27

4.5K 252 7
                                    

Satu bulan telah berlalu, semenjak jungkook koma keadaan keluarganya terbilang kacau. Yoona yang seperti mayat hidup,
Siwon yang tak hentinya dirundung sesal melampiaskan dengan berkutat pada berkas kantor.
Kyungso yang tak hentinya keluar masuk club, bahkan dulunya menyentuh minuman laknat itupun tak sudi,
Seokjin yang tak berhenti menyalahkan dirinya sendiri sebagai seorang dokter yang gagal.

Bahkan teman-temannya sering menjenguk dan memberinya semangat serta hadiah, mereka bahkan tak percaya, bagaimana mungkin jeon jungkook yang mereka kenal sebagai cahaya mereka dengan tingkah imutnya menderita bahkan hidupnya berada diujung tanduk.

"Kami datang kelinci buluk! Ayolah bangun dari tidur panjangmu, kalau aku tau kau akan seperti ini, harusnya kau mengajakku pabo!"taehyung menangis dalam dekapan jimin sahabat mochinya.

"Senang!! Senang membuat kami khawatir! Aku yakin kau tak mungkin membuat kami merasa kehilangan adik bodoh seperti mu, saeng"ini adalah pertama dalam sejarah hidup seorang yoongi sipemuda dingin dan judes bersikap manis dan lembut. Jungkook yang pertama.

"Cepatlah sembuh, kami menunggumu"namjun berucap sendu, mengelus lembut surai legam jungkook sayang. Dan kecupan hangat dari hoseok serta jackson, mereka berdua yang paling cengeng dari mereka ber4

"Kami pamit bibi, paman. Semoga kuki cepat bangun dari mimpinya"ucap namjun mewakili teman-temannya, bahkan yoongi hanya memperlihatkan wajah datar. "Terimakasih, sering-seringlah datang"kata yang dulunya mustahil keluar dari mulut sang paman membuat mingyu dan bambam terpengarah mendengarnya, buru-buru bambam menghubungi kris hyung dan antek-anteknya datang setelah mendengar lampu hijau dari ayah sahabatnya. Entah berlaku pada mereka atau tidak, setidaknya mencoba.

Seusai kepergian pengawal pribadi dan teman-teman anaknya. Ruangan kembali hening, canggung bagi bambam tapi tidak dengan mingyu, bahkan mingtem selonjoran sambil memakan buah yang sengaja ia bawa. "Paman dan bibi lebih baik mengisi perut kalian"ujar mingyu terdengar seperti mengusir,

"Anak ini!! Kau mengusir kami hah!!"hardik siwon, "paman bisanya negatif terus pantas saja jungkook tertekan"ceplos bambam, "diam kau anak muda!!!"bentak siwon "paman ku yang tampan tapi masih tampanan akulah, kami itu berniat baik loh, kami nggak mau nunaku jatuh sakit, lihat istri paman udah seperti zombi"ujar mingyu santai,

"Jaga jungkook baik-baik"pesan siwon setelah berhasil membujuk istrinya untuk membersihkan diri dan makan. "Paman siwon sedikit menyeramkan"bambam bicara sambil menoel tangan kurus sahabatnya. "Hanya aku yang berani seperti itu"mingyu berkata dengan sombong

Hening kembali...

"Kuk, ayolah bangun. Nanti siapa yang biasa memanggilku mingtem lagi kalau bukan kau!"
"sepertinya kau benar-benar lelah ya? Seharusnya kamu itu cerita padaku tentang penyakit dan keresahanmu. Kau selalu saja berkata semuanya baik-baik saja. Nyatanya sekarang?"sendu mingyu menahan tangis namun tak bisa, disusul oleh bambam karena tak tega melihat 2 sahabatnya sedih.

○●
●○
○●
●○

"Kris hyung dkk kok lama sekali ya?"bambam cemas konsekuensi yang akan dirinya terima jika ayah dari jungkook ini tau kalau ia memberitau perihal keadaan jungkook pada teman-teman anaknya yang pernah ia sakiti.

"Kau sudah menghubungi ponsel kris hyung!!"pekik mingyu beringsut mendekati bambam yang tengah berjalan mondar mandir. "Wah, geniusthaibam!!"mingyu menepuk bahu bambam keras, hingga bambam memekik tertahan. "Aku bahkan lupa, kau memang bisa diandalkan geniusthaibam"

"Kau ini apa-apaan!!"seru bambam kesal, "dan panggilan apa itu? Geniusthaibam? Sinting kau ya!"cemohnya bergidik ngeri

"Itu pujian bodoh!!"

Nan Gwaenchana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang