Semester pertama perkuliahan bukan berarti tugas memihak pada para mahasiswa. Terlebih untuk Universitas ternama yang memang terkenal akan akademiknya yang bagus. Mempertahankan nilai tentu menjadi salah satu pertahanan hidup sebagai seorang mahasiswa di Universitas ternama Seoul.
Seorang wanita yang tengah melirik angka pada alroji bermotif bunga sakura ini masih asik dengan tumpukan buku yang berada di hadapannya.
579; angka yang tertulis pada sudut kanan bawah buku yang ia baca. Ia mengucek matanya singkat sebelum memilih untuk mengakhiri bacaannya.
Melirik ke arah sekitarnya sekilas sebelum merenggangkan otot-otot lehernya yang kian kaku bersamaan dengan tubuhnya yang sudah beranjak dari duduknya.
Menyambar Sling bag berwarna cokelat muda dan merapihkan rambutnya singkat sebelum melangkahkan kaki keluar dari perpustakaan Universitasnya.
"Eoh? Iya eomma?"
"Tolong mampir belikan eomma tteobbokki di kedai dekat taman ya sayang." Ujar Nyonya Lee dari sebrang sana.
"Tteobbokki?" Ulang Jieun yang terkejut dengan permintaan sang ibu, nyatanya ini adalah pertama kalinya sang ibu meminta makanan pedas saat malam hari.
"Eoh, eomma menonton siaran mukbang di Tv sepertinya enak."
Jieun mengambil nafas panjangnya seraya terus melirik alrojinya yang kini sudah menunjukkan pukul 8 malam. Bahkan ia belum sempat mengisi perutnya.
"Bisa besok saja eomma? Aku belum makan malam." Lirih Jieun.
"Nanti makanlah sedikit odeng disana untuk mengganjal perutmu, eomma sudah masak makanan kesukaanmu. Mengerti?" Titah Nyonya Lee dengan tergesa.
Jieun kembali membuang napasnya kasar sebelum dirinya pasrah akan permintaan ibunya yang terbilang aneh. "Hmm... Arrasseo."
Jieun yang kini sudah berjalan hingga gerbang Universitas terus melanjutkan perjalanannya menuju halte bus.
Memilih duduk di kursi kedua dari belakang, Jieun menyenderkan kepalanya di jendela yang cukup dingin karena suhu di dalam bus ini. Kaca yang terlihat berembun menjadi hal yang menarik perhatian Jieun untuk sekedar menuliskan beberapa kata di kaca.
Setelah perjalanan 15 menit, bus yang ia tumpangi sudah sampai di halte dekat dengan kedai sundae yang dibilang sang ibu. Hanya 15 menit berjalan dari sini menuju ke rumahnya.
"Harusnya aku minta dibelikan mobil saja." Ketus Jieun seraya meloncat dari pintu bus.
Jieun kembali meneruskan jalannya menuju kedai sundae yang cukup ramai oleh orang-orang yang melepas penatnya di kedai ini seraya meminum soju.
Soju, salah satu pelarian terbaik orang-orang di korea untuk melepaskan penatnya.
Jieun berdiri di depan kedai tersebut seraya memakan beberapa sundae odeng untuk menahan laparnya.
Dengan samar matanya menangkap sosok pria yang tak asing di penglihatannya tengah tertunduk seraya memegang botol soju yang hampir habis.
Jieun mengucek kedua matanya untuk memperbaiki penglihatannya. Hingga akhirnya ia memilih untuk bertanya pada ahjumma penjual sundae.
"Ahjummma, pria itu.. dia datang sendiri?" Ujar Jieun seraya menunjuk kearah meja yang terletak di pojok kedai sundae.
Wanita setengah baya ini mengikuti arah telunjuk Jieun sebelum berujar. "Aahh.. pria itu, iya dia datang sendiri mungkin sekitar 30 menit yang lalu."
Jieun mengangguk singkat sebelum kembali memesan. "Tolong antarkan sundaeku ke meja itu ya, ahjumma."
Jieun masuk kedalam kedai sundae itu, melewati setiap meja dan beberapa pasangan yang nampak tak peduli dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Before Married (?) [DISCONTINU]
FanfictionDisini akan aku ceritakan awal pertemuanku dengan pria bernama Kim Taehyung dan akan ku bagikan sedikit cerita mengenai aku dan kakakkuㅡLee Jian. Dariku-Lee Jieun.