"WOY WOY WOY! ADA APA INI JALAN BERDUAAN?"Lesia yang baru saja datang, bahkan baru sampai pintu kelas sudah memejamkan matanya di belakang cowok tinggi yang kini berhenti tiba-tiba, dengan satu tangan cowok itu yang menjambak pelan rambut Nandi yang barusan berteriak.
"Sekali nggak toa bisa kan?"
Nandi hanya meringis pelan, lalu memilih berjalan kembali ke tempatnya dengan membawa kaleng bekas pengharum ruangan.
"Dengerin dulu, gue mau ngomong."
Suara Raka yang tiba-tiba membuat mereka berhenti dari kegiatannya, menoleh pada Raka yang kini duduk di kursi depan, sementara Lesia yang ingin berjalan ke bangkunya ditahan oleh cowok itu membuatnya mau tak mau duduk di sampingnya dengan wajah mendelik sebal.
"Diem dulu," katanya pelan.
"Ada apa lagi ini qaqa?" teriak Sandi yang baru saja mendudukkan diri.
Iris kembali ke tempatnya setelah menumpang tidur di belakang kelas.
Raka berdehem. "Tadi gue dipanggil sama Lesia, Bu Winda minta perwakilan buat acara besok," ucapnya menjelaskan.
"Acaranya apa aja?" tanya Susan dari barisan kedua, mengacungkan tangannya.
"Tanya anggota OSIS," jawab Raka melirik Lesia di sampingnya yang diam saja menunduk pada kertas yang ia bawa tadi.
"Acaranya banyak woy padahal cuma sehari," sahut Dewi di samping Susan.
"Le, jelasin," ucap Raka menyikut lengan gadis itu membuat Lesia mengerjap, menegakkan bahunya.
"Acara besok, ya," gumam Lesia pelan, "pagi-pagi kayak biasa aja pembukaan terus pameran di lapangan indoor, kalian bebas buat ke sana kapan aja kok," jelas Lesia, "nah siangnya ada penampilan anak-anak band sama dance cover kan, Susan, dari anak-anak cheers."
Susan mengangguk semangat dengan menaikkan satu jempolnya. "Jangan lupa nonton gue," teriaknya bersemangat.
"Ada Dinda nggak, San?" teriak Jidan tiba-tiba, di tempatnya sudah mendapat cubitan keras dari Elvira membuat cowok itu meringis.
Raka berdehem pelan, melotot pada cowok itu membuat Jidan tertawa puas.
"Ada loh, makannya besok jangan lupa bawa banner nama gue," sambung Susan berdiri semangat yang membuat satu kelas menyorakinya.
"Udah udah," ucap Raka menenangkan, "gue sama Lesia udah dipilih sama Bu Winda bikin lukisan sama puisi, yang lain bikin karya seni bebas kayak guci gitu."
"Kita punya satu tempat di meja buat satu kelas," lanjutnya membuat Jeri yang mendengar itu jadi semangat.
"Gue bawa dagangan gue nggak papa, Rak? Ada aksesoris kok," katanya menaikan satu tangannya.
Raka sempat mencibir pada cowok tinggi itu yang paling semangat jika sudah membahas jualan.
"Ck, ribut jualan," ucapnya mendengus, "bikin karya seni, kayak figura gitu, elo kan rajin bikin, ya, Jer, nah elo bikin dari stik es krim satu aja," lanjutnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/173708987-288-k910166.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Kelas (NEW VERSION)
Teen FictionHanya tentang kisah anak-anak remaja tanggung di Sekolah SMA Taruna Jaya. _____________ "Gue nggak akan minta lo jadi pacar gue, tapi gue akan selalu berusaha untuk tetap mencintai lo, selamanya."