Kejadiannya terlalu cepat untuk ditelaah oleh seorang ceo jeon corp, jeon siwon seorang pemimpin perusahaan sekaligus seorang figur ayah, merasa dunianya hancur melihat anak bungsunya nekat mengorbankan dirinya demi ayah yang tak berguna seperti dirinya. Seharusnya yang berbaring diruang UGD adalah dirinya, seharusnya yang merasakan sakit adalah dirinya, sebelumnya anakmu sudah merasakan sakitnya luar dalam pak tua_-
Jungkook berbaring tak berdaya dengan alat penyangga hidup, yang melihatnyapun akan sangat merasa tak tega dengan pemuda manis nan ceria itu. Keluarga yang berada dirumah telah siwon beritau bahwa ia tengah dirumah sakit, putra sulungnya sendiri lah yang merawat anaknya yang sedang berjuang didalam.
"Jungkook!!"yoona teriak histeris mengetahui bahwa putra bungsunya dirumahsakit,
"Kita kerumah sakit sekarang"kyungso sama kalutnya, bahkan menyeret ibunya memasuki mobil dan membawanya diatas rata-rata
Sesampainya dirumah sakit milik keluarganya, mereka berdua turun dan disuguhkan oleh pemandangan yang sangat menyesakkan, melihat anggota paling kecil dikeluarga jeon berbaring tak berdaya, kakak sulungnya hanya menatap kosong diruangan adiknya berada, ayahnya yang dulunya pantang meneteskan airmata sekarang bukanlah sosok tegas yang biasa menguar ditubuh kokohnya, ibunya yang tak henti berteriak memanggil adik bungsunya.
"Hyung, jungkook- "air mata tak hentinya menetes dipelupuk mata kyungso,
"Mian, aku dokter gagal, a-aku gagal appa,eomma. Kookie, hiks koma ha-harusnya aku bisa hiks mengembalikkan kesadarannya namun semuanya gagal hiks a-aku"seokjin tak hentinya menyalahkan dirinya sendiri atas keadaan yang menimpa adiknya itu.
"Hyung,,, semuanya sudah takdir. Jangan menyalahkan dirimu, hyung dokter yang hebat, sangat hebat"hibur kyungso, sesak dihatinya tak bisa ditampik lagi, adik kesayangannya,senyuman kelincinya,sifat cerianya masih terus terngiang dimemori bahkan sangat jelas bagaimana wajah kesakitan adiknya kemarin malam.
Semuanya bagaikan boomerang untuk jeon siwon, keinginan sianak bungsu, wajah kecewa bahkan kesakitan masihlah tersimpan apik diingatannya. Air mata tak hentinya menghiasi wajah tegasnya, keluarga jeon dalam keadaan tak baik-baik saja. Sumber kebahagiaan, sumber tawa dikeluarga jeon tengah diambang hidup dan mati. Tak berbeda jauh dari siwon sang istri jeon yoona ibu dari anak-anaknya sangat kacau, mata sembab, mulutnya tak hentinya menggumamkan kata-kata 'menyesal, ayo bermain bersama' kata itu terus diulangi hingga meracau dan berakhir pingsan.
"Sayang, maafkan appa. Ayo bangun, buka matamu terus kita pergi melihat senja bersama hyung juga, ayo buka matanya"racau siwon disamping brankar anak bungsunya menggenggam erat tangan yang terbebas dari infus,
"Jungkookie nggak kasihan melihat eomma pingsan berulang kali melihat wajah pucatmu hem, maaf. Appa bukan ayah yang bisa dijadikan panutan untuk kookie, kalau jagoan appa mau bangun appa janji bakalan nggak maksa kookie lagi buat nurutin semua keinginan appa"meski hanya alat elektrodiograf yang menyahut celotehnya, siwon dan yoona tak hentinya mengajak ngobrol anak bungsunya itu
"Appa kekantor dulu, ayo lekas bangun jagoan!, yoona, aku berangkat"setelah siwon keluar ruangan serba putih itu, lagi dan lagi yoona tak hentinya menangisi anaknya yang tak berdaya.
"Sayang, bangun. Kenapa rasanya sesak melihatmu seperti ini."tepuknya dibagian dadanya lembut. "Jungkookie sayang eomma kan? Ayo bangun!"air mata kembali menetes diwajah cantiknya
Seokjin berada diambang pintu, melihat orangtuanya terpukul sangat membuatnya tak bisa lagi membendung cairan dipelupuk matanya, melihat cahayanya terbaring lemah, membuatnya berpikir bahwa dialah dokter gagal karena tidak tau masalah kesehatan sang adik.
"Maaf saeng, maaf atas luka yang kami torehkan. Hyung mohon, bertahanlah. Berikan kami kesempatan kedua"
Tak jauh berbeda dari orangtua dan kakak sulungnya, kyungso terduduk lemah dikamar sang adik melihat potret yang terpajang apik didinding yang telah adiknya hias berbagai macam lukisan dan tulisan, bahkan potret ketika ia sedang tidur pun tersimpan apik dimeja belajarnya. Wangi bayi bercampur vanila menusuk hidungnya, bayi jeon memang sangat menggemaskan.
"Sekali bayi ya tetap bayi"ujar kyungso sendu, menciumi wangi pakaian sang adik syarat kerinduan yang tak bisa dibendung
Drrt drrt
Drrt drrt
"Aish, merusak suasana saja! Ponsel siapa sih?"kyungso mencari-cari keberadaan ponsel yang mengganggu, sekitar 10 menit akhirnya ketemu. "Yoongi hyung😮😍? Emotnya alay sekali"masih sempat-sempatnya ya mencibir nama orang :v
"Biarkan sajalah"Sekian lama menciumi wangi yang bagai candu bagi kyungso, netranya melihat sesuatu seperti pil? Banyak sekali di bawah kasur, "apa ini?"tangannya menggapai obat itu, dan kaget melihat banyaknya obat berbagai macam jenis,
"Obat tidur? Obat anti depresi? Obat sakit kepala? Lalu ini apa?"gumamnya tak percaya, mengambil salah satu obat yang tak diketahuinya lalu mengambil kunci mobilnya melesat kerumah sakit meminta penjelasan sang kakak.
Berlari bak dikejar setan, air mata untuk sekian kalinya menetes, tak memperdulikan tatapan heran dan terkejut penghuni rumahsakit, karena yang mereka tau kyungso adalah pribadi yang jutek dan dingin. Mereka bertanya-tanya apa yang membuat tuan muda jeon ini sebegitu kalut dan takutnya.
Flashback>
"Maaf, aku sebagai dokter telah gagal. Adik kecilku, menderita kanker otak stadium akhir, tertekan, depresi. Jika kita melakukan penyembuhan sedangkan kuki masih dalam keadaan koma, presentase sembuh hanya 30%"
"Meskipun berhasil, keadaan tubuhnya tak lagi sama, lumpuh dan fungsi pendengaran-"
Yoona telah terisak dipelukan suaminya, mendengarkan setiap kata yang dilontarkan anak sulungnya bahkan seokjin belum selesai menuntaskan apa yang akan disampaikan. Apalagi mengingat rintihan sakit di bagian kepala sang anak dimalam ia memaksanya belajar, jika dia tak egois mungkin ia tau senyuman yang selama ini anak bungsunya umbar hanyalah kebohongan belaka.
"Aku tak bisa berkata apapun lagi, cahayaku telah redup-
Semoga cahayaku tak menyerah!"
Rasa bersalah memenuhi rongga mereka.
Rasa bersalah membuat mereka hampir kehilangan sisi warasnya.Kyungso keluar dari gedung rumahsakit dengan lunglai, pikirannya melayang pada memori ketika dia masih bercanda gurau dengan sang adik.
.
.
.
.Ekspetasi tak sesuai dengan realita. Jan berharap lebih, anjlok ntar :v
Maapkeun.
duh, gantengnya siapa sih ini😚😚
Jungoo😲😍😙
KAMU SEDANG MEMBACA
Nan Gwaenchana
FanfictionBROTHERSHIP👉not romance❌ [Follow dulu baru baca! Key👌] . [END] "Kook, apa kau baik-baik saja?" "Ya, nan gwaenchana" Jungkook hanya bisa tersenyum dan berkata semuanya baik, tak perlu ada yang dikhawatirkan. Namun, jungkook hanya bisa membohongi di...