25 Januari, Tahun 16

490 79 13
                                    

"Kau selalu menangis ketika pergi kesini" ketus Yoongi.

"Air mataku yang jatuh, marahi saja mereka. Jangan aku." Ujar Jieun.

"Augh, gadis nakal ini" ujar Yoongi seraya melangkahkan kaki keluar dari makam Jian.

"Kita kemana sekarang?" Tanya Jieun seraya mengusap kedua matanya bergantian.

Langkahnya ia percepat untuk mengejar Min Yoongi yang sudah jauh melangkah di depannya tanpa menoleh sedikitpun pada gadis yang rambutnya ia potong menjadi sebahu.

"Yaaa! Min Yoongi, setidaknya perbaiki sedikit sikap es batumu itu!" Teriak Jieun yang kini sedikit berlari hingga tangannya melayang pada bagian belakang pundak Min Yoongi.

Kini keduanya berjalan beriringan menuju cafe yang terletak tak jauh dari makam Jian.

Salju yang masih memenuhi trotoar dan pepohonan masih setia menemani mereka tepat di hari ke-26 sejak Jian meninggal Dunia.

Langit sore ini sama persis seperti langit 26 hari yang lalu saat seorang gadis yang menjadi pasien Rumah Sakit menghembuskan nafas terakhirnya.

Tak ada percakapan diantara keduanya, terlebih Jieun yang sesekali melihat ke arah langit seraya tersenyum sebelum tubuhnya terbentur tubuh Min Yoongi yang tengah terkekeh dengan ekspresi Jieun.

Alisnya yang hampirnya menyatu bersamaan dengan tangannya yang dengan ringan memukul punggung Min Yoongi yang kini tengah mengaduh kesakitan seraya masih terkekeh pelan.

"Sikap ini yang kau suka?" Tanya Yoongi.

Jieun mengangguk cepat sebelum tangannya tersemat pada lengan Min Yoongi. "Ah, kau pandai membaca pikiran orang."

"Sudah memilih sekolah?" Tanya Yoongi.

Jieun diam sejenak, mencoba memikirkan jawaban atas pertanyaan Min Yoongi.

Setelah kalimat pertanyaan yang diucapkan Yoongi, tak ada suara lagi yang terdengar selain derap langkah keduanya dan suara kendaraan yang ada di sekitarnya.

Pertanyaan Min Yoongi seakan menjadi pertanyaan yang sangat sulit dijawab oleh gadis yang kini sudah memilih tempat duduk dekat jendela yang menampilkan pemandangan jalanan yang tengah ramai.

Jieun yang memilih sibuk dengan ponselnya diikuti dengan Yoongi yang mulai memesan makanan tanpa bertanya dengan Jieun ini nampaknya sudah biasa ketika keduanya makan bersama.

Hotteok dengan madu dan Chocolate Milkshake menjadi menu yang paling sering dipesankan oleh Yoongi untuk Jieun saat Yoongi malas untuk sekedar bertanya menu yang akan dipesan Jieun.

Mata Min Yoongi terus melirik kearah Jieun yang masih sibuk dengan ponsel miliknya. Memperhatikan setiap inchi wajah gadis yang masih berstatus sebagai saudaranya. Hingga kepalanya ia gelengkan beberapa kali dengan cepat.

"Kau sedang memikirkan siapa? Aku atau Jian eonni?" Tanya Jieun.

Sontak Yoongi kembali menaruh perhatian penuh pada gadis di hadapannya yang kini tengah menunggu jawaban darinya.

"Aku memikirkan ibumu" ujar Yoongi.

Jieun tertawa lepas seraya memukul meja di depannya beberapa kali seraya menilik wajah Min Yoongi dengan raut heran.

"Lihat siapa yang bicara, Min Yoongi si lelaki es batu" Goda Jieun, masih dengan tawanya.

"Nama kontakku sudah diganti?" Tanya Yoongi seraya merebut ponsel yang berada di depan Jieun.

"Min Yooncold?" Ujar Yoongi dengan nada herannya seraya jarinya bekerja dengan cepat untuk mengubah nama kontaknya.

"Yaa! Kembalikan!" Ketus Jieun seraya merebut kembali ponselnya.

Before Married (?) [DISCONTINU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang