Sebuah bangunan tak terpakai di belakang taman dekat Sungai Han ini menjadi tempat yang di kunjungi Jieun setelah menerima sebuah pesan singkat dari Jiwon.
Jieun yang dengan tergesa meneriakkan nama Jian ini nampak gelisah setelah dengan ragu memasuki sebuah bangunan tua dengan pintu kayu tua dan terkesan rapuh.
Tak ada apapun di dalam bangunan selain sebuah kursi dan satu siluet gadis yang sedikit lebih tinggi dari dirinya dengan rambut panjang sepinggang yang terurai.
"Dimana Jian Eonni?" Tanya Jieun dengan ragu.
Kakinya terhenti tepat setelah dua langkah ia memasuki bangunan tua ini. Dalam kegelapan Jieun menilik tubuh Jiwon yang membelakanginya, suara kekehan terdengar pelan sebelum akhirnya pecah diikuti dengan gema yang memenuhi seluruh bangunan tua itu.
"Jian? Aku tidak bersamanya, aku kesini untuk bermain sebentar bersamamu." Kekeh Jiwon.
Tubuhnya mulai berotasi ke arah Jieun berdiri, selangkah demi selangkah tubuhnya mendekat ke arah Jieun yang kini sudah mengambil langkah mundur sebelum langkahnya kalah cepat dengan pergelangan tangannya yang di genggam erat oleh tangan Jiwon yang masih terkekeh melihat raut ketakutan pada wajah Jieun.
"Sebentar, aku kirim pesan singkat untuknya." Ujar Jiwon lagi seraya mengambil ponsel di saku celananya.
Jieun hanya diam ditempat seraya berpikir cara untuk kabur sebelum Jiwon memperalat namanya untuk memancing Jian kesini.
"Bukannya kau kembali ke Ilsan? Kenapa masih disini? Rindu dengan Daniel oppa?" Tanya Jieun.
Jiwon yang berhasil mengirim pesannya untuk Jian ini kemudian memasukkan kembali ponselnya sebelum tangan kanannya memegang dagu Jieun dengan kerasa seraya berkata. "Diam kau! Apa perlu kepalamu juga aku benturkan seperti Jian?"
"Ayolah, Kim Jiwon. Kau sudah tahu jika Daniel tidak menyukaimu" ujar Jieun lagi.
Tubuh Jieun didorong dengan kasar oleh Jiwon hingga tersungkur diatas tanah. Seraya mengaduh kesakitan Jieun mengangkat kepalanya untuk melihat raut wajah Jiwon yang terkesan marah. Rahangnya mengeras serta beberapa kerutan yang tercetak dengan tegas pada dahinya.
"Pasti kau cemburu, karena kau telah berbohong pada Jian eonni perihal--"
Kalimat Jieun terpotong bersamaan dengan telapak tangan Jiwon yang melayang bebas pada pipi kanannya dengan sangat keras hingga menggema di seluruh bangunan.
"Menangislah, Jian akan segera kesini. Dengan Daniel. Bukan dengan Min Yoongi sialan" ujar Jiwon seraya terkekeh.
"Ya! Lee Jieun. Kita sama gilanya. Jangan melihatku seperti orang aneh. Kita ini sama!" Teriak Jiwon.
Jieun menutup kedua telinganya seraya menundukkan kepalanya. Batinnya menolak dibilang gila hanya karena menyukai Min Yoongi.
Kakinya kembali berdiri dengan sedikit gemetar. Rambutnya yang berantakan kini ia rapihkan dengan mengikat acak hingga menyisakan sedikit anakan rambut pada bagian belakangnya.
"Ya! Kim Jiwon, aku sama seperti mu? Kau benar-benar gila rupanya. Aku yang menyukai Yoongi, apa itu masalah?" Ujar Jieun.
Satu tamparan keras kini kembali mendarat pada pipi kanan Jieun. Jiwon yang hilang kesabaran ini kembali memegang dagu Jieun sebelum kembali menamparnya dua kali.
Sebelum Jieun ingin menampar Jiwon, tubuh Jiwon kian melemah hingga akhirnya pingsan tepat di depan Jieun. Seketika matanya membesar serta tangannya yang dengan cepat memanggil panggilan darurat.
"Ya! Kim Jiwon, aku tahu kau gila. Tapi kau tidak perlu berakting sejauh ini" ujar Jieun seraya menggoyang tubuh Jiwon.
Kini ponselnya berdering dengan nama Yoongi di layar ponselnya. Suara Yoongi cukup aneh dan berbeda dari biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Before Married (?) [DISCONTINU]
FanfictionDisini akan aku ceritakan awal pertemuanku dengan pria bernama Kim Taehyung dan akan ku bagikan sedikit cerita mengenai aku dan kakakkuㅡLee Jian. Dariku-Lee Jieun.