M

493 76 4
                                    

"Kau yakin akan bekerja sambil kuliah, huh?" Tanya Nyonya Kim saat memasuki kamar anak bungsunya.

Kim Taehyung si anak bungsu dari keluarga Kim ini sudah siap sengan setelan jas dan dasi yang sudah melingkar di lehernya dengan bantuan sang ibu.

Seraya membenarkan jasnya anak bungsunya itu Nyonya Kim kembali berujar. "Kau harus mencari istri yang bisa merawatmu juga memasangkan dasi di lehermu, jadi tidak usah meminta ibu untuk memasangkannya lagi."

Taehyung mengambil jam tangan berbahan kulit dan melingkarkannya di pergelangan tangan kanannya. Sudut bibirnya tertarik sebelum berujar. "Buu, aku sudah menemukan calon istriku. Dan anak bungsu ibu ini harus bekerja sambil kuliah untuk menghidupi keluarga kecilnya nanti."

Setelah menyisir rambut Taehyung, Nyonya Kim menangkup wajah anak bungsunya itu dengan kedua tangannya. "Aigoo aigoo, anak ibu sudah dewasa."

Taehyung mulai berjalan menuju keluar kamar seraya menggerak-gerakkan bokongnya di hadapan sang ibu yang kini mengejar anaknya seraya berteriak. "Taehyung-ah.. heeyy, siapa calon istrimu nak?"

Teriakan Nyonya Kim tentu terdengar jelas sampai ke meja makan. Membuat beberapa pasang mata yang sudah bersiap sarapan disana menatap ke arah Kim Taehyung aneh diikuti dengan tubuhnya yang sudah menjatuhkan diri diatas kursi.

Tuan Kim berdehem singkat diikuti dengan padangan ketiga anaknya yang menunduk menatap piring yang berisi beberapa iris sandwich sebelum berujar. "Jadi siapa calon menantu ayah?"

Ketiga pria yang usianya hanya selisih tak lebih dari 3 tahun ini menoleh ke arah sang ayah. Wajah penuh harap Tuan Kim kian kentara seiring dengan bola matanya yang menatap lekat anak sulungnya.

"Ya! Kim Taehyung. Kau sudah menyatakan perasaanmu pada Jieun?" Bisik Namjoon.

"Taehyung-ah, kau langsung melamarnya?" Bisik Seokjin.

Kedua pria itu kini menatap wajah adik bungsunya meski sesekali melirik wajah sang ayah yang masih tak memalingkan pandangannya pada wajah Kim Taehyung.

Taehyung memasang wajah memelas seraya melirik sang ibu yang sedang menuangkan susu pada tiga gelas yang tersedia diatas meja. Tentu itu adalah gelasnya dan gelas kedua hyungnya.

Nyonya Kim hanya mengangkat bahu seraya berkata tanpa suara. "Jawablah, ibu tidak mau membantu."

Wajah Taehyung kembali di tekuk, pasalnya ini adalah hal terpercaya diri yang pernah ia ucapkan pada orang tuanya, terutama pada sang ibu.

Meski dirinya sudah menyukai Jieun, tetapi sampai saat ini mereka belum saling mengenal satu sama lain. Terlebih Jieun yang hanya memanggilnya pria Ramyeon tanpa berniat untuk menanyakan namanya.

Tuan Kim kembali berdehem yang berhasil menyadarkan Taehyung jika waktu untuk berpikirnya sudah habis.

Dengan sangat hati-hati seraya melihat ke seluruh pasang mata yang kini menatapnya secara bergantian bibir Taehyung mulai terbuka. "Nanti kalian akan Tahu, aku akan menikahinya dalam waktu dekat."

Jawaban yang diberikan Taehyung nampaknya memberi perasaan puas pada sang kepala keluargaㅡTuan Kim yang kini tengah bertepuk tangan dengan riuh seraya mengajak kedua anaknya serta sang istri untuk mengikutinya.

"Ayah mengenalnya bukan?" Tanya Tuan Kim lagi.

Taehyung mengangguk dengan ragu yang kemudian ditanggapi dengan suara tepuk tangan yang dibuat oleh sang ayah lagi.

"Itu pasti Jieun." Gumam Tuan Kim.

..

Pendaftaran untuk mahasiswa baru sudah mulai di buka di salah satu Universitas di Seoul sejak seminggu yang lalu. Para mahasiswa yang sudah memiliki fakultas pilihannya mulai berlalu lalang di sekitaran kampus unutk melihat-lihat fasilitas yang ada di kampus tersebut.

Before Married (?) [DISCONTINU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang