16 || Ini tentang perasaan

408 18 2
                                    

Raka mendelik ke arah Dewi yang dari tadi terus menatapnya dengan kerlingan mata dan senyuman manis yang dibuat-buat, cewek itu lalu menaikan satu alisnya, membuat Raka berdecak, lalu berdiri melangkah ke bangku Dewi.

"Tau apa lo?" tanya cowok itu tanpa basa-basi.

Dewi berdehem pelan. "Apa? Kok gue."

"Ikut gue," ucap Raka menarik pelan tangan cewek itu.

Keduanya melangkah cepat, dengan tangan Dewi yang masih ditarik oleh Raka membuat cewek itu dari tadi tak bisa diam minta dilepaskan, sampai Raka berhenti di depan ruang lab komputer, melepaskan tangan cewek itu.

"Merah tangan gue," ucap Dewi menaikkan tangannya ingin menunjukkan.

"Elo tau apa soal gue?" tanya Raka menghiraukan cewek itu.

Dewi menaikkan alisnya. Lalu menghela napas. "Kok nanya gue, kan elo yang ngerasain?"

Raka jadi mengerjap, lalu menoleh ke lapangan sebentar.

"Gue kasih tau," ucap Dewi jadi serius membuat Raka menoleh lagi.

"Kalo lo ngerasain ini," katanya menjeda kalimatnya ketika melihat Raka menatapnya serius, "lo liat mata dia dalam-dalam, kalo elo deg-degan berarti elo suka sama dia."

"Terus?" tanya Raka lagi, menaikkan satu alisnya.

Dewi jadi tersenyum. "Kalo elo suka liat senyum dia atau bahkan elo yang senyum pas liat dia, itu juga elo suka."

Raka mengerutkan keningnya. "Maksudnya? Ribet banget sih elo ngomong."

Dewi berdecak pelan. "Ck, kok bego ah, elo liat senyum dia terus tanpa sadar elo juga ikut senyum."

Raka terdiam, melirik Dewi yang malah tertawa.

"Elo udah jelas suka, Raka, kenapa sih masih harus ditutup-tutupi gini? Bukan elo banget," ucap Dewi jadi mengomel.

Cewek itu jadi menatap ke lapangan yang nampak kosong karena hari ini katanya kelas yang berolah raga sedang melakukan kelenturan otot di ruang olahraga.

"Meskipun gue banyak temen cowok, tapi tetep aja gue cuma cinta sama satu orang," ucap Dewi tiba-tiba, membuat Raka melirik cewek itu diam-diam.

"Gue cuma cari perhatian dia, makannya gue buat seolah-olah gue yang banyak cowok padahal apa? Gue nggak pernah minta apa-apa sama mereka," lanjut cewek itu tersenyum miris.

"Cowok yang gue suka malah nggak suka sama gue, itu buat gue kesel, jadi gue cari pelarian biar dia tau kalo gue bisa tanpa dia."

"Padahal enggak sama sekali," lanjut Dewi akhirnya, "gue sesuka itu sama Kak Iqbal."

Dewi menghela napas, masih memandangi lapangan dengan senyuman tipis. Cewek itu lalu menoleh sebentar pada Raka.

"Gue tau rasanya suka yang pake hati sama suka yang cuma suka aja."

Raka mengerjap, lalu berdehem.

"Gue masih sama Adelia."

Dewi langsung menoleh lagi, lalu mendecak mendengar suara jelas cowok itu.

Teman Kelas (NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang