25

4K 274 11
                                    

Lagi dan lagi aku merepotkan semua orang terdekatku karena penyakit ini, meski mereka tak satupun yang tau tetap saja, hidup atau tidaknya aku masih merepotkan mereka. Seperti sekarang ini, baru saja aku membuat jackson hyung kerepotan karena aku pingsan dimobil.

aku berdiri didekat jendela setelah pulang dari les privat memikirkan hyungdeul karena kudiamkan beberapa hari ini, "ahh, kepalaku sakit"lirihku memegang suraiku kasar. Kurebahkan tubuhku dikasur king size, bukannya membaik malah semakin menjadi, obat yang terletak dinakas langsung kutelan tanpa air. Dan sekarang gantian mimisan dan mual yang menyiksaku, "apa semakin parah?"tanyaku seorang diri.

Makan malam yang dihadiri oleh keluarga yang utuh dan lengkap terlihat sangat harmonis mampu membuat orang yang melihatnya iri. namun kenyataannya tidak, suasananya malahan suram bahkan kuyakin suara nyamuk pun terdengar jelas saking heningnya. "Aku selesai"jungkook berdiri setelah selesai memakan makan malamnya, padahal baru saja 2 suap masuk kemulutnya. Bukannya tidak enak masakan yang biasa ahjuma lee masak, namun perut jungkook tak menerima makanan apapun masuk keperutnya,

"Kookie, kenapa tak dihabiskan? Kasihan ahjuma yang udah repot-repot memasak untuk kita. Habiskan ya?"bujuk jin hyung memandangku dengan tatapan yang lembut, begitupun appa. "Bisa juga toh memandangku lembut, biasanya tak peduli"gumamku kembali duduk dan memakan makanan yang sempat membuatku mual, namun kupaksakan melihat jin hyung memohon aku jadi tak tega. "Bocil kau terlihat pucat, kau sakit"celetuk kyungso

"Aish hyung, berhenti memanggilku dengan panggilan seperti itu"cebikku kesal. "lagipula aku tak sakit, hyung tak lihat aku ini iron man!"ucapku sekuat tenaga mencoba menahan erangan karena penyakitku mulai lagi. "Kau pucat, ayo kita periksa"hampir saja kyungso menarikku keluar mansion. "Heh, adik sialan. Kau tak memandang kakakmu, aku ini juga seorang dokter"jin hyung bersedekap dada dan memalingkan wajahnya, merajuk eoh.

"Hyung!! Aku hanya bercanda, merajuk posisi sebagai worldwide handsome direbut adikmu tau rasa!!"jengah kyungso malas.

"Rebut saja, kalau rela kusuntik mati!"santai jin sambil menyeruput minumnya yang tinggal setengah. "Ayo hyung periksa"ucap jin hyung mengambil alih tanganku sebelah kiri.

"Eomma, appa! Lihat jin hyung dan kyungie hyung aku tak sakit, aku hanya butuh vitamin makanya mukaku pucat. hyung beri aku vitamin saja"aku menghindar dari jin hyung dan berlari dibelakan kursi makan appa,
"Sudahlah jin, biarkan  saja adikmu. Jangan memaksanya"ucap appa membelaku dan membelai suraiku lembut, ini pertama kalinya appa bersikap lembek seperti ini. "Ternyata jagoan appa sudah besar eoh"gelak tawa memenuhi ruang makan, hanya tawa appa sih. Eomma dan hyung terkejut akan sikap appa, biasanya appa itu orang yang sulit untuk disentuh semenjak perusahaan berkembang pesat. Mungkin karena faktor itu, appa mendidik kami supaya nampak sempurna, aku memakluminya. Toh, hidupku juga tak akan lama lagi.

"Appa sakit?"tanya kyungso tiba-tiba mendekati jungkook dan appa nya yang tengah tersenyum. "Appa?"beo seokjin memproses apa yang sedang terjadi dikeluarganya. "Kalian ini kenapa?"siwon berdiri dan mendorong tubuh jungkook untuk duduk diruang tamu.

"Eomma, apa appa sakit?"tanya jin seperti orang bodoh. "Eomma tak tau jin-ah, ayo kita duduk bersama, jarang-jarang loh, ayahmu bersikap manis"ucap eomma, dan jin tersenyum lebar mengiyakan. "Kenapa aku mendadak bodoh"gumam kyungso berjalan pelan keruang tamu dan menduduki pas disamping sang eomma.

Ditengah obrolan keluarga yang baru merasakan momen kebersamaan itu, terdiam karena ucapan terakhir sang bungsu sebelum memaski kamarnya.

"Eomma, appa, hyung!! Jika nanti kookie udah nggak bisa sama kalian lagi, kookie pengen merasakan kebebasan untuk terakhir kalinya, bermain bersama dipantai, menikmati senja!"ucap jungkook menggebu, tidak melihat wajah orang terkasihnya memandang dengan raut wajah berbeda-beda.

"Jungkookie ngomong apa?"tanya lembut jin memandang khawatir adiknya,

"nggak usah aneh-aneh bocil"ucap sarkas kyungso.

"Kookie, kan appa udah kasih sehari buat kookie bebas waktu itu"siwon bertanya namun rautnya berubah kaku tidak lagi lembut dan manis, "jadi kali ini, ikut appa ya ke amerika"bujuk siwon

"Appa bersikap lembut karena mau kookie ikut appa ya? Hyung tau sesuatu kan? Eomma?"tanya jungkook miris akan dirinya yang akhirnya akan jadi penerus appanya, "appa harapan kokkie hanya satu loh, cuman menikmati senja bersama kalian, masa sulit sih. Hyung juga pura-pura kayak orang bodoh tadi sama sikap appa, padahal kan kalian udah tau, eomma juga. Dan akhirnya kookie kalah sama permainan kalian"jungkook tersenyum kecut, "sebelum waktu kookie abis sama kalian"terakhir jungkook berucap meninggalkan anggota keluarganya mematung karena dirinya.

"Kok sesak ya disini"kyungso memegang dadanya dan menepuknya pelan tak jauh beda dari jin

"Appa sih, ngapain pake bohong sama kookie. Luka hati itu lebih sukar disembuhin"cerocos jin.

"Salah lagi, gimana bujuk jungkook biar mau ikut kita"tanya yoona menatap suaminya yang masih melamun memikirkan ucapan anak bungsunya, namun sepertinya ego lebih penting dari keinginan sederhana anaknya.

"Entahlah, rasanya sesak yoona"akhirnya siwon mengakui kalau memang dadanya sesak melihat raut kecewa anak bungsunya. "Mungkin kamu terlalu khawatir, tenang saja. Jungkook sehat kok"yoona menampik segala rasa kekhawatiran terhadap anak bungsunya. Namun kenyataannya jiwa seorang ibu tak mungkin berbohong bukan,



Kejadian kemarin masih terngiang dikepalaku seperti kaset yang diputar secara berulang ulang, aku bermimpi jongin hyung mengajakku ikut bersamanya, tapi kapan?

Aku bertanya-tanya apakah jika aku memilih menyerah sekarang aku tak akan merasa sakit, kalo itu sudah jelas.

Lalu, bagaimana dengan orang-orang yang kutinggalkan?

Apa mereka akan kecewa?

Apa mereka akan menangis?

#
#
#

Sejak insiden makan malam itu, semuanya menjadi canggung. Aku benci ini semua,

"Appa, aku mau beli perlengkapan buat tugas dari jang saem, aku pergi sama appa ya?"

"Tumben?"tanya siwon bingung

"Cuman pengen sama appa tuk terakhir kalinya"cengirnya

"Nggak usah aneh-aneh"datarnya

"Nggak aneh kok, buktinya kookie masih mau ngobrol sama kalian"sekarang jungkook mengajak appanya mengantar keperpustakaan kota.

"Dasar kau ini, pamit sama eomma ya"ujar siwon diangguki semangat oleh jungkook, kemudian berteriak keras minta izin dan menarik keluar appanya.

"Mungkin ini terakhir kalinya appa"batin jungkook sedih

Flashback>

"Jungkookie lelah? Mau ikut hyung?"tanya seorang pemuda dengan pakaian serba putihnya

"Ikut kemana hyung"tanya jungkook bingung

"Ikut ketempat hyung pulang, nanti kuki nggak akan ngerasain sakit lagi. Udah nggak kesepian lagi"ujar si pemuda tadi

"Tapi kai hyung, gimana eomma, appa, hyungnim dan teman kuki, nanti mereka sepi lagi"

"Kuki, disini sakit bukan?"tunjuknya didada jungkook. "Apa kuki nggak kasihan sama tubuh kuki, sama hati kuki. Kalau kuki udah lelah panggil nama hyung ya? Hyung jemput"ujarnya dengan senyum yang menenangkan

"Janji ya hyung. Aku menyayangi kai hyung"

^
^
^
^

Pengen cepet nyelesein,,

gemes saya tuh😆😆

Maapkeun.

Nan Gwaenchana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang