21

3K 274 3
                                    

"Tuan muda, berada dicafe dekat sekolah bersama beberapa temannya"ucap seseorang berjubah serba hitam tengah mengawasi pergerakan seorang pemuda bergigi kelinci

"............."

"Tuan muda tampaknya sedang menemui."ucapnya berpikir dan mencoba mengingat wajah yang sedang memeluk jungkook erat, "ahh tuan besar, sepertinya tuan muda menemui beberapa pemuda yang 2 tahun lalu pernah cekcok dengan anda"ucapnya setelah mengingat kepingan memori masa silam

"............"

"86 tuan"

Skip>

Sepertinya aku tak akan bisa tidur malam ini, karena apa? Karena hari ini aku benar-benar dapat berkumpul kembali dengan kris hyung dan hyung yang lain melepas rindu yang sudah lama tak berjumpa, ditambah ada yoongi hyung, namjoon hyung, jimin hyung, tae hyung, dan hoseok hyung. tapi, jangan khawatir jongin hyung aku selalu mengingat dan merindukanmu. Maaf, untuk semuanya ya hyung,,

"Arghhhhh, sial. Kepalaku sangat sakit"ucapku kesakitan setelah sampai dikamarku dan kurasakan hidungku meneteskan sesuatu, kuusap dengan punggung tanganku siapa tau itu ingus, tetapi itu hanyalah ekspetasiku. Tubuhku bergetar dan kepalaku tambah menjadi, darah yang ternyata masih merembes keluar dengan derasnya mengotori baju dan sprai biru yang baru kemarin diganti oleh ahjuma lee.

"A-apa yang harus kulakukan, da-darahnya bahkan tak bisa berhenti"nafasku tersengal, kubasuh wajahku berkali kali, hingga darah yang merembes keluar melewati hidung dapat berhenti, namun tak dapat kupungkiri kepalaku semakin sakit dan tubuhku lemas sehingga tak mampu berjalan hanya untuk kekasur.

"Hyung pasti belum pulang"gumamku sedikit melirik keluar jendela menampakkan gelap dan dinginnya angin malam

"Apa aku harus kedokter? Tapi, rumahsakit terdekat dari sini hanya tempat rumahsakit appa yang dikelola jin hyung"lirihku memegang sebelah kepalaku sesekali menarik beberapa helai rambut karena pening yang melanda semakin menjadi

>
>
>
>

"Siapkan penerbangan  ke korea malam ini juga!!"titah seorang paruh baya namun aura tegas dan tubuh kekarnya membuat ruangan yang senula damai berubah mencekam dan menakutkan bagi yang berada satu ruangan dengannya

"Tapi tuan, rapat dengan kolega keluarga wang sebentar lagi akan berlangsung"peringat sekretaris takut-takut melihat aura yang dipancarkan atasannya

"Batalkan semua rapat hingga seminggu kedepan"titahnya mutlak menolak bantahan dari bawahannya

"Baik tuan"ucap sekretaris undur diri dan segera melaksanakan tugas yang telah tuannya beri

"Jungkook, kau telah mengecewakan appa. Kau membohongi kami nak, jangan salahkan appa jika mereka kena imbas atas perbuatanmu itu"geram pria paruh baya mengepalkan tangannya kuat

Harusnya kau yang disalahkan atas masalah-masalah dan kebohongan yang jungkook lakukan pak tua. Kau menorehkan luka dihati putra bungsumu hingga ia trauma mendalam karena perbuatanmu itu, kau tak pernah berpikir akan perasaan putra-putramu atas perintahmu.

Jangan menyesal jika putramu sudah lelah akan semuanya, akan kelakuan dan didikanmu itu, jangan menyesal jika putra bungsumu lebih memilih bersama hyungnya yang telah tenang diatas sana.

Brak

Brak

"Jungkookie, sayang buka pintunya"teriakan dan gebrakan pintu memekakan telinga sipemilik kamar

"Aishhh, eomma? Tumben"gumam jungkook melangkah mendekati pintu berniat membukakan pintu kamarnya

"Eomma? Kenapa eomma yang membangunkan kookie biasanya kan ahjuma"beo jungkook heran memandang eommanya panik campur terkejut atas penuturannya

"Ternyata aku bukan eomma yang baik, membangunkan anaknya sendiri pun mendapatkan tatapan heran darinya, setelah dipikir-pikir juga ini pertama kalinya aku menginjakkan kakiku dikamar anak bungsuku terakgir kali ketika jungkook masih sangat kecil"batinnya berkecamuk dan merasa bersalah

"Eomma, eomma halo? Eomma melamun ya?"tanya jungkook melihat eommanya terdiam dipanggil beberapa kali pun tak menyahut

"Ah, itu tak penting jungkook. Appamu pulang, sekarang bersiaplah dan turun untuk sarapan bersama,, dan sepertinya appamu tengah kesal entah pada siapa. Jadi, jangan buat kesalahan didepannya"ucap eomma jungkook  kemudian berlalu dari hadapan jungkook yang tengah mematung memikirkan alasan yang tepat kemana selama ini ia pergi, mungkin ayahnya mendadak pulang karena dirinya.

Aku mondar mandir dikamarku memikirkan alasan yang logis jika appa bertanya macam-macam padaku,

"Mian appa, aku akhir-akhir ini banyak tugas kelompok"

"Aku sedikit tak enak badan"

"Bodoh, mana mungkin appa percaya. Appa banyak mata-mata dan bodyguard untuk mengawasi pergerakanku, dan selama ini aku masa bodoh dengan itu"gumamku merosot dilantai dingin."habislah aku"ucapku nelangsa pasrah akan hukuman nantinya.

Kusudahi acara meratapi nasibku nanti, yang terpenting sekarang adalah turun kebawah sebelum orang-orang mansion disini meneriaki ku diluar kamar, itu sangat berisik. Menyebalkan.

Terlihat dimeja makan appa dan eomma duduk saling berhadapan sedangkan jin hyung disebelah eomma dan kyungso hyung disebelah appa, lalu aku ditengah-tengah mereka. Astaga, ini lebih menegangkan daripada acara pengambilan kertas ujian. Raut wajah mereka pun tegang kecuali kyungso hyung. Dan appa sepertinya benar-benar kesal kali ini.

"Sepertinya appa kurang tegas terhadapmu nak"ucap appa ketika jungkook telah duduk dan hendak mengambil lauk untuk sarapan, dan mendongak melihat appa menatapnya tajam,

"Kau tau benar bukan jika appa dan eomma paling tidak suka anak yang berbohong. Appa selama  ini membiarkanmu tak pergi les privat"tegasnya menahan amarah yang kapan saja meledak

"A-aku pergi kerumah paman donghae, aku belajar bersama mingyu"cicitku menunduk takut

"Benarkah? Bukan dengan taehyung,yoongi,namjun,hoseok,dan jimin"tanya appa masih dengan tatapan tajamnya. "Atau baekhyun?"diakhir kalimat appa jungkook menegang dan terkejut, mendongak dengan mata berkaca-kaca

"Jawab appa jungkook"suara appa jungkook sedikit meninggi

"Mian"cicit jungkook dengan tubuh gemetar

"Aishh, appa sudah berkali-kali bilang dan menasehatimu jangan temui mereka lagi dan kau"tunjuknya pada jungkook yang menunduk, "angkat kepalamu jeon"titahnya, dan jungkook pun mendongak menatap wajah yang ada diruangan meja makan satu persatu. Mereka hanya memandang datar padanya tak sedikitpun melerai atau menenangkan si kepala keluarga yang berteriak pada sibungsu.

"Mian appa"akupun hanya bisa berkata maaf berulang kali

"Astaga jungkook, apa yang kau lakukan? Appa sudah bilang diluar sana berbahaya, manusia itu seperti monster, kau tak tau apapun. Jangan berulah!!"frustasi appa jungkook mengingat anak bungsunya selalu kabur dan melanggar perintahnya akhir-akhir ini. Dia hanya takut putranya itu tak lagi mendengarnya dan berakhir menentang keinginannya menjadi penerusnya, hei bung, jungkook juga sudah menentangnya. 

"A-aku juga ingin seperti anak remaja yang lainnya appa, bermain dan tertawa bersama, melakukan apapun sesuai keinginanku, jika itu semua tak dapat kulakukan setidaknya aku mempunyai teman dan hyung yang baik"lirihku dan sekali lagi menunduk menghindari tatapan appa. Dan jeon siwon menatap putra bungsunya tak habis pikir akan ucapan yang baru saja terlontar oleh putranya.

Jangan tanya seokjin dan kyungso bagaimana setelah kalimat terakhir yang mereka dengar dari mulut mungil adiknya, Mereka tentu saja terkejut, dan mereka hanya dapat menatap adik kecilnya sendu, situasi seperti inilah yang mereka benci, karena mereka lemah dan tak bisa berbuat apapun selain diam dan diam. Mereka sadar mereka bukanlah kakak yang baik, mereka hanya dapat berbicara tapi tak melakukan melalui tindakan. wajar jika adiknya merasa nyaman dengan teman sekolahnya bahkan menganggapnya kakak, terkadang mereka iri dengan kedekatan teman jungkook yang dulu karena bisa membuat adiknya bahagia meski hanya kebahagiaan yang semu dan sementara. 

Tolong jangan hujat nji karena setiap chap nya nggak nyambung🙇🙇

Nan Gwaenchana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang