22 Maret, Tahun 16

562 77 10
                                    

Langit Daegu nampaknya tak secerah biasanya. Gulungan awan hitam sudah siap sedia kapanpun ia akan menurunkan hujan untuk membasahi bumi. Mentari yang biasanya muncul, hari ini nampak enggan untuk sekedar menyapa para penghuni bumi yang mungkin butuh untuk menghangatkan diri.

Jalanan Daegu sore hari tak kalah padat dari jalanan kota-kota besar lainnya terutama Seoul. Rutinitas sehari-hari seperti pergi bekerja dan ke sekolah juga berlaku di kota Daegu.

Pilihan untuk bersekolah di Daegu dan berjauhan dengan kedua orang tua serta kedua kakaknya ini nampaknya sudah di pikirkan dengan mantap oleh remaja laki-laki bernama Kim Taehyung.

Alasannya sudah pasti karena ia ingin sekedar menjauhi gadis bernama Lee Jieun yang membutnya menyerah untuk mendapatkan hati gadis yang sudah ia kenal sejak masih Sekolah Dasar. Meski sempat ragu, ternyata insiden sebulan lalu membuatnya semakin mantap untuk memilih meninggalkan Seoul dan meneruskan sekolah di Daegu bersama kakek dan neneknya.

Pria bernama Kim Taehyung ini tengah bersiap untuk pulang ke rumah kakeknya dengan menggunakan sepeda miliknya. Dengan sangat santai ia mengendarai sepeda dan menyusuri jalanan Daegu yang kian gelap.

Rintik hujan perlahan mulai turun dengan hembusan angin yang cukup kencang. Kim Taehyung memutuskan untuk berhenti di sebuah toserba yang hanya beberapa Kilometer dari rumah kakeknya.

Setelah memarkirkan sepedanya, Taehyung mulai masuk ke dalam toserba dan membeli Ramyeon untuk ia makan langsung di tempat itu.

Setelah mencari tempat akhirnya ia memilih tempat yang memperlihatkan langsung sepedanya di luar jendela. Sangat pas berada di hadapannya.

"Permisi.."

Suara yang terdengar familier itu membuatnya menerka siapa pemilik suara yang sudah lama tak ia dengar sebelum menoleh singkat ke arah si pemilik suara berat itu.

"Yoongi Hyung?" Ujar Taehyung seraya menilik kembali pria berkulit pucat yang tengah membawa Ramyeon dengan kedua tangannya.

"Kau Yoongi kan? Min Yoongi?" Ujar Taehyung lagi.

Yoongi menoleh malas. Tatapan dan raut wajahnya tak banyak berubah malah semakin dingin dari sebelumnya. "Eoh, aku Min Yoongi."

"Aku Taehyung, kau masih ingat denganku kan hyung?" Tanya Taehyung yang masih memperhatikan pria berkulit putih di hadapannya.

"Masih. Dan aku sudah mendengarnya." Ujar Min Yoongi seraya menyeruput kuah Ramyeon.

"Kejadian sebulan yang lalu, serta kondisi Jieun sekarang." Lanjut Yoongi.

Taehyung terkejut seraya menundukkam kepalanya, kepercayaan diri serta rasa bersalah itu kembali muncul. "Maaf hyung, aku tidak tahu jika Jieun memiliki trauma air."

Pupil mata Taehyung membesar diikuti dengan rahangnya yang kian menganga setelah melihat beberapa bekas sayatan pada lengan putih Min Yoongi. Matanya kini mengamati raut wajah Min Yoongi.

"Bukan salahmu, jika menyangkut Jieun mungkin itu semua salahku. Aku duluan." Ujar Yoongi seraya menarik diri dari duduknya bersamaan dengan tangannya yang membawa kembali bekas Ramyeon yang sudah ia makan.

Pandangan mata Taehyung tak lepas dari punggung Yoongi yang mulai menjauh hingga akhirnya hilang dan kembali muncul di luar jendela bersamaan dengan tubuh lelaki pucat itu berlari dibawah hujan yang sudah membasahi bagian atas kepalanya.

"Yoongi bahkan tidak takut hujan sekalipun." Gumam Taehyung yang mulai melanjutkan Ramyeon dihadapannya yang sudah tak mengeluarkan asap.

Tangannya merogoh ponsel yang berada di saku celananya. Membaca beberapa pesan dari Seokjin yang sudah berada dirumah neneknya untuk menjenguknya.

Setelah selesai menghabiskan Ramyeon, Taehyung bergegas keluar dan kembali mengendarai sepedanya. Meski hujan belum berhenti sepenuhnya, tetapi niatnya untuk pulang dan bertemu ibu dan hyungnya tentu lebih besar daripada hujan yang turun.

Taehyung mulai mengayuh sepedanya dengan kecepatan normal, menikmati hembusan angin serta hujan yang tak jarang mengenai wajahnya. Matanya harus menyipit agar hujan tak masuk ke dalam matanya.

Teringat pesan Seokjin untuk membelikan beberapa bahan masakan untuk makan malam, Taehyung mampir sebentar ke pasar dan memarkirkan sepedanya.

Langkahnya begitu pasti karena neneknya selalu mengajak berbelanja setiap hari minggu di pasar ini. Juga dengan pedagang yang sesekali menyapanya karena sudah mengenal sang nenek.

Setelah mendapat bahan makanan yang dibutuhkan, Taehyung mulai kembali menuju ke sepedanya.

"Lebih baik aku pulang sekarang sebelum hujannya semakin lebat." Gumam Taehyung yang langsung menaiki sepedanya.

Ia mengayuh sepeda lebih cepat dari sebelumnya dengan tujuan agar sampai ke rumah sebelum hujannya semakin lebat.

Hingga sorot lampu bus yang kian mendekat serta teriakan beberapa orang sebelum tubuh Kim Taehyung terpental sejauh 4 meter dari tempatnya di tabrak.

Kepalanya penuh luka serta bahan makanannya berserakan dijalan. Semua orang berdiri di sekelilingnya. Membantunya sebisa mungkin hingga memanggil panggilan darurat untuk mengirim ambulan secepat mungkin.

Dengan tingkat kesadaran yang minim, Taehyung mengamati beberapa orang hingga matanya dengan samar menangkap sosok Jieun yang tengah tersenyum ke arahnya sebelum ia hilang kesadaran.

..

Instalasi Gawat Darurat Kyungpook National University Hospital tengah disibukkan dengan pasien pemuda yang mengalami kecelakaan akibat Bus yang menabraknya mengalami masalah pada remnya.

Tim medis sebisa mungkin memberi tindakan untuk menyelamatkan pasien yang masih mengenakan seragam sekolahnya.

Setelah mendapat telepon dari pihak Rumah Sakit, Nyonya Kim segera menuju Rumah Sakit dengan sangat tergesa.

Nyonya Kim dan Seokjin dengan pasrah menunggu hasil pemeriksaan medis terhadap anak dan adiknya tersebut.

Setalah 1 jam akhirnya sang dokter keluar dan memberikan informasi terkait kondisi Taehyung.

Ketiganya menuju keruangan dokter untuk membicarakan terkait dengan kondisi Taehyung.

"Anak anda mengalami luka pada kepala dan sedikit mengenain batang otaknya akibat terpental cukup jauh dari tempatnya tertabrak. Kecepatan bus yang menabraknya sungguh diatas kecepatan normal". Jelas sang dokter.

Nyonya Kim memijat pelan kepalanya sebelum menanggapi ucapan sang dokter. "Tapi apa anak saya bisa hidup seperti biasa? Apa dia akan sembuh?"

Dokter mengangguk pelan dan kembali memberi penjelasan. "Anak anda mengalami Amnesia, memori masa kecil diotaknya terhapus dan mungkin akan kesulitan mengingat hal baru. Ini akan sembuh jika anak anda bersedia untuk melakukan rawat jalan terkait kondisinya."

"Tahap ini bisa memakan waktu sekitar 2 tahun, tetapi jika ia memiliki keinganan kuat untuk mengingat sesuatu dan keluarga terus membantunya akan berjalan dengan cepat." Lanjut dokter.

.
.
.
.
.
.
Gimana chapter ini? Udah jelas kan gimana Taehyung sama Jieun bisa saling lupa? ✌

Oiya aku mau minta saran, karena sebelumnya di After Married udah dijelasin tentang masalah putusnya Jieun sama Ong, gimana kalo aku skip aja dan langsung cerita tentang Toserba? Silahkan komen yaa💕 karena yang menikmati ff ini sepenuhnya adalah kalian, sebagai author aku cuma nuangin ide aja dan sangat butuh saran dari kalian💕💕

Jangan lupa vote dan komen yaa💕💕
BigLv💜💜

Before Married (?) [DISCONTINU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang