Part 22. Sorry

16 4 0
                                    

Tangan gadis itu terlihat memilah beberapa lembar foto yang berada dihadapannya, matanya sibuk mencari keberadaan seseorang disalah satu lembaran foto itu.

"Ketemu! YEAYY!" Pekik gadis itu sesaat setelah dia menemukan foto yang dia cari sedari tadi.

Matanya berbinar dengan senyuman penuh arti diwajahnya memandang foto digenggamannya, lebih tepatnya seseorang yang berada didalam foto itu.

"Kyaaaaa~" tubuhnya kini berguling kekanan kiri diatas tempat tidurnya dengan tangannya yang terus mendekap foto itu.

Ketika sadar akan kegilaannya saat ini, dengan segera gadis itu beranjak dari tempat tidurnya dan bergegas merapikan seluruh lembar foto yang berserakan dilantai.

Dimasukkannya seluruh lembar foto itu kedalam amplop seperti semula untuk dia bawa ke sekolah besok pagi dan dibagikan kepada teman temannya.

Tapi tidak dengan lembar foto yang sempat membuatnya gila tadi, Jaerin meletakkan satu lembar foto yang dia anggap istimewa itu kedalam laci belajarnya dan kembali tersenyum sembari menutup laci itu.

"Sorry, gue ngambil foto lo tanpa ijin"

- - - - -

"Kok gue ga ada sih rin, foto si Wein ada kok punya gue ga adaaa~" protes salah satu teman Jaerin yang berada dalam gerombolan pencari foto itu *apa sih :v

Jaerin menarik nafas dan mengeluarkannya pelan kemudian tersenyum paksa kepada temannya itu.

"Jira sayang, kan gue udah ngomong tadi, ga semua murid ada fotonya gitu kata bu Erniiii haduuh. Jadi kalo foto lo ga ada ya berarti lo ga kejepret, gue juga ga kefoto diem baeee. Lo kalo mau protes ya ke tukang potonya sonoo"
Ujar Jaerin dengan penekanan disetiap katanya membuat Jira tersenyum kaku dengan bergidik ngeri pada Jaerin.

"Ehehe iya iya, selow dong mbak"

Jaerin memutuskan pergi ke tempat duduknya sebelum emosi nya kembali dipancing oleh teman temannya.

Disana terlihat Jihae dan Hara tertawa pelan melihat Jaerin yang dikeroyok protesan dari teman temannya.

"ㅋㅋㅋㅋ napa lo rin" tanya Hara masih dengan tawa pelannya.

"Nyesel gue dititipin bu Erni tuh foto, jadi gue yang diprotes anak anak. Padahal gue kan gatau apa apa hiks"

"Lagian tumben sih nitipin ke lo, biasanya kan ke Yumi tuh" celetuk Jihae dengan dagunya yang mengarah ke Yumi yang juga berada digerombolan pencari foto itu.

"Kemaren waktu pulsek -

Flashback on

"Ya haksaeng hey hey tungguuu~"
*hey siswa hey hey tungguuu

Jaerin menolehkan kepalanya dan terlihat seorang guru lebih tepatnya bernama bu Erni yang berlari menghampirinya dengan membawa sebuah amplop berukuran sedang.

"Ada apa buk?"

"Hosh hosh bentar saya ca hosh pek haduh"
ucap bu Erni sembari mengatur kembali nafasnya, sedangkan Jaerin hanya diam memandangi seonsaengnim nya itu.

"Kamu satu kelas sama Yumi nggak?"

"Saya? Oh iya buk, kenapa?"

"Nih-"
Bu Erni mengulurkan amplop yang dia bawa tadi kepada Jaerin dan disambut oleh tangan Jaerin yang menerimanya.

Love PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang