"Eonni, aku membelikan ini untukmu. Makanlah"
Suara nyaring khas anak perempuan berusia 10 tahun itu mengisi seluruh ruang tamu di kediaman berlantai dua. Rumah yang cukup besar nan mewah dengan arsitektur bernuansa modern.
"Aigoo, gomawo uri Jieun"
Keduanya berpelukan bak Teletubies, hingga satu suara mengintrupsi kedua telinga anak perempuan yang memiliki wajah yang hampir tidak bisa dibedakan ini.
"Anak-anak eomma sungguh cantik dan baik hati, pergilah ke kamar, eomma sudah menyiapkan gaun yang indah untuk kelian berdua. Kita akan pergi" ujar wanita setengah baya, yang masih terlihat sangat muda nan cantik.
Salah satu dari anak perempuan itu tengah berlari menuju kamarnya dengan rambut panjang yang dibiarkan terurai dan ikut terombang-ambing bersamaan dengan gerakan tubuhnya. Namun tidak dengan satu anak perempuan yang rambutnya terikat beserta poni yang menutupi dahinya yang kini tengah merajuk kepada sang ibu.
"Jieun tidak ingin memakai gaun, apa salahnya memakai baju seperti ini?"
Wanita setengah baya itu terkekeh dengan ucapan anak bungsunya, ia menangkup wajah mungil Jieun dan dengan nada lembut memberi pengertian.
"Sayang, bukankah Jieun ingin bertemu pangeran seperti putri salju atau Cinderella?"
Anak perempuan itu mengangguk berkali-kali dengan semangat sebelum tubuhnya berotasi dan berlari menuju kamar.
"Nah, Jieun pilihlah. Lebih suka yang ini atau ini?" Tanya Jian, yang notabennya adalah seorang kakak yang memiliki sifat dewasa jika dihadapan adiknya.
"Eonni lebih menyukai yang mana? Jieun ingin eonni saja yang memilihkan"
Jian terkekeh dengan ucapan adiknya. Hal seperti ini sudah sering dikatakan Jieun, terlebih ia selalu menuruti perkataan Jian yang menurutnya adalah yang terbaik setelah perkataan eomma dan appa-nya.
"Nah, Jieun pakai lah yang ini. Jian akan memakai yang ini. Bagaimana?"
Jieun mengangguk seraya mengambil gaun berwarna baby pink di sebelah kanan tangan Jian.
"Eonni, bisa tolong kancingkan bajuku?"
Jian terkekeh sebelum berjalan menghampiri kembarannya yang tengah kesusahan menggapai kancing dibagian belakang pakaiannya.
..
Mobil berwarna silver ini tengah melaju membelah angin dan mengakibatkan dedaunan disekitarnya terhempas kesegala arah.
Nyanyian riang terdengar dari dalam mobil. Kedua saudari kembar ini tengah bernyanyi seraya saling tatap beberapa kali sebelum keduanya menyunggingkan senyuman satu samalain.
"Jieun-ah, kamu harus belajar dewasa seperti Jian" ujar wanita paruh baya yang duduk di bangku depan.
Jieun hanya melirik malas ke arah sang ibu seraya melipat kedua tangannya diatas dada. Berbeda dengan Jian yang nampak tertawa geli dengan sikap kekanakan adiknya.
"Aku dan Jian eonni sama-sama berusia 10 tahun. Jadi aku akan dewasa nanti saat aku sudah menikah" ketus Jieun.
Lagi-lagi Jian tertawa dengan pernyataan adiknya diikuti dengan tawa ibu dan ayahnya bersamaan.
"Kau memang ingin menikah dengan siapa?" Goda Jian.
"Hmm.. biar ku pikir-pikir dulu. Sepertinya Yoongi cukup tampan, jika dia membuang sikap malas dan juteknya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Before Married (?) [DISCONTINU]
FanfictionDisini akan aku ceritakan awal pertemuanku dengan pria bernama Kim Taehyung dan akan ku bagikan sedikit cerita mengenai aku dan kakakkuㅡLee Jian. Dariku-Lee Jieun.