Malam itu di sebuah rumah bercat putih dan abu ramai, apalagi ada kepulan asap kecil di bagian belakang rumah. Mereka sedang mengadakan bakar-bakar makanan, untuk merayakan kemenangan adiknya Andri yang mengikuti lomba pidato bahasa Inggris.
"BUN, MENTAGANYA MANA?"
Andri mendengus kesal menatap ke arah dapur, cowok itu baru saja menyalakan kompor tapi langsung dimatikan kembali karena lupa dengan sesuatu.
"Jangan teriak-teriak bisa, kan? Heran sama ini cowok," ucap seorang cewek berajalan pelan dengan kedua tangan memegang wadah.
Andri hanya bergumam pelan, kembali menunduk menyalakan kompor. "Lama banget, ngapain aja sih? Ngobrol apa sama bunda gue?"
Cewek itu hanya menaikan bahu, mulai melumuri sosis dengan mentega. "Kepo banget."
Cowok itu mencibir pelan mendengarnya, tetapi tak ingin memperpanjang masalah, kini mulai sibuk membolak balik beberapa makanan.
Lesia sendiri baru saja datang karena harus membeli beberapa bumbu.
Cewek itu berjalan ke arah Andri yang sedang memanggang, sambil membawa beberapa piring.
Keningnya berkerut ketika melihat seorang cewek yang membelakanginya, lalu melotot saat menyadari siapa cewek itu.
"Lho Naya?" teriak Lesia agak kaget ketika cewek itu menoleh ke belakang, sambil membawa mangkuk berisikan kecap.
Naya hanya tersenyum, melirik Andri sebentar. "Heheh, gue diajak Andri," ucapnya agak canggung.
Lesia menyipitkan mata, melirik Andri yang hanya diam lalu melotot pelan. "Disuruh mamah gue."
"Hah? Masa sih?" tanya cewek itu masih merasa kaget.
"Napa sih Le, kaget bener?"
Lesia menoleh ke belakang, semakin melebarkan mata melihat seorang cowok yang kini berjalan ke arah mereka. Andri hanya tersenyum saja dengan Naya yang jadi menggeleng pelan.
"Kok ada elo juga?"
"Gue diajak kok," jawab Raka santai, "udah sana lo bantuin."
Raka mendorong tubuh Lesia membuat cewek itu mendecak, maju beberapa langkah di depan pembakaran. Dengan Raka yang mengambil alih capitan makanan di tangan Andri.
"Biar gue aja," katanya bersemangat, lalu mendorong Andri mendekat pada Naya, selanjutnya cowok itu berbalik mendekat pada Lesia yang sudah sibuk memanggang.
Andri masih diam di samping Naya yang jadi menatap ke arah Raka dan Lesia yang kini sudah mulai sibuk, sibuk berantem.
Cowok itu melirik samping, berdecak pelan tiba-tiba jadi terasa canggung begini.
"Kita bikin minum aja," ucap Andri menarik pelan tangan Naya membuat cewek itu mau tak mau ikut bergerak.
Raka mendengus pelan saat membalikan sosisnya yang sudah berwarna hitam, cowok itu melirik Lesia yang sudah menampakan wajah kaget.
"Hahahah katanya bisa, tapi gosong," ucap Lesia tertawa dengan menepuk keras bahu cowok itu.
Raka hanya mencibir. "Ini gara-gara elo yang ngajak ngobrol gue terus."
Lesia mendelik, menunduk mulai mengecilkan apinya."Dih, nyalahin gue, apinya tuh kegedean."
Raka ikut mendelik, lalu mengambil beberapa potong sosis yang sudah gosong, sementara sosis yang masih sebagian gosong ia pisahkan ke pinggir pembakaran. Lesia melihat itu jadi agak maju mengambil sosis gosong tadi, lalu dimasukan ke dalam mangkuk berisi kecap pedas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Kelas (NEW VERSION)
Teen FictionHanya tentang kisah anak-anak remaja tanggung di Sekolah SMA Taruna Jaya. _____________ "Gue nggak akan minta lo jadi pacar gue, tapi gue akan selalu berusaha untuk tetap mencintai lo, selamanya."