3 November, Tahun 13

693 93 24
                                    

Musim gugur masih menyelimuti kota Seoul lengkap dengan dedaunan yang menghiasi setiap jalan trotoar yang berubah menjadi cokelat. Angin yang sesekali menerbangkan dedaunan dengan bebas sudah biasa dijumpai di Kota Seoul saat musim gugur.

Gadis yang memakai seragam sekolah yang sesekali menendang tumpukan daun di tepi jalan bergumam dengan kelas tak peduli dengan tatapan orang disekitar yang mengedar tatap ke arahnya dengan raut wajah penuh keanehan.

"Harusnya aku tidak memilih naik bus! Ah sial!" Ketus Jieun.

Jieun kini mengangkat pergelangan tangan kirinya untuk melihat angka pada jam berwarna cokelat dengan motif bunga yang kini sudah menunjukkan pukul 08.55 pagi.

"Biarkan saja aku dihukum!" Ketusnya lagi seraya mengeratkan genggeman pada tali tasnya.

"Aku bahkan tidak malu jika harus--"

"Ya! Lee Jieun!" Teriak seseorang dari arah belakang Jieun yang kini tengah berlari menghampirinya.

Jieun menoleh dengan bibir yang ia majukan beberapa centi lengkap dengan mata yang memicing seolah menerka siapa pria yang memanggilnya sebelum rentetan giginya terlihat dan berujar dengan antusias. "Daniel? Kang Daniel?"

Pria berwajah kucing namun memiliki dua gigi kelinci ini tengah tertawa dengan mata yang nyaris hilang sebelum tangannya mengacak rambut Jieun.

"Yaa lihat siapa yang berjalan dari halte bus"

"Cih, kau tidak dengan sepedamu, hah?" Tanya Jieun.

"Tidak. Kau masih belum berbaikan dengan Yoongi?"

Jieun menggeleng seraya berujar. "Tidak. Siapa Min Yoongi, tidak pernah dengar tuh"

Daniel tertawa seraya kembali mengacak gemas rambut Jieun. "Sudah ku bilang, jangan menaruh perasaan pada pria seperti Yoongi"

Jieun tak menanggapi hanya menendang bokong Daniel dan kemudian melarikan diri memasuki gerbang sekolah.

Kini keduanya tengah berdiri di depan kelas dengan kedua tangan diangkat sejajar dengan kepala mereka.

Tak jarang siswa yang lewat ataupun yang berada di dalam kelas melirik ke arah mereka sebelum tertawa melihat keduanya.

Sontak hal tersebut membuat tatapan sinis Jieun ke arah Daniel yang malah memperlihatkan kedua gigi kelincinya ke arah Jieun.

"Sudah ku bilang tadi jangan mengejarku halaman sekolah" ketus Jieun.

"Kau yang berlari, bodoh"

"Kalian berdua lari 5 putaran di lapangan" ujar seorang pria berusia 28 tahun lengkap tongkat kayu di tangannya.

"Lapangan basket, Pak?" Tanya Jieun seraya terkekeh.

"Lari sekarang atau bapak tambah?"

Jieun dan Daniel segera berlari dengan terburu menuju lapangan. Ini adalah hukuman pertama mereka sejak menjadi siswa kelas 1 Sekolah Menengah Pertama.

..

Di dalam kelas 1-3, Jian tengah memandang keluar jendela dengan sesekali terkekeh sendiri saat melihat Jieun yang kelelahan diikuti tawa Daniel di belakangnya.

"Kang Daniel. Dia menyukai Jieun?"

Suara yang berasal tepat dari sebelah kanannya tempat Jieun duduk ini sontak membuatnya menoleh seraya mengelus tengkuk lehernya sebelum berujar. "Ah tidak tahu, mereka hanya lucu jika berdua seperti itu"

Before Married (?) [DISCONTINU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang