Segerombolan siswa dari arah barat sudah terlihat, suara tawanya terdengar sampai ke tepi lapangan. Ada tiga siswa yang sangat terlihat mencolok, rambut mereka yang sedikit acak-acakan dan memanjang di bagian depan, sepertinya mereka lupa bahwa ini hari pertama masuk sekolah setelah kenaikan kelas.
Para siswi di belakangnya pun sama, saling melempar tawa seperti melepas rasa rindu, bahkan ada yang saling mendorong membuat si gadis bertubuh mungil itu menubruk laki-laki jangkung yang sedang melangkah terburu-buru.
Sementara di tepi lapangan sebelah timur, siswi dengan topi putih khas paskibra itu menepuk keningnya malu. Itu kelasnya, 11 IPS 3
Kelas 11 IPS 3 itu kenapa sih? Kenapa selalu membuat keributan di mana-mana? Ini mau upacara saja harus barengan ke lapangannya, mana sambil bercanda ria lagi. Mereka tidak seperti kelas 11 IPS 1 yang dijuluki kelas bintang karena banyak yang pintar di kelas itu, atau kelas 11 IPS 2 yang dijuluki kelas Agus Salim yang pandai dalam beropini. Mereka malah diberi julukan kelas barbar oleh para guru bahkan kelas sebelah. Tetapi anehnya, ada saja yang iri pada mereka.
Ada lagi kelas bahasa yang dijuluki kelas Chairul Anwar dan kelas IPA pastinya kelas Bj Habibie atau Einstein.
Kelas 11 IPS 3 itu katanya kelas buangan, orang-orang pintarnya dapat dihitung oleh jari. Padahal aslinya kelas IPS angkatan mereka itu dikocok seperti arisan oleh Pak Hasan, guru kesiswaan. Mereka akan tiga tahun bersama dalam kelas itu. Entah itu anugerah atau ujian untuk sebagian siswa lainnya.
"Woi, Echi! Keren banget lo, pake peci putih," teriak cowok berambut sedikit panjang di bagian depan. Namanya Nandi Mahesa si toa kelas yang suaranya melebihi suara Agnes Monica.
Di sampingnya, Sandi Gumilang yang lebih pendek lima senti darinya menepuk kepala laki-laki itu pelan. "Nora banget sih lo! Itu topi bukan peci," ucapnya kesal sendiri menghadapi teman satunya itu.
Gadis yang diteriaki 'Echi" itu hanya menggeleng saja, menahan malu karena nama panggilannya, tapi ia juga sudah terbiasa menghadapi kelakuan teman kelasnya itu. Lalu melangkah untuk menghampiri mereka.
"Ini hari pertama upacara setelah libur, ya. Awas aja kalo kalian bikin ulah, gue tendang lo dari kelas."
Namanya Lesia Tedja Arum, kelahiran Bandung, dia salah satu murid yang sepertinya mendapat ujian terberat karena berada di kelas 11 IPS 3
Awalnya dia ingin masuk kelas bahasa. Tetapi melihat Ridha, sahabatnya dari SD malah masuk kelas IPS, Lesia pun ikutan saja. Lagipula dia tidak ingin belajar bahasa Perancis katanya. Padahal ada alasan yang sepertinya tidak bisa ia beri tahu. Entahlah.
Lesia kembali ke tempat asalnya. Di posisi tengah menjadi pembawa bendera.
Pandangannya lurus ke depan meski sesekali gadis itu melirik ke sampingnya, ada seorang laki-laki tinggi dengan wajah khas Indonesia, kulit sawo matang dan hidung yang tidak terlalu mancung itu selalu saja membuatnya berdebar setiap kali ia menatapnya.
Lesia menggeleng cepat. Berkata dalam hatinya.
Cakep juga percuma kalo udah ada gandengan.
Upacara sudah dimulai sejak dua puluh menit lalu, sekarang sang kepala sekolah sedang memberikan amanatnya untuk seluruh siswa SMA Taruna Jaya.
![](https://img.wattpad.com/cover/173708987-288-k910166.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Kelas (NEW VERSION)
Teen FictionHanya tentang kisah anak-anak remaja tanggung di Sekolah SMA Taruna Jaya. _____________ "Gue nggak akan minta lo jadi pacar gue, tapi gue akan selalu berusaha untuk tetap mencintai lo, selamanya."