08

3.4K 308 2
                                    

Bagaimana aku tak kaget tiba tiba saja yoongi hyung berkata seperti itu sebelum melangkah keluar dari kamarku. Kupandangi mingyu, mingyu yang mengerti tatapanku hanya bisa mengangguk dan tersenyum kearahku, sebelum ia pamit pulang bersama hyungnya.

"Kookie, kau tak harus memendamnya sendiri ceritakanlah pada hyung barumu apa yang dulu menimpamu, sehingga kau sakit seperti ini"ucap mingyu dengan memandangku penuh harap aku membuka diri kepada orang lain selain dia dan bamie

"Aku belum siap gyu, maaf. Aku tau niatmu baik membantuku mempercayai orang lain selain kalian, aku hanya sedikit takut,,"ucapku dengan memandang mingyu dengan tatapan kosong.

"Aku percaya padamu kook, sudah cukup penderitaanmu. Kau harus sekali kali melawan orang tuamu"ucapnya lagi
"Kau tau kami akan selalu disampingmu. Kami menyayangimu kook-ah"ucapnya dan berjalan keluar dari kamar

Sepeninggal mingyu dari hadapanku, suasana dikamarku kembali hening,senyap padahal sebelumnya ramai dengan keributan dan pekikan teman dan hyungku, tapi sekarang mereka sudah pulang kerumah masing masing.

Bosan, itu yang sedang dirasakan jungkook dikamarnya, pernah terbesit pikiran gila untuk mengakhiri hidupnya. Karena orangtuanya yang menuntut banyak padanya.

Ketika sedang damainya jungkook melamun dan menatap kosong kearah jendela, tiba tiba seseorang masuk dan membuyarkan lamunannya

"Kau melamun"ucap kyungso duduk disamping sang adik bersandar dikasur

"Tidak hyung,hanya mengingat kejadian itu,,"ucap jungkook dengan raut sedih.

Kyungso yang mendengarnya hanya mendengus kesal, itu sudah 2 tahun yg lalu sejak perbuatan appanya menyakiti adik kecilnya, yg membuat trauma berlebih bagi adik

"Lupakan jungkook-ah, kau tak akan mati hanya karena tidak meraih cita cita konyolmu itu"ucap seokjin yang sudah berada dipintu kamar sang adik dan melipat tangannya didada, membuat atensi mereka berdua pada kakak sulungnya.

Kyungso yang mendengar itupun langsung berdiri dan berjalan menghampiri sang kakak, lalu mendorongnya hingga terhuyung kebelakang, dan menyeretnya keluar kamar

"Apa kau tak punya otak hyung, apa cita cita jungkook kau anggap remeh?, hah. Apa kau tau bagaimana jungkook menghadapi eomma yang menuntut lebih pada nilai akademik jungkook, appa yang sangat ingin jungkook jadi pebisnis"ucapnya berteriak dengan nafas tersengal

"dia hanya anak kecil yang polos, dia baru saja masuk sma hyung. Biarkan dia memilih jalannya sendiri, biarkan dia meraih cita citanya hyung, aku tak mau jungkook berakhir seperti ku"ucapnya lirih dan menunduk dalam, menahan liquid bening terjatuh dari pelupuk matanya

"Aku tau kyungso, aku hanya tak mau eomma menghukumnya dan appa melibatkan orang terdekat jungkook, cukup dengan kejadian 2 tahun lalu yang membuat kita menderita, jangan lagi"ucap seokjin menangis terisak, pecah sudah tangisnya mengingat adiknya yang terkekang karena orang tuanya.

Tanpa mereka sadari jungkook mendengarkan obrolan mereka dan menangis dalam diam. Merutuk dirinya sendiri yang lemah dan payah, jungkook kembali dan pandangannya menuju melihat obat obatan yang tersimpan di laci meja belajarnya.

Dengan segera ia Mengambil beberapa butir dan menggaknya sekaligus, tak memperdulikan dosis yang seharusnya ia minum. jungkook hanya ingin melupakan rasa sakit dihatinya, dan menenangkan pikiran sejenak dengan meminum obat itu.

Setelahnya ia tertidur mengarungi alam bawah sadarnya, setidaknya mimpinya lebih indah dari pada kenyataan yang harus ia hadapi.




#makin gaje kan y.
Aku tau makanya comment ya ya😚

Nan Gwaenchana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang