-
Jihae menampar pelan dahinya sendiri setelah membaca balasan dari Hara yang terkesan enggan membahas masalah itu lagi.
"Bego banget gue, tapi kalo ga dikasih tau sekarang ya mau kapan lagi cobak. Keburu makin sakit ntar si Hara"
Flashback off
"Gue sampe ga belajar dong gara gara itu, pusing mikirin Hara gue rin"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Pain
FanfictionTulisan sederhana dari kisah nyata author dan main castnya yaitu sahabat author, sebagai tempat penumpahan memori aja :)) based on true story from @jaerinaaam